Rupiah Menanti PMK Tax Amnesty
A
A
A
JAKARTA - Analis First Asia Capital David Sutyanto mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (USD) pekan depan, lebih dahulu akan menanti dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Tax Amnesty (pengampunan pajak). Sehingga, rupiah diharapkan bisa semakin menguat.
David menjelaskan, jika PMK Tax Amnesty bisa keluar dengan tanpa hambatan maka rupiah diperkirakan akan menguat. Bahkan bisa meninggalkan level Rp13.000/USD.
"Kalau tax amnesty jalan, direspons bisa di bawah Rp13.000/USD. Apalagi kalau PMK satu dua hari ke depan sudah jalan, PMK tarif paling rendah 3% dari sejak keluar sampai tiga bulan ke depan," ujarnya, saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (17/7/2016).
Dia memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp12.900/USD-Rp13.250/USD pekan depan. "Saya rasa bawahnya di Rp12.900/USD, atasnya Rp13.250/USD. Harusnya sih bisa ke level Rp12.000-an/USD kalau PMK keluar pekan depan," katanya.
Menurut David, pemerintah akan melihat terlebih dahulu pada tiga bulan pertama tersebut untuk memperkirakan potensi dana yang masuk dari tax amnesty. "Tiga bulan pertama berapa yang bisa dihimpun. Sehabis itu tiga bulan berikutnya sampai Desember 2016," tutur David.
Sementara, lanjut dia, dengan derasnya aliran dana yang masuk dari kebijakan tax amnesty bukan tidak mungkin membuat rupiah terlalu menguat. Hal ini yang menjadi kekhawatiran karena fluktuasinya terlalu tinggi.
"Rupiah terlalu menguat atau terlalu melemah merugikan. Mestinya naik atau turun namanya fluktuasi bisa minimum, harusnya bisa stabil, mungkin ini yang dikhawatirkan pemerintah," pungkasnya.
David menjelaskan, jika PMK Tax Amnesty bisa keluar dengan tanpa hambatan maka rupiah diperkirakan akan menguat. Bahkan bisa meninggalkan level Rp13.000/USD.
"Kalau tax amnesty jalan, direspons bisa di bawah Rp13.000/USD. Apalagi kalau PMK satu dua hari ke depan sudah jalan, PMK tarif paling rendah 3% dari sejak keluar sampai tiga bulan ke depan," ujarnya, saat dihubungi Sindonews di Jakarta, Minggu (17/7/2016).
Dia memprediksi rupiah akan bergerak di kisaran Rp12.900/USD-Rp13.250/USD pekan depan. "Saya rasa bawahnya di Rp12.900/USD, atasnya Rp13.250/USD. Harusnya sih bisa ke level Rp12.000-an/USD kalau PMK keluar pekan depan," katanya.
Menurut David, pemerintah akan melihat terlebih dahulu pada tiga bulan pertama tersebut untuk memperkirakan potensi dana yang masuk dari tax amnesty. "Tiga bulan pertama berapa yang bisa dihimpun. Sehabis itu tiga bulan berikutnya sampai Desember 2016," tutur David.
Sementara, lanjut dia, dengan derasnya aliran dana yang masuk dari kebijakan tax amnesty bukan tidak mungkin membuat rupiah terlalu menguat. Hal ini yang menjadi kekhawatiran karena fluktuasinya terlalu tinggi.
"Rupiah terlalu menguat atau terlalu melemah merugikan. Mestinya naik atau turun namanya fluktuasi bisa minimum, harusnya bisa stabil, mungkin ini yang dikhawatirkan pemerintah," pungkasnya.
(dmd)