Harga Minyak Naik Akibat Kudeta Militer di Turki

Sabtu, 16 Juli 2016 - 08:00 WIB
Harga Minyak Naik Akibat...
Harga Minyak Naik Akibat Kudeta Militer di Turki
A A A
LONDON - Turki, negara yang melintasi Eropa dan Timur Tengah memang bukan produsen utama minyak, namun merupakan daerah penghubung penting. Pasalnya, harga minyak secara umum berkorelasi dengan kondisi Timur Tengah.

Ketidakstabilan Timur Tengah membuat harga minyak terkerek. Tentu tidak lupa dengan peristiwa Perang Arab Israel tahun 1973 yang melecutkan harga si emas hitam hingga dikenal dengan istilah Bonanza Minyak.

Merujuk Reuters, Sabtu (16/7/2106), harga minyak mentah Brent naik 1,01% ke level USD48,09 per barel. Sementara minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate naik 0,72% ke angka USD46,28 per barel.

Analis dari Again Capital, John Kilduff, mengatakan kepada CNBC pada Sabtu ini bahwa minyak mengambil “untung” karena peristiwa di Turki. “Kudeta Turki membuat harga minyak naik namun belum tentu akan bullish terus (sementara),” ujarnya.

Pasalnya, sambung dia, kenaikan harga bisa jadi disebabkan data konsumen energi AS dan China pada Jumat kemarin, yang mendorong prospek permintaan minyak.

Data Jumat (15/7), perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes menunjukkan pengebor AS menambah rig minyak untuk pekan keenam dalam tujuh hari terakhir. Jumlah rig minyak yang beroperasi di AS naik sebesar 6 ke 357, dibandingkan dengan 638 pada periode yang sama tahun lalu.

Hal ini karena data penjualan ritel di negeri Abang Sam pada bulan Juni meningkat, sebagai akibat kenaikan pembelian otomotif di AS dan barang konsumsi lainnya.

Adapun pertumbuhan ekonomi China pada kuartal kedua naik 6,7%, lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini membuat permintaan minyak di China naik 3,2% dari tahun sebelumnya, ke level 45 juta ton atau 10,9 juta barel per hari, merupakan angka tertinggi menurut Biro Statistik Nasional China pada Jumat kemarin.

Pada saat yang sama, produksi minyak mentah dalam negeri China sepanjang enam bulan pertama 2016 turun 4,6% dari tahun lalu ke level terendah sejak 2010.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7868 seconds (0.1#10.140)