Rini Ingin BUMN Tambang Masuk Fortune 500 Companies
A
A
A
JAKARTA - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Budi Gunadi Sadikin mengemukakan, tujuan Menteri BUMN Rini Soemarno membentuk holding BUMN pertambangan agar perusahaan pelat merah sektor tambang bisa lebih besar dan masuk jajaran Fortune 500 Companies.
Adapun empat perusahaan negara bidang pertambangan yang akan dibentuk holding adalah PT Inalum (Persero), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk, dan PT Bukit Asam (Persero).
Dia mengatakan, Rini berkeinginan agar BUMN Indonesia bisa seperti China yang bisa masuk jajaran perusahaan besar dunia di berbagai sektor. "Arahan Bu Rini, kita harus jadi Fortune Five Hundred Companies. Kayak China, BUMN listriknya masuk, tambangnya masuk, keuangannya masuk," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Menurutnya, untuk masuk jajaran perusahaan besar dunia, pada tahun lalu BUMN harus memiliki pendapatan (revenue) minimal USD5 miliar. Diperkirakan, beberapa tahun ke depan revenue harus bisa mencapai USD7 miliar hingga USD8 miliar.
"Dan kita kemarin scanning, Fortune Five Hundred Companies itu minimal revenuenya USD5 miliar. Jadi mungkin kalau beberapa tahun lagi antara USD7-8 billion," imbuh dia.
Sesuai perhitungan, sambung mantan Bos Bank Mandiri ini, jika empat perusahaan ini dilebur maka pendapatan perseroan bisa mendekati USD5 miliar. Dengan begitu, cita-cita Menteri BUMN untuk masuk Fortune 500 Companies tidak akan terlalu sulit. (Baca: Bentuk Holding, Rini Ambisi Rajai Bisnis Pertambangan Tanah Air)
"Apalagi kalau nanti Bu Rini bilang, itu ambil Freeport, ambil Newmont. Otomatis revenue kita besar, mungkin bisa menemani Pertamina dan PLN bisa masuk Fortune 500 Companies," tandasnya.
Adapun empat perusahaan negara bidang pertambangan yang akan dibentuk holding adalah PT Inalum (Persero), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk, dan PT Bukit Asam (Persero).
Dia mengatakan, Rini berkeinginan agar BUMN Indonesia bisa seperti China yang bisa masuk jajaran perusahaan besar dunia di berbagai sektor. "Arahan Bu Rini, kita harus jadi Fortune Five Hundred Companies. Kayak China, BUMN listriknya masuk, tambangnya masuk, keuangannya masuk," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Menurutnya, untuk masuk jajaran perusahaan besar dunia, pada tahun lalu BUMN harus memiliki pendapatan (revenue) minimal USD5 miliar. Diperkirakan, beberapa tahun ke depan revenue harus bisa mencapai USD7 miliar hingga USD8 miliar.
"Dan kita kemarin scanning, Fortune Five Hundred Companies itu minimal revenuenya USD5 miliar. Jadi mungkin kalau beberapa tahun lagi antara USD7-8 billion," imbuh dia.
Sesuai perhitungan, sambung mantan Bos Bank Mandiri ini, jika empat perusahaan ini dilebur maka pendapatan perseroan bisa mendekati USD5 miliar. Dengan begitu, cita-cita Menteri BUMN untuk masuk Fortune 500 Companies tidak akan terlalu sulit. (Baca: Bentuk Holding, Rini Ambisi Rajai Bisnis Pertambangan Tanah Air)
"Apalagi kalau nanti Bu Rini bilang, itu ambil Freeport, ambil Newmont. Otomatis revenue kita besar, mungkin bisa menemani Pertamina dan PLN bisa masuk Fortune 500 Companies," tandasnya.
(ven)