Efek Brexit ke Pasar Saham Indonesia Masih Berlanjut
A
A
A
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan efek keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) ke pasar saham Indonesia masih akan berlanjut. Pada pembukaan perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 34,21 poin atau 0,71% ke level 4.800,36.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, turunnya IHSG hari ini kemungkinan masih karena dampak dari terjadinya Brexit. Investor dinilai masih akan mengatur ulang portofolionya.
"Rasanya mungkin masih (karena Brexit), keputusannya kan baru minggu lalu. Sehingga, dampaknya hari ini masih terasa, investor itu adjust portfolionya tapi minggu kemarin walaupun index kita turun 0,82%, secara transaksi asing itu nett buy, kita lihat lagi perkembangannya hari ini sperti apa," ujarnya di Jakarta, Senin (27/6/2016).
Nurhaida menjelaskan, Indonesia memiliki pasar cukup matang karena turunnya IHSG tidak signifikan. Bahkan, dampaknya tidak separah Bursa Jepang.
"Dari kondisi kemarin itu sebenarnya Indonesia punya market yang cukup mature, matang, penurunan itu tidak signifikan, hari-hari sebelumnya kita bisa turun 0,1%, kalau 0,8% jadi dampaknya tidak separah seperti Nikkei yang turunnya luar biasa, tapi kita lihat apakah Nikkei di Jepang ada faktor lain. Di kita penurunan 0,82% berarti market kita sudah mengantisipasi lebih awal," jelas dia.
Menurutnya, investor di Tanah Air butuh kondisi jelas dari efek Brexit. Jika belum ada, maka bukan tidak mungkin pergerakan indeks akan masih belum stabil.
"Di kita penurunan itu sektar 0,82% tapi di negara lain bisa lebih besar, kita lihat lagi hari ini bagaimana. Pada dasarnya di market itu ingin melihat kepastian, kondisi yang jelas, barangkali dengan Brexit ini masih ada yang belum jelas di market. Sehingga, ada saham yang naik dan turun," pungkasnya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida mengatakan, turunnya IHSG hari ini kemungkinan masih karena dampak dari terjadinya Brexit. Investor dinilai masih akan mengatur ulang portofolionya.
"Rasanya mungkin masih (karena Brexit), keputusannya kan baru minggu lalu. Sehingga, dampaknya hari ini masih terasa, investor itu adjust portfolionya tapi minggu kemarin walaupun index kita turun 0,82%, secara transaksi asing itu nett buy, kita lihat lagi perkembangannya hari ini sperti apa," ujarnya di Jakarta, Senin (27/6/2016).
Nurhaida menjelaskan, Indonesia memiliki pasar cukup matang karena turunnya IHSG tidak signifikan. Bahkan, dampaknya tidak separah Bursa Jepang.
"Dari kondisi kemarin itu sebenarnya Indonesia punya market yang cukup mature, matang, penurunan itu tidak signifikan, hari-hari sebelumnya kita bisa turun 0,1%, kalau 0,8% jadi dampaknya tidak separah seperti Nikkei yang turunnya luar biasa, tapi kita lihat apakah Nikkei di Jepang ada faktor lain. Di kita penurunan 0,82% berarti market kita sudah mengantisipasi lebih awal," jelas dia.
Menurutnya, investor di Tanah Air butuh kondisi jelas dari efek Brexit. Jika belum ada, maka bukan tidak mungkin pergerakan indeks akan masih belum stabil.
"Di kita penurunan itu sektar 0,82% tapi di negara lain bisa lebih besar, kita lihat lagi hari ini bagaimana. Pada dasarnya di market itu ingin melihat kepastian, kondisi yang jelas, barangkali dengan Brexit ini masih ada yang belum jelas di market. Sehingga, ada saham yang naik dan turun," pungkasnya.
(izz)