Indonesia Harus Waspadai Perdagangan dengan Vietnam
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, Indonesia harus hati-hati dengan Vietnam sebagai mitra dagang. Pasalnya, Vietnam sudah mulai melebarkan sayap di bidang produksi ealat-alat elektronik.
Menurutnya, Vietnam seperti negara kuda hitam yang patut diwaspadai negara-negara kawasan ASEAN lainnya. "Kalau saya lihat Vietnam sekarang seperti kuda hitam. Dalam artian, di ASEAN kan kita selama ini defisitnya sama Thailand terus, kalau enggak hati-hati, mungkin Vietnam akan menyusul juga," katanya di Jakarta, Senin (15/8/2016).
Sejauh ini, lanjut Sasmito, Vietnam banyak memproduksi alat-alat elektronik yang banyak juga diekspor negara-negara ASEAN. Selain itu, Indonesia juga mengimpor beras dari sana.
"Vietnam produk HP banyak dibuat. Komputer juga ada. Lalu kita juga impor beras, sumber kita salah satu dari sana. Selain itu, kalau kita kurang cabai, kita impor dari sana tapi selama kurang saja," kata dia.
Selain itu, yang perlu diwaspadai juga terkait tenaga kerja. Di mana tenaga kerja di Vietnam sebagai pekerja keras dan biayanya yang masih tergolong murah.
"Tenaga kerja mereka masih murah, mereka pekerja keras. Kita harus waspada dengan meningkatkan ekspor kita. Tapi bukan mengurangi impor ya. Kalau impor kita tinggi, ekspor kita gimana caranya harus ditinggiin lagi. Supaya perdaganagn internasional kita besar dan dampak ke ekonomi kita besar juga. Kalau kita dorong impor saja, itu enggak bagus, makannya harus dorong ekspor juga," pungkasnya.
Menurutnya, Vietnam seperti negara kuda hitam yang patut diwaspadai negara-negara kawasan ASEAN lainnya. "Kalau saya lihat Vietnam sekarang seperti kuda hitam. Dalam artian, di ASEAN kan kita selama ini defisitnya sama Thailand terus, kalau enggak hati-hati, mungkin Vietnam akan menyusul juga," katanya di Jakarta, Senin (15/8/2016).
Sejauh ini, lanjut Sasmito, Vietnam banyak memproduksi alat-alat elektronik yang banyak juga diekspor negara-negara ASEAN. Selain itu, Indonesia juga mengimpor beras dari sana.
"Vietnam produk HP banyak dibuat. Komputer juga ada. Lalu kita juga impor beras, sumber kita salah satu dari sana. Selain itu, kalau kita kurang cabai, kita impor dari sana tapi selama kurang saja," kata dia.
Selain itu, yang perlu diwaspadai juga terkait tenaga kerja. Di mana tenaga kerja di Vietnam sebagai pekerja keras dan biayanya yang masih tergolong murah.
"Tenaga kerja mereka masih murah, mereka pekerja keras. Kita harus waspada dengan meningkatkan ekspor kita. Tapi bukan mengurangi impor ya. Kalau impor kita tinggi, ekspor kita gimana caranya harus ditinggiin lagi. Supaya perdaganagn internasional kita besar dan dampak ke ekonomi kita besar juga. Kalau kita dorong impor saja, itu enggak bagus, makannya harus dorong ekspor juga," pungkasnya.
(izz)