OJK Optimistis Sektor Keuangan Manfaatkan Program Tax Amnesty

Kamis, 21 Juli 2016 - 04:08 WIB
OJK Optimistis Sektor...
OJK Optimistis Sektor Keuangan Manfaatkan Program Tax Amnesty
A A A
JAKARTA - Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memandang kondisi stabilitas sektor keuangan Indonesia berada dalam kondisi yang normal. Situasi pasar keuangan global yang dipicu oleh hasil referendum di Inggris (Brexit) tidak memberikan dampak negatif yang persisten bagi pasar keuangan domestik sebagaimana yang dialami oleh pasar keuangan negara-negara maju.

Pada saat bersamaan, kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty yang dikeluarkan Pemerintah telah memberikan sentimen positif yang signifikan mempengaruhi pelaku pasar keuangan nasional. Hal ini terlihat saat nilai dan frekuensi transaksi di pasar modal mengalami peningkatan.

Plt Deputi Komisioner DK Manajemen Strategis IB OJK Slamet Edy Purnomo mengatakan, kedepan OJK melihat bahwa kondisi perekonomian akan dapat tumbuh lebih baik, terutama dengan memanfaatkan momentum positif kebijakan tax amnesty. Pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan akan berada pada kisaran 4,9-5,2%, dengan didukung pertumbuhan kredit 2016 yang diperkirakan dapat berada pada kisaran 10-12%.

“OJK, bekerjasama dengan otoritas lain dan industri keuangan, juga telah menyiapkan langkah-langkah yang diperlukan agar sektor jasa keuangan dapat menyerap dan menyalurkan potensi aliran dana repatriasi. Kebijakan tax amnesty dapat dimanfaatkan secara optimal, sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Slamet dalam siaran pers di Jakarta.

Dia menjelaskan dalam kondisi perekonomian global yang mengalami tekanan paska referendum Brexit, pasar modal Indonesia sepanjang Juni 2016 masih mencatat net buy oleh nonresiden sebesar Rp22 triliun pasar SBN dan Rp8,8 triliun di pasar saham. Net buy nonresident di pasar modal merupakan arus masuk bulanan terbesar sejak Maret 2015.

“Maraknya kegiatan di pasar modal membuat rally pada indeks harga saham yang pada penutupan hari Selasa, 19 Juli 2016, mencapai 5.172 atau menguat 5,94%. Angka indeks ini merupakan yang tertinggi sejak Juni tahun lalu,” ujarnya.

Pasar Surat Berharga Negara (SBN) pada bulan Juni 2016 juga menguat dengan penurunan yield rata-rata untuk seluruh tenor sebesar 20 bps. Arus dana yang masuk juga turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar yang mengalami apresiasi sebesar 1,85% atau ditutup pada level Rp13.088/USD.

Fungsi intermediasi lembaga jasa keuangan juga membaik, hingga Mei 2016 dengan laju pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga yang meningkat, masing-masing 8,34% dan 6,53% (yoy). Begitu pula pertumbuhan pembiayaan yang mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Sedangkan peningkatan Non-performing Loans (NPL) masih dalam batas wajar.

“Meskipun demikian, OJK akan senantiasa memantau dengan seksama perkembangan yang terjadi untuk memastikan tidak terjadi terjadi tekanan yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional,” ujarnya.

Dari sisi kelembagaan di sektor jasa keuangan, RDK berpendapat bahwa lembaga jasa keuangan (LJK) nasional secara umum masih dalam kondisi yang solid. CAR Perbankan terus meningkat dan berada pada level 22,41% (Mei 2016). Risk-based Capital perusahaan asuransi berada jauh di atas threshold yang dipersyaratkan.

Dengan demikian, permodalan LJK berada dalam tingkat yang sangat memadai untuk meredam berbagai potensi risiko yang dapat terjadi dengan tetap mengupayakan peningkatan fungsi intermediasi LJK dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0734 seconds (0.1#10.140)