Raup Untung Ciamik dari Para Fashionholic
A
A
A
SEPATU adalah barang fashion yang gemar dikoleksi oleh wanita. Bahkan, bagi seorang fashionista memiliki sepasang sepatu saja tidak cukup. Biasanya, mereka kerap memadupadankan sepatu dengan busana yang dikenakan.
Terbayang kan, berapa banyak sepatu yang harus dibeli untuk memenuhi hasrat berbusana mereka. Tak heran, banyak sekali toko yang menjajakan berbagai merek dan bentuk sepatu di berbagai pusat perbelanjaan atau menjualnya secara online.
Peluang ini juga dimanfaatkan Resty Lestari, dengan brand sepatunya REAL INC. Sejak 2009, Resty yang kala itu masih menjalani pendidikan sebagai mahasiswi di salah satu universitas swasta di Jakarta mulai menawarkan jasa pembuatan sepatu handmade yang diproduksi perajin lokal.
"Pertama kali, saya memasarkan jasa ini kepada teman-teman kampus saya melalui buku katalog yang saya buat sendiri. Ketika itu, saya mendapat respons baik. Banyak dari teman-teman saya yang memesan sepatu dengan berbagai macam model, warna dan ukuran," katanya kepada Sindonews belum lama ini.
Kemudian, sejak 2012 Resty mengaku mulai menawarkan barang dagangannya tersebut via pesan berantai (broadcat message) BlackBerry kepada teman dan keluarganya. Ternyata, pesan berantai tersebut disebarkan lagi oleh koleganya tersebut hingga dirinya pun mendapatkan pelanggan baru secara online.
"Ketika media sosial Twitter saat itu sudah mulai ramai juga dipakai oleh masyarakat, saya mulai terpikir bahwa usaha ini sebaiknya saya beri nama (brand sendiri) dan nama REAL INC lah yang saya pilih. Pada September 2012, saya mulai memasarkan brand REAL INC melalui media sosial Twitter," tutur dia.
Kala mengawali usahanya itu, Resty menyebutkan bahwa dirinya hanya mempersiapkan modal sekitar Rp3 juta. Namun siapa sangka, saat ini lulusan komunikasi ini telah meraup untung hingga Rp70 juta per bulan.
"Omzet yang dihasilkan perbulannya atas penjualan sepatu ready stock REAL INC berkisar di Rp20 juta Rp30 juta. Namun, pada saat periode Ramadhan menjelang Idul Fitri dapat mencapai Rp40 juta sampai Rp70 juta," terangnya.
Diakuinya, pembuatan sepatu handmade tidak mudah. Seringkali waktu pembuatan menjadi kendalanya menjual produknya tersebut. Sebab, sepatu handmade tidak bisa dikerjakan dengan waktu yang singkat. Saat ini, sekitar 12 perajin sepatu turut serta membantu proses produksi sepatu REAL INC.
Menurutnya, ketelitian dan kontrol terhadap kualitas menjadi salah satu bagian penting agar pelanggan puas dengan produk yang dihasilkannya tersebut. Proses pembuatan sepatu dari mulai pembuatan pola, pengaplikasian pola pada bahan sepatu, proses jahit, pengeleman, lepas cetakan, hingga pengeringan harus benar-benar dilakukan dengan baik sehingga memiliki standar kualitas yang juga baik.
"Dengan jangka waktu pembuatan inilah, kami memutuskan untuk memproduksi sepatu siap pakai dan siap kirim agar dapat langsung dibeli customer tanpa harus menunggu proses pembuatan terlebih dahulu," ungkapnya.
Meski kini brand sepatunya sudah banyak dikenal, namun dia mengaku masih memasarkan produknya hanya melalui media berbasis daring saja. Selain lewat Twitter dan Instagram, saat ini dirinya tengah mengembngkan webstore agar pelanggan dapat lebih mudah dan cepat memesan produknya.
"Kami berharap ke depannya dapat memiliki offline store agar customer dapat membeli langsung dan mencoba produk kami secara langsung," tandas dia.
Terbayang kan, berapa banyak sepatu yang harus dibeli untuk memenuhi hasrat berbusana mereka. Tak heran, banyak sekali toko yang menjajakan berbagai merek dan bentuk sepatu di berbagai pusat perbelanjaan atau menjualnya secara online.
Peluang ini juga dimanfaatkan Resty Lestari, dengan brand sepatunya REAL INC. Sejak 2009, Resty yang kala itu masih menjalani pendidikan sebagai mahasiswi di salah satu universitas swasta di Jakarta mulai menawarkan jasa pembuatan sepatu handmade yang diproduksi perajin lokal.
"Pertama kali, saya memasarkan jasa ini kepada teman-teman kampus saya melalui buku katalog yang saya buat sendiri. Ketika itu, saya mendapat respons baik. Banyak dari teman-teman saya yang memesan sepatu dengan berbagai macam model, warna dan ukuran," katanya kepada Sindonews belum lama ini.
Kemudian, sejak 2012 Resty mengaku mulai menawarkan barang dagangannya tersebut via pesan berantai (broadcat message) BlackBerry kepada teman dan keluarganya. Ternyata, pesan berantai tersebut disebarkan lagi oleh koleganya tersebut hingga dirinya pun mendapatkan pelanggan baru secara online.
"Ketika media sosial Twitter saat itu sudah mulai ramai juga dipakai oleh masyarakat, saya mulai terpikir bahwa usaha ini sebaiknya saya beri nama (brand sendiri) dan nama REAL INC lah yang saya pilih. Pada September 2012, saya mulai memasarkan brand REAL INC melalui media sosial Twitter," tutur dia.
Kala mengawali usahanya itu, Resty menyebutkan bahwa dirinya hanya mempersiapkan modal sekitar Rp3 juta. Namun siapa sangka, saat ini lulusan komunikasi ini telah meraup untung hingga Rp70 juta per bulan.
"Omzet yang dihasilkan perbulannya atas penjualan sepatu ready stock REAL INC berkisar di Rp20 juta Rp30 juta. Namun, pada saat periode Ramadhan menjelang Idul Fitri dapat mencapai Rp40 juta sampai Rp70 juta," terangnya.
Diakuinya, pembuatan sepatu handmade tidak mudah. Seringkali waktu pembuatan menjadi kendalanya menjual produknya tersebut. Sebab, sepatu handmade tidak bisa dikerjakan dengan waktu yang singkat. Saat ini, sekitar 12 perajin sepatu turut serta membantu proses produksi sepatu REAL INC.
Menurutnya, ketelitian dan kontrol terhadap kualitas menjadi salah satu bagian penting agar pelanggan puas dengan produk yang dihasilkannya tersebut. Proses pembuatan sepatu dari mulai pembuatan pola, pengaplikasian pola pada bahan sepatu, proses jahit, pengeleman, lepas cetakan, hingga pengeringan harus benar-benar dilakukan dengan baik sehingga memiliki standar kualitas yang juga baik.
"Dengan jangka waktu pembuatan inilah, kami memutuskan untuk memproduksi sepatu siap pakai dan siap kirim agar dapat langsung dibeli customer tanpa harus menunggu proses pembuatan terlebih dahulu," ungkapnya.
Meski kini brand sepatunya sudah banyak dikenal, namun dia mengaku masih memasarkan produknya hanya melalui media berbasis daring saja. Selain lewat Twitter dan Instagram, saat ini dirinya tengah mengembngkan webstore agar pelanggan dapat lebih mudah dan cepat memesan produknya.
"Kami berharap ke depannya dapat memiliki offline store agar customer dapat membeli langsung dan mencoba produk kami secara langsung," tandas dia.
(izz)