Wimboh Prediksi Pertumbuhan Kredit Tahun Depan Capai 9%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi pertumbuhan kredit tahun 2021 akan mencapai 7%-9% atau penyalurannya bertambah Rp500 triliun sampai Rp600 triliun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ketua OJK Wimboh Santoso mengatakan persentase pertumbuhan kredit memang menurun, tetapi secara nominal terjadi kenaikan.
"Memang kalau kita lihat tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan kredit sempat mencapai persentase double digit. Tetapi nominalnya diyakini tidak akan lebih tinggi daripada proyeksi tahun depan," kata Wimboh di Jakarta, Senin (22/6/2020)
Wimboh melanjutkan untuk mencapai itu, pihaknya akan terus berkomunikasi dengan perbankan dan para pengusaha dalam menetapkan sektor apa saja yang membutuhkan penyaluran kredit.
"Ini akan segera dibicarakan dengan perbankan sehingga perbankan bisa berikan kami angka totalnya (penyaluran kredit) berapa dan apakah sesuai dengan harapan kami dalam mendukung perekonomian ini," katanya.
Wimboh menjelaskan saat ini, konsumsi masyarakat adalah prasyarat kegiatan korporasi berjalan. Dengan adanya peningkatan konsumsi berarti terjadi permintaan dan perusahaan bisa berproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.
"Kapan konsumsi digenjot, dan kapan korporat bisa mengikuti, memang harus diskenariokan," tandasnya.
Ketua OJK Wimboh Santoso mengatakan persentase pertumbuhan kredit memang menurun, tetapi secara nominal terjadi kenaikan.
"Memang kalau kita lihat tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan kredit sempat mencapai persentase double digit. Tetapi nominalnya diyakini tidak akan lebih tinggi daripada proyeksi tahun depan," kata Wimboh di Jakarta, Senin (22/6/2020)
Wimboh melanjutkan untuk mencapai itu, pihaknya akan terus berkomunikasi dengan perbankan dan para pengusaha dalam menetapkan sektor apa saja yang membutuhkan penyaluran kredit.
"Ini akan segera dibicarakan dengan perbankan sehingga perbankan bisa berikan kami angka totalnya (penyaluran kredit) berapa dan apakah sesuai dengan harapan kami dalam mendukung perekonomian ini," katanya.
Wimboh menjelaskan saat ini, konsumsi masyarakat adalah prasyarat kegiatan korporasi berjalan. Dengan adanya peningkatan konsumsi berarti terjadi permintaan dan perusahaan bisa berproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut.
"Kapan konsumsi digenjot, dan kapan korporat bisa mengikuti, memang harus diskenariokan," tandasnya.
(bon)