Intervensi Produk Pangan, Mendag Siap Buka Keran Impor
A
A
A
CIREBON - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan untuk menetapkan kuota impor pada sejumlah produk pangan dengan catatan tertentu. Khusus untuk beras, dia menegaskan telah meminta Bulog menyerap hasil produksi petani berapapun banyaknya.
Langkah ini adalah intervensi pemerintah kepada pasar produk pangan utama demi ketersediaan bahan pokok dan penyerapan hasil produksi dalam negeri. "Kita (pemerintah) akan intervensi ketika produk petani tidak habis dibeli," katanya di sela-sela Peresmian Sepuluh Kampung Digital di Kabupaten Cirebon, Desa Tegalwangi, Cirebon, Kamis (11/8/2016).
(Baca Juga: Para Menteri Diberi Waktu 3 Bulan Rumuskan Ketersediaan Pangan)
Lebih lanjut dia menyoroti sejumlah produk pangan, seperti beras, gula, garam, hingga daging sapi. Sebagai langkah awal, diterangkan intervensi pasar akan dimulai dengan produksi beras. "Berapapun produksinya (petani), kita perintahkan Bulog beli. Berapapun, ambil. Duit gak ada, ambil. Tak ada bunga. APBN banyak kok," cetusnya.
Untuk gula, lanjut mantan anggota DPR ini, pihaknya akan memberi kuota impor bagi gula rafinasi dengan catatan, importir harus investasi pada tebu dengan pola inti plasma. Menurutnya, selama ini ada disparitas atau selisih antara kebutuhan dangan produksi gula.
Begitu pula dengan produk daging sapi. Pihaknya mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan pengusaha mengimpor bibit untuk susu dan daging sebagai investasi. "Setelah itu baru dijual sapi bakalan kepada peternak atau rakyat. Kompensasinya, kita kasih kuota impor untuk sapi bakalan, target 6-7 tahun kita mandiri," tambah Enggar
Kebijakan itu, sambung dia juga sekaligus akan membuka sumber bibit dan sapi dari Argentina, Brazil, Meksiko, Spanyol, maupun Kolombia, selain dari Australia dan Selandia Baru. Lebih jauh dia menekankan pentingnya peningkatan kualitas produk, mengingat untuk menaikkan harga tak bisa dilakukan.
"Terkait kebijakan itu, kami telah melakukan pembicaraan dengan para pengusaha gula dan sapi, termasuk Bulog untuk beras. Pembicaraan dengan para pengusaha garam akan segera dilakukan kemudian," tandasnya.
Langkah ini adalah intervensi pemerintah kepada pasar produk pangan utama demi ketersediaan bahan pokok dan penyerapan hasil produksi dalam negeri. "Kita (pemerintah) akan intervensi ketika produk petani tidak habis dibeli," katanya di sela-sela Peresmian Sepuluh Kampung Digital di Kabupaten Cirebon, Desa Tegalwangi, Cirebon, Kamis (11/8/2016).
(Baca Juga: Para Menteri Diberi Waktu 3 Bulan Rumuskan Ketersediaan Pangan)
Lebih lanjut dia menyoroti sejumlah produk pangan, seperti beras, gula, garam, hingga daging sapi. Sebagai langkah awal, diterangkan intervensi pasar akan dimulai dengan produksi beras. "Berapapun produksinya (petani), kita perintahkan Bulog beli. Berapapun, ambil. Duit gak ada, ambil. Tak ada bunga. APBN banyak kok," cetusnya.
Untuk gula, lanjut mantan anggota DPR ini, pihaknya akan memberi kuota impor bagi gula rafinasi dengan catatan, importir harus investasi pada tebu dengan pola inti plasma. Menurutnya, selama ini ada disparitas atau selisih antara kebutuhan dangan produksi gula.
Begitu pula dengan produk daging sapi. Pihaknya mengeluarkan kebijakan yang mengharuskan pengusaha mengimpor bibit untuk susu dan daging sebagai investasi. "Setelah itu baru dijual sapi bakalan kepada peternak atau rakyat. Kompensasinya, kita kasih kuota impor untuk sapi bakalan, target 6-7 tahun kita mandiri," tambah Enggar
Kebijakan itu, sambung dia juga sekaligus akan membuka sumber bibit dan sapi dari Argentina, Brazil, Meksiko, Spanyol, maupun Kolombia, selain dari Australia dan Selandia Baru. Lebih jauh dia menekankan pentingnya peningkatan kualitas produk, mengingat untuk menaikkan harga tak bisa dilakukan.
"Terkait kebijakan itu, kami telah melakukan pembicaraan dengan para pengusaha gula dan sapi, termasuk Bulog untuk beras. Pembicaraan dengan para pengusaha garam akan segera dilakukan kemudian," tandasnya.
(akr)