Pemerintah Berlomba Tarik Capital Inflow lewat Tax Amnesty
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) akan membuat negara lain mengungsikan dananya ke negara emerging market. Dia menerangkan pemerintah akan mempromosikan tax amnesty untuk menarik dana-dana di sana agar mau diparkir di Indonesia.
(Baca Juga: Diguncang Brexit, Tax Amnesty Diklaim Mampu Topang Ekonomi RI)
Terlebih lagi saat ini sedang terjadi perlambatan ekonomi secara global sehingga negara lain seolah berkompetisi memperebutkan dana tersebut untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
"Saat ini memang pertumbuhan ekonomi global sedang melambat betul. Setiap negara bersaing memperebutkan capital inflow untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Kita bisa menarik dana tersebut dengan promosi tax amnesty," kata Bambang dalam konferensi Pers di Kantornya, Rabu (29/6/2016)
Dia juga menilai, saat belum ada tax amnesty, pemerintah sulit untuk menarik masuk dana Indonesia yang terparkir di luar negeri. Maka, sejak kemarin UU pengampunan pajak atau Tax amnesty disahkan, ini semacam penarik untuk membujuk para pemilik dana tersebut.
Hal ini, menurutnya harus dilakukan agar Indonesia bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dia menceritakan kondisi saat ini jauh berbeda dengan tahun 90-an, dimana pada waktu itu pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5% bahkan 8%.
"Di 2011 juga pertumbuhan ekonomi kita 6,5%. Kondisi itu tidak bisa disamakan kayak sekarang. Ya memang faktanya, di masa itu banyak dana masuk ke Indonesia lewat investasi di industri padat karya akibat relokasi industri yang dilakukan Jepang ke sejumlah negara Asia termasuk Indonesia," kata Bambang.
Kala itu, ujarnya, Indonesia belum punya saingan seperti sekarang yang sebut saja Vietnam dan Thailand. "Waktu itu Indonesia tidak punya pesaing. Vietnam dan Thailand tidak masuk radar sehingga Indonesia yang menjadi pilihan paling potensial. Kalau sekarang kan mereka sudah jadi saingan terberat kita di ASEAN," tutup dia.
(Baca Juga: Diguncang Brexit, Tax Amnesty Diklaim Mampu Topang Ekonomi RI)
Terlebih lagi saat ini sedang terjadi perlambatan ekonomi secara global sehingga negara lain seolah berkompetisi memperebutkan dana tersebut untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara.
"Saat ini memang pertumbuhan ekonomi global sedang melambat betul. Setiap negara bersaing memperebutkan capital inflow untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Kita bisa menarik dana tersebut dengan promosi tax amnesty," kata Bambang dalam konferensi Pers di Kantornya, Rabu (29/6/2016)
Dia juga menilai, saat belum ada tax amnesty, pemerintah sulit untuk menarik masuk dana Indonesia yang terparkir di luar negeri. Maka, sejak kemarin UU pengampunan pajak atau Tax amnesty disahkan, ini semacam penarik untuk membujuk para pemilik dana tersebut.
Hal ini, menurutnya harus dilakukan agar Indonesia bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dia menceritakan kondisi saat ini jauh berbeda dengan tahun 90-an, dimana pada waktu itu pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5% bahkan 8%.
"Di 2011 juga pertumbuhan ekonomi kita 6,5%. Kondisi itu tidak bisa disamakan kayak sekarang. Ya memang faktanya, di masa itu banyak dana masuk ke Indonesia lewat investasi di industri padat karya akibat relokasi industri yang dilakukan Jepang ke sejumlah negara Asia termasuk Indonesia," kata Bambang.
Kala itu, ujarnya, Indonesia belum punya saingan seperti sekarang yang sebut saja Vietnam dan Thailand. "Waktu itu Indonesia tidak punya pesaing. Vietnam dan Thailand tidak masuk radar sehingga Indonesia yang menjadi pilihan paling potensial. Kalau sekarang kan mereka sudah jadi saingan terberat kita di ASEAN," tutup dia.
(akr)