Target Pajak Meleset, Sri Mulyani Pangkas Anggaran Rp133,8 Triliun
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memutuskan untuk memangkas anggaran belanja pemerintah dan dana transfer ke daerah sebanyak Rp133,8 triliun pada APBN-P 2016. Hal ini lantaran target penerimaan negara dari perpajakan diperkirakan akan meleset hingga Rp219 triliun di bawah target.
Dia menyebut, anggaran belanja pemerintah yang akan dikurangi adalah Rp65 triliun, sementara dana transfer ke daerah dibabat hingga Rp68,8 triliun. Pemangkasan anggaran terutama ditujukan untuk aktivitas yang dianggap tidak menunjang program prioritas pemerintah.
"Terutama berkaitan perjalanan dinas, kegiatan konsinyering, persiapan dan bahkan termasuk belanja pembangunan gedung pemerintah yang belum dianggap prioritas saat ini," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Sri Mulyani mengaku akan berkoordinasi dengan para menteri koordinator (menko) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menyisir belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) agar belanja pemerintah dapat dikurangi, tanpa mengurangi komitmen pemerintah untuk belanja prioritas.
"Tanpa mengurangi komitmen pemerintah untuk belanja prioritas yaitu pembangunan infrastruktur, belanja pendidikan, tunjangan profesi guru, tunjangan belanja kesehatan tetap diprioritaskan sebagai hal yang akan dijaga untuk tidak dilakukan pemotongan. Namun kami akan melakukan penelitian dengan Bappenas dan Menko yang lain untuk bisa melihat scope efisiensi yang bisa dikurangi," imbuh dia. (Baca: Sri Mulyani Sebut Target Pajak Tahun Ini Meleset Tajam)
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, pemangkasan pengeluaran untuk daerah memang turut dipangkas. Namun, hal tersebut lebih karena persoalan dana bagi hasil yang berkurang karena penerimaan pajak yang diperkirakan akan lebih kecil.
"Sedangkan yang lainnya, kami akan mencoba agar APBN tetap bisa memiliki ruang untuk membuat ekonomi tumbuh sehat, namun dengan akurasi dari belanja maupun dari sisi penerimaan. Sehingga pemerintah bisa membangun kepercayaan diri dalam perekonomian," tandasnya.
Sebelumnya, Sri mengatakan bahwa penerimaan pajak tahun ini diperkirakan akan meleset dari target dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 yang sebesar Rp1.539 triliun. Tahun ini, realisasi penerimaan pajak tahun ini Rp219 triliun di bawah target.
Dia mengatakan, terjadi tekanan yang sangat berat terhadap target penerimaan pajak tahun ini jika melihat realisasi penerimaan pajak pada dua tahun terakhir. Ini dikarenakan basis perhitungan target penerimaan pajak di tahun ini menggunakan angka ekonomi yang cukup tinggi, yaitu target penerimaan pada dua tahun sebelumnya.
Pada 2014, realisasi penerimaan pajak Rp100 triliun di bawah target yang ditetapkan. Sementara tahun lalu, realisasi penerimaan meleset Rp248,9 triliun dari target yang ditetapkan.
Dia menyebut, anggaran belanja pemerintah yang akan dikurangi adalah Rp65 triliun, sementara dana transfer ke daerah dibabat hingga Rp68,8 triliun. Pemangkasan anggaran terutama ditujukan untuk aktivitas yang dianggap tidak menunjang program prioritas pemerintah.
"Terutama berkaitan perjalanan dinas, kegiatan konsinyering, persiapan dan bahkan termasuk belanja pembangunan gedung pemerintah yang belum dianggap prioritas saat ini," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (3/8/2016).
Sri Mulyani mengaku akan berkoordinasi dengan para menteri koordinator (menko) dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menyisir belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) agar belanja pemerintah dapat dikurangi, tanpa mengurangi komitmen pemerintah untuk belanja prioritas.
"Tanpa mengurangi komitmen pemerintah untuk belanja prioritas yaitu pembangunan infrastruktur, belanja pendidikan, tunjangan profesi guru, tunjangan belanja kesehatan tetap diprioritaskan sebagai hal yang akan dijaga untuk tidak dilakukan pemotongan. Namun kami akan melakukan penelitian dengan Bappenas dan Menko yang lain untuk bisa melihat scope efisiensi yang bisa dikurangi," imbuh dia. (Baca: Sri Mulyani Sebut Target Pajak Tahun Ini Meleset Tajam)
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menambahkan, pemangkasan pengeluaran untuk daerah memang turut dipangkas. Namun, hal tersebut lebih karena persoalan dana bagi hasil yang berkurang karena penerimaan pajak yang diperkirakan akan lebih kecil.
"Sedangkan yang lainnya, kami akan mencoba agar APBN tetap bisa memiliki ruang untuk membuat ekonomi tumbuh sehat, namun dengan akurasi dari belanja maupun dari sisi penerimaan. Sehingga pemerintah bisa membangun kepercayaan diri dalam perekonomian," tandasnya.
Sebelumnya, Sri mengatakan bahwa penerimaan pajak tahun ini diperkirakan akan meleset dari target dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016 yang sebesar Rp1.539 triliun. Tahun ini, realisasi penerimaan pajak tahun ini Rp219 triliun di bawah target.
Dia mengatakan, terjadi tekanan yang sangat berat terhadap target penerimaan pajak tahun ini jika melihat realisasi penerimaan pajak pada dua tahun terakhir. Ini dikarenakan basis perhitungan target penerimaan pajak di tahun ini menggunakan angka ekonomi yang cukup tinggi, yaitu target penerimaan pada dua tahun sebelumnya.
Pada 2014, realisasi penerimaan pajak Rp100 triliun di bawah target yang ditetapkan. Sementara tahun lalu, realisasi penerimaan meleset Rp248,9 triliun dari target yang ditetapkan.
(ven)