Sri Mulyani Tangkis Pertanyaan DPR Soal Pangkas Tunjangan Guru
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati nampaknya selalu mempunyai cara untuk menangkis serangan dan komentar pedas anggota DPR kepada dirinya. Dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi XI DPR RI hari ini, Sri Mulyani memang diberondong banyak pertanyaan mengenai keputusannya memangkas Tunjangan Profesi Guru (TPG) Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD).
(Baca Juga: Pangkas Tunjangan Guru, Sri Mulyani Diberondong Pertanyaan)
Dia mengatakan, keputusannya untuk memangkas tunjangan profesi guru sejatinya adalah menjalankan apa yang diinginkan anggota dewan selama ini. Sebab, selama ini DPR selalu mewanti-wanti pemerintah untuk realistis dalam menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Karena sebetulnya kalau saya dengar hampir semuanya memulai dengan mengatakan bahwa saya dulu mengingatkan pemerintah supaya hati-hati. Saya dulu yang mengingatkan pemerintah untuk realistis. Jadi sebetulnya saya melakukan apa yang bapak dan ibu sekalian dulu minta," katanya di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Menurutnya, para anggota parlemen seharusnya tidak memprotes keputusannya untuk melakukan pemangkasan anggaran, salah satunya anggaran tunjangan guru. Sebab, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini hanya ingin menjalankan APBN secara realistis.
"Jadi saya sebetulnya harusnya otomatis dapat dukungan, karena saya melakukan apa yang bapak dan ibu inginkan. Karena hapir semua mengatakan bahwa waktu itu sayalah yang mengingatkan. Jadi saya sekarang melakukan yang bapak dan ibu khawatirkan, jadi mohon didukung untuk itu," imbuh dia.
Mantan Menteri Keuangan era Presiden SBY ini mengibaratkan, pemangkasan anggaran seperti naik pesawat. Pemerintah hanya ingin menurunkan anggaran di APBNP 2016 yang ketinggian.
"Naik pesawat kita naiknya ketinggian. altitude nya 30 ribu kaki, harusnya pesawat kita 15 ribu kaki. Jadi rada turun dikit. Jadi kita dalam proses menurunkan altitude," tandasnya.
(Baca Juga: Pangkas Tunjangan Guru, Sri Mulyani Diberondong Pertanyaan)
Dia mengatakan, keputusannya untuk memangkas tunjangan profesi guru sejatinya adalah menjalankan apa yang diinginkan anggota dewan selama ini. Sebab, selama ini DPR selalu mewanti-wanti pemerintah untuk realistis dalam menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
"Karena sebetulnya kalau saya dengar hampir semuanya memulai dengan mengatakan bahwa saya dulu mengingatkan pemerintah supaya hati-hati. Saya dulu yang mengingatkan pemerintah untuk realistis. Jadi sebetulnya saya melakukan apa yang bapak dan ibu sekalian dulu minta," katanya di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Rabu (31/8/2016).
Menurutnya, para anggota parlemen seharusnya tidak memprotes keputusannya untuk melakukan pemangkasan anggaran, salah satunya anggaran tunjangan guru. Sebab, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini hanya ingin menjalankan APBN secara realistis.
"Jadi saya sebetulnya harusnya otomatis dapat dukungan, karena saya melakukan apa yang bapak dan ibu inginkan. Karena hapir semua mengatakan bahwa waktu itu sayalah yang mengingatkan. Jadi saya sekarang melakukan yang bapak dan ibu khawatirkan, jadi mohon didukung untuk itu," imbuh dia.
Mantan Menteri Keuangan era Presiden SBY ini mengibaratkan, pemangkasan anggaran seperti naik pesawat. Pemerintah hanya ingin menurunkan anggaran di APBNP 2016 yang ketinggian.
"Naik pesawat kita naiknya ketinggian. altitude nya 30 ribu kaki, harusnya pesawat kita 15 ribu kaki. Jadi rada turun dikit. Jadi kita dalam proses menurunkan altitude," tandasnya.
(akr)