Pertumbuhan Kredit Melambat, OJK Sebut Wajar
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, pertumbuhan kredit Indonesia secara year on year (YoY) masih melambat, lantaran pertumbuhan ekonomi Indonesia belum pulih. Hal ini terlihat dari data Bank Indonesia (BI) untuk pertumbuhan kredit perbankan pada periode April 2016 yang hanya mencapai 8%.
Angka ini melambat jika dibandingkan dengan Maret 2016 yang sebesar 8,7% secara YoY. Tak hanya kredit, BI juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 2016 menurun menjadi 6,2% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,4 % (yoy).
"Wajar kalau turun. Karena kan ekonomi kita masih belum bisa dikatakan membaik betul. Hanya saja, kita di ASEAN ini malah relatif yang oke," papar dia usai acara Warta Ekonomi Digital Innovation Award for Banking 2016 di Jakarta.
Dia menambahkan bila pertumbuhan ekonomi kembali bergairah, maka untuk penyaluran kredit perbankan juga akan semakin besar. "Karena ekonomi kita belum stabil, maka permintaan kredit melemah dan melambat," sambung dia.
Namun Muliaman percaya, bahwa kebijakan BI untuk menstimulus pelonggaran aturan KPR yang dikeluarkan beberapa waktu lalu akan bisa mendorong pertumbuhan kredit lebih cepat. "Dari Loan To Value (LTV) uang muka (down payment) bisa bantu karena berikan kemudahan kredit kepada nasabah, bisa create demand," tutup dia.
Angka ini melambat jika dibandingkan dengan Maret 2016 yang sebesar 8,7% secara YoY. Tak hanya kredit, BI juga mencatat pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada April 2016 menurun menjadi 6,2% (yoy) dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 6,4 % (yoy).
"Wajar kalau turun. Karena kan ekonomi kita masih belum bisa dikatakan membaik betul. Hanya saja, kita di ASEAN ini malah relatif yang oke," papar dia usai acara Warta Ekonomi Digital Innovation Award for Banking 2016 di Jakarta.
Dia menambahkan bila pertumbuhan ekonomi kembali bergairah, maka untuk penyaluran kredit perbankan juga akan semakin besar. "Karena ekonomi kita belum stabil, maka permintaan kredit melemah dan melambat," sambung dia.
Namun Muliaman percaya, bahwa kebijakan BI untuk menstimulus pelonggaran aturan KPR yang dikeluarkan beberapa waktu lalu akan bisa mendorong pertumbuhan kredit lebih cepat. "Dari Loan To Value (LTV) uang muka (down payment) bisa bantu karena berikan kemudahan kredit kepada nasabah, bisa create demand," tutup dia.
(akr)