Bank BRI Dukung Pembayaran Klaim Asuransi Garuda Indonesia

Rabu, 22 Juni 2016 - 21:27 WIB
Bank BRI Dukung Pembayaran Klaim Asuransi  Garuda Indonesia
Bank BRI Dukung Pembayaran Klaim Asuransi Garuda Indonesia
A A A
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) bersama PT Garuda Indonesia Tbk dan Citilink serta PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) bekerja sama mengembangkan sistem layanan pembayaran klaim asuransi customer penerbangan pesawat Garuda dan Citilink.

Melalui kerja sama tersebut, Askrindo akan bertindak sebagai pihak asuransi yang akan menggaransi pembayaran kompensasi kepada penumpang apabila terjadi keterlambatan atau kerugian lain terkait penerbangan Garuda Indonesia dan Citilink.

"Sedangkan Bank BRI akan menyediakan jasa pembayarannya melalui Unit Kerja Operasional (UKO)-nya yang tersebar di seluruh tanah air," kata Direktur Konsumer Bank BRI Sis Apik Wijayanto di Jakarta, Rabu (22/6/2016).

Kerja sama strategis ini dapat meningkatkan kemudahan pembayaran klaim penumpang pesawat di manapun penumpang berada, dengan memanfaatkan banyaknya UKO BRI.

Bahkan, dengan adanya kerja sama ini, maskapai sudah tidak perlu lagi menyiapkan uang cash di setiap kantornya yang berada di bandara-bandara.

Direktur Utama PT Askrindo Antonius Chandra S Napitupulu mengungkapkan, Garuda Indonesia dan Citilink dapat menjadikan Askrindo sebagai mitra kerja andal dan terpercaya dalam hal coverage asuransi.

"Dengan penandatanganan kerja sama ini dapat meningkatkan pertumbuhan bisnis bagi kedua belah pihak, terutama dalam transaksi keuangan non tunai sekaligus mendukung program Less Cash Society," papar dia.

Di sisi lain, Askrindo juga menargetkan pendapatan premi mencapai sekitar Rp3,6 triliun pada tahun ini. Dari target pendapatan premi sebesar Rp3,6 triliun, sekitar 55% berasal dari kredit usaha rakyat (KUR) dan 45% sisanya dari non-KUR.

Menurutnya, peningkatan premi KUR sudah memperhitungkan tingkat non performing guarantee (NPG) yang diperkirakan semakin membaik seiring perbaikan ekonomi.

"Tahun lalu dengan adanya perlambatan ekonomi tingkat NPG itu ada divsekitar 4,5%-5%. Tahun ini harusnya mengecil, kisaran 3%-4%," tukasnya.

Sementara, pada tahun ini perusahaan juga menargetkan laba sebelum pajak sebesar Rp1,5 triliun, untuk target IJP KUR 2016 sebesar Rp1,1 triliun dan target premi non KUR secara nasional sebesar Rp2,8 triliun. "Total target gabungan IJP KUR dan premi Non KUR sebesar Rp3,9 triliun," tutup dia.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5488 seconds (0.1#10.140)