Ibu Rumah Tangga Dukung Harga Rokok Naik Rp50 Ribu/Bungkus
A
A
A
JAKARTA - Wacana kenaikan harga rokok menjadi Rp50 ribu per bungkus mendapat dukungan dari kalangan ibu rumah tangga. Mereka yang setuju tersebut umumnya merupakan para perokok pasif, tidak merokok namun terkena dampak dari asap rokok.
(Baca: Sampoerna Bantah Harga Rokok Naik Rp50.000/Bungkus)
Aisyah (30), ibu dari satu orang anak ini mengaku setuju dengan wacana yang digulirkan pemerintah tersebut. Dengan dinaikkan, dia berharap para perokok menjadi sadar dan berhenti merokok.
"Saya setuju rokok naik, karena yang udah kita lihat sekarang ini pecandu rokok semakin banyak dan gila. Dengan kenaikan harga rokok, saya sih berharap banyak orang-orang yang berhenti beli racun itu," katanya kepada Sindonews di Jakarta, Senin (22/8/2016).
Menurutnya, akan sayang jika uang Rp50 ribu digunakan untuk membeli rokok. Lebih baik untuk keperluan yang lebih penting. "Buat apa susah-susah cari uang tapi uangnya malah dibakar jadi rokok. Kebutuhan semakin besar sekarang, kalau uangnya dipakai buat rokok kan sayang," imbuh dia.
Senada dengan Aisyah, Munawaroh (51) mengaku setuju jika harga rokok dinaikkan secara drastis. Jika memang nantinya direalisasikan, maka dia akan bergegas meminta suaminya yang perokok untuk berhenti merokok.
"Biarin harga rokok naik. Biar pada enggak ngerokok. Kalau harganya Rp50 ribu, mending buat beli beras dapat 5 liter. Suami saya ngerokok, kalau harganya Rp50 ribu saya suruh berhenti," akunya.
Komentar agak berbeda dinyatakan Mourin (27). Ibu muda ini menyatakan, jika memang harus dinaikkan maka sebaiknya tidak dilakukan secara drastis. Kenaikannya bisa dilakukan secara bertahap agar tidak terlalu memberatkan.
(Baca: Cukai Naik, Negara Bisa Rugi Triliunan Rupiah Akibat Rokok Ilegal)
"Kalaupun mau naik, ya jangan tiba-tiba sampai 2,5 kali lipat gitu. Mungkin bisa bertahap, Rp30 ribu dulu gitu. Kalau sebungkus Rp30 ribu saya yakin orang-orang yang pada ngerokok pelan-pelan sadar," tuturnya.
Selain itu, tambah dia, kenaikan harga rokok yang drastis akan memukul industri rokok, para petani tembakau, serta pedagang rokok eceran. Sebab, jika harganya Rp50 ribu maka tingkat daya beli masyarakat akan menurun dan pendapatan mereka pun juga ikut menurun.
"Enggak bisa langsung naik tinggi ya, karena kan industri rokok, terus petani tembakau sama cengkeh, sampai pedagang ecer dan asongan, pasti bakal protes dan terancam dengan adanya isu ini," tandas Mourin.
Baca juga:
CITA Tak Yakin Pemerintah Naikkan Harga Rokok Bulan Depan
DPR Setuju Harga Rokok Dinaikkan untuk Indonesia Sehat
(Baca: Sampoerna Bantah Harga Rokok Naik Rp50.000/Bungkus)
Aisyah (30), ibu dari satu orang anak ini mengaku setuju dengan wacana yang digulirkan pemerintah tersebut. Dengan dinaikkan, dia berharap para perokok menjadi sadar dan berhenti merokok.
"Saya setuju rokok naik, karena yang udah kita lihat sekarang ini pecandu rokok semakin banyak dan gila. Dengan kenaikan harga rokok, saya sih berharap banyak orang-orang yang berhenti beli racun itu," katanya kepada Sindonews di Jakarta, Senin (22/8/2016).
Menurutnya, akan sayang jika uang Rp50 ribu digunakan untuk membeli rokok. Lebih baik untuk keperluan yang lebih penting. "Buat apa susah-susah cari uang tapi uangnya malah dibakar jadi rokok. Kebutuhan semakin besar sekarang, kalau uangnya dipakai buat rokok kan sayang," imbuh dia.
Senada dengan Aisyah, Munawaroh (51) mengaku setuju jika harga rokok dinaikkan secara drastis. Jika memang nantinya direalisasikan, maka dia akan bergegas meminta suaminya yang perokok untuk berhenti merokok.
"Biarin harga rokok naik. Biar pada enggak ngerokok. Kalau harganya Rp50 ribu, mending buat beli beras dapat 5 liter. Suami saya ngerokok, kalau harganya Rp50 ribu saya suruh berhenti," akunya.
Komentar agak berbeda dinyatakan Mourin (27). Ibu muda ini menyatakan, jika memang harus dinaikkan maka sebaiknya tidak dilakukan secara drastis. Kenaikannya bisa dilakukan secara bertahap agar tidak terlalu memberatkan.
(Baca: Cukai Naik, Negara Bisa Rugi Triliunan Rupiah Akibat Rokok Ilegal)
"Kalaupun mau naik, ya jangan tiba-tiba sampai 2,5 kali lipat gitu. Mungkin bisa bertahap, Rp30 ribu dulu gitu. Kalau sebungkus Rp30 ribu saya yakin orang-orang yang pada ngerokok pelan-pelan sadar," tuturnya.
Selain itu, tambah dia, kenaikan harga rokok yang drastis akan memukul industri rokok, para petani tembakau, serta pedagang rokok eceran. Sebab, jika harganya Rp50 ribu maka tingkat daya beli masyarakat akan menurun dan pendapatan mereka pun juga ikut menurun.
"Enggak bisa langsung naik tinggi ya, karena kan industri rokok, terus petani tembakau sama cengkeh, sampai pedagang ecer dan asongan, pasti bakal protes dan terancam dengan adanya isu ini," tandas Mourin.
Baca juga:
CITA Tak Yakin Pemerintah Naikkan Harga Rokok Bulan Depan
DPR Setuju Harga Rokok Dinaikkan untuk Indonesia Sehat
(izz)