Krakatau Steel Siap Rights Issue Rp1,87 Triliun
A
A
A
JAKARTA - PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah memperoleh persetujuan dari pemegang saham untuk menerbitkan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue) sebesar Rp1,87 triliun.
Direktur Keuangan Krakatau Steel Tambok Setyawati mengatakan perseroan berharap harga saham KRAS pada saat diterbitkan nanti dapat dinilai dengan proper oleh pasar.
"Sehingga kami mendapatkan harga rights issue yang terbaik, disamping prospek juga mempertimbangkan book value-nya saat ini," kata Tambok dalam rilisnya yang diterima Sindonews di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Sebagai catatan, pada pekan lalu, pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) telah menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor perseroan melalui rights issue dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp1,87 triliun yang terdiri dari Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,5 triliun dan investor publik senilai Rp375 miliar.
Kinerja saham KRAS sendiri sejak awal bulan Agustus sangat mengesankan, dimana kenaikannya telah mencapai 48% dari penutupan akhir Juli lalu. Perbaikan laporan keuangan, prospek konsumsi baja domestik hingga rights issue menjadi katalis utama bagi saham KRAS saat ini.
Sementara itu, Analis Danareksa Capital, Guntur Tri Haryanto menambahkan hingga semester I/2016, nilai buku KRAS sebesar USD1,813 miliar atau Rp1.500/saham (kurs Rp13.180/USD), artinya harga saat ini terdiskon 42% dari nilai bukunya jika mengacu pada laporan enam bulan pertama 2016.
Dia melihat positifnya laba usaha KRAS di semester I/2016 memperlihatkan membaiknya sektor baja dalam negeri, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol mulai meningkatkan demand baja domestik.
"Volume penjualan KRAS bisa naik lagi melihat proyek-proyek pemerintah saat ini," katanya.
Pada tanggal 22 Agustus lalu, KRAS telah melakukan pembangunan Ground Breaking Pabrik HSM #2 yang akan meningkatkan kapasitasnya menjadi 3,9 juta ton. Kedepan KRAS akan terus menambah kapasitasnya hingga 10 juta ton sejalan dengan pertumbuhan pasar.
Dihubungi terpisah, Head Of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, melihat perbaikan kinerja KRAS harus terus konsisten, tantangan terbesar bagi KRAS saat ini bagaimana hasil produknya dapat diserap oleh domestik seperti di sektor otomotif, konstruksi, properti dan lainnya.
"Jika terserap, maka akan berdampak positif untuk perbaikan kinerja KRAS. Kami memperkirakan proyeksi book value KRAS pada kisaran Rp1.600-an," akunya.
Direktur Keuangan Krakatau Steel Tambok Setyawati mengatakan perseroan berharap harga saham KRAS pada saat diterbitkan nanti dapat dinilai dengan proper oleh pasar.
"Sehingga kami mendapatkan harga rights issue yang terbaik, disamping prospek juga mempertimbangkan book value-nya saat ini," kata Tambok dalam rilisnya yang diterima Sindonews di Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Sebagai catatan, pada pekan lalu, pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) telah menyetujui penambahan modal ditempatkan dan disetor perseroan melalui rights issue dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) senilai Rp1,87 triliun yang terdiri dari Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp1,5 triliun dan investor publik senilai Rp375 miliar.
Kinerja saham KRAS sendiri sejak awal bulan Agustus sangat mengesankan, dimana kenaikannya telah mencapai 48% dari penutupan akhir Juli lalu. Perbaikan laporan keuangan, prospek konsumsi baja domestik hingga rights issue menjadi katalis utama bagi saham KRAS saat ini.
Sementara itu, Analis Danareksa Capital, Guntur Tri Haryanto menambahkan hingga semester I/2016, nilai buku KRAS sebesar USD1,813 miliar atau Rp1.500/saham (kurs Rp13.180/USD), artinya harga saat ini terdiskon 42% dari nilai bukunya jika mengacu pada laporan enam bulan pertama 2016.
Dia melihat positifnya laba usaha KRAS di semester I/2016 memperlihatkan membaiknya sektor baja dalam negeri, pembangunan infrastruktur seperti jalan tol mulai meningkatkan demand baja domestik.
"Volume penjualan KRAS bisa naik lagi melihat proyek-proyek pemerintah saat ini," katanya.
Pada tanggal 22 Agustus lalu, KRAS telah melakukan pembangunan Ground Breaking Pabrik HSM #2 yang akan meningkatkan kapasitasnya menjadi 3,9 juta ton. Kedepan KRAS akan terus menambah kapasitasnya hingga 10 juta ton sejalan dengan pertumbuhan pasar.
Dihubungi terpisah, Head Of Research NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, melihat perbaikan kinerja KRAS harus terus konsisten, tantangan terbesar bagi KRAS saat ini bagaimana hasil produknya dapat diserap oleh domestik seperti di sektor otomotif, konstruksi, properti dan lainnya.
"Jika terserap, maka akan berdampak positif untuk perbaikan kinerja KRAS. Kami memperkirakan proyeksi book value KRAS pada kisaran Rp1.600-an," akunya.
(ven)