Mentan Buka 15.000 Hektar Lahan Sawah Organik di Tasikmalaya
A
A
A
TASIKMALAYA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membuka 15.000 hektar lahan sawah organik di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, untuk mendukung ekspor beras organik. Permintaan beras organik dari luar negeri sendiri sangat tinggi dan sampai saat ini belum bisa terpenuhi.
"Untuk memenuhi permintaan ekspor, kami targetkan mencetak lahan sawah organik baru di sini seluas 15.000 hektar. Selanjutnya program nasional 500.000 hektar dengan target 100.000 hektar per tahun," ungkap Amran di Kampung Cidahu, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Tasikmalaya, Kamis (1/9/2016).
Agar mencapai target, pihaknya akan sangat intensif memperhatikan program beras organik. Karena hasilnya bisa 600% dibandingkan dengan pertanian lahan sawah konvensional.
Selain itu, Amran mengeluarkan program terobosan dengan memperpendek jalur kebijakan yang selama ini menghambat, hingga memangkas alokasi anggaran dan selanjutnya mengalokasikannya untuk program pertanian. Misalnya, penyediaan alat pertanian yang sebelumnya harus lelang kini dilakukan penunjukkan. Hal ini, kata dia, berhasil memangkas anggaran seremonial yang mencapai Rp100 miliar lalu dibelikan untuk mesin pertanian.
"Alhamdulillah sejak saya menjabat, hasil pertanian surplus dimana stok yang ada saat ini saja sampai 2,2 juta ton dan bisa mencukupi hingga Mei 2017 karena kebutuhan beras mencapai 2,6 juta ton per tahun. Namun memang untuk terus mendorong ketahanan pangan, program beras organik digulirkan supaya kesejahteraan petani meningkat. Keterlibatan TNI dalam pencetakan lahan sawah baru juga sangat intensif karena ketahanan pangan juga berarti ketahanan nasional kedaulatan negara," tegas Andi.
Dalam acara pencetakan lahan itu, Mentan Amran menyaksikan ekspor beras organik Gapoktan Simpatik ke Belgia sebanyak 16,5 ton. Selain Belgia, enam negara lain yaitu Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Italia, dan Jerman juga merupakan peminat beras organik.
Ketua Gapoktan Simpatik Uu Saeful Bahri mengatakan, sejak menggarap lahan sawah organik tahun 2003 dan melakukan ekspor pada 2009, sebanyak 22 kelompok tani berada dalam naungannya. Dan kini lahan sawah organik kelompoknya mencapai lebih 300 hektar. Pada 2015 sebanyak 11 kontainer beras organik di ekspor ke tujuh negara tersebut, yang berlanjut pada 2016 ini, sebanyak tiga kontainer telah dikirimkan ke luar negeri.
Meski Kementan ingin membuat 15.000 hektar lahan sawah organik, tetapi Saeful merasa keberatan. "Kalau saya sendiri berat, silahkan kalau orang lain mau. Karena pengelolaannya tidak mudah dan butuh kedisiplinan tinggi, juga berkaitan dengan sertifikasi yang dievaluasi setiap tahun. Kalau diketahui ada persoalan maka sanksi tegas bakal dikenakan hingga larangan ekspor. Program itu saya mendukung tapi kalau saya yang harus melakukannya sepertinya sudah tidak sanggup kalau sebanyak itu," jelasnya.
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum menyebutkan, mulai saat ini tengah dicari lahan sawah serta kelompok tani yang siap untuk mencetak lahan sawah organik dengan target 5.000 hektar. "Lahan sawahnya yang sudah ada, hanya sistem tanamnya yang dilakukan secara organik. Gapoktan Simpatik silakan nanti bisa menjadi konsultan dan lainnya sehingga program ini benar-benar bisa berjalan lancar," ujarnya.
"Untuk memenuhi permintaan ekspor, kami targetkan mencetak lahan sawah organik baru di sini seluas 15.000 hektar. Selanjutnya program nasional 500.000 hektar dengan target 100.000 hektar per tahun," ungkap Amran di Kampung Cidahu, Desa Mekarwangi, Kecamatan Cisayong, Tasikmalaya, Kamis (1/9/2016).
Agar mencapai target, pihaknya akan sangat intensif memperhatikan program beras organik. Karena hasilnya bisa 600% dibandingkan dengan pertanian lahan sawah konvensional.
Selain itu, Amran mengeluarkan program terobosan dengan memperpendek jalur kebijakan yang selama ini menghambat, hingga memangkas alokasi anggaran dan selanjutnya mengalokasikannya untuk program pertanian. Misalnya, penyediaan alat pertanian yang sebelumnya harus lelang kini dilakukan penunjukkan. Hal ini, kata dia, berhasil memangkas anggaran seremonial yang mencapai Rp100 miliar lalu dibelikan untuk mesin pertanian.
"Alhamdulillah sejak saya menjabat, hasil pertanian surplus dimana stok yang ada saat ini saja sampai 2,2 juta ton dan bisa mencukupi hingga Mei 2017 karena kebutuhan beras mencapai 2,6 juta ton per tahun. Namun memang untuk terus mendorong ketahanan pangan, program beras organik digulirkan supaya kesejahteraan petani meningkat. Keterlibatan TNI dalam pencetakan lahan sawah baru juga sangat intensif karena ketahanan pangan juga berarti ketahanan nasional kedaulatan negara," tegas Andi.
Dalam acara pencetakan lahan itu, Mentan Amran menyaksikan ekspor beras organik Gapoktan Simpatik ke Belgia sebanyak 16,5 ton. Selain Belgia, enam negara lain yaitu Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Italia, dan Jerman juga merupakan peminat beras organik.
Ketua Gapoktan Simpatik Uu Saeful Bahri mengatakan, sejak menggarap lahan sawah organik tahun 2003 dan melakukan ekspor pada 2009, sebanyak 22 kelompok tani berada dalam naungannya. Dan kini lahan sawah organik kelompoknya mencapai lebih 300 hektar. Pada 2015 sebanyak 11 kontainer beras organik di ekspor ke tujuh negara tersebut, yang berlanjut pada 2016 ini, sebanyak tiga kontainer telah dikirimkan ke luar negeri.
Meski Kementan ingin membuat 15.000 hektar lahan sawah organik, tetapi Saeful merasa keberatan. "Kalau saya sendiri berat, silahkan kalau orang lain mau. Karena pengelolaannya tidak mudah dan butuh kedisiplinan tinggi, juga berkaitan dengan sertifikasi yang dievaluasi setiap tahun. Kalau diketahui ada persoalan maka sanksi tegas bakal dikenakan hingga larangan ekspor. Program itu saya mendukung tapi kalau saya yang harus melakukannya sepertinya sudah tidak sanggup kalau sebanyak itu," jelasnya.
Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum menyebutkan, mulai saat ini tengah dicari lahan sawah serta kelompok tani yang siap untuk mencetak lahan sawah organik dengan target 5.000 hektar. "Lahan sawahnya yang sudah ada, hanya sistem tanamnya yang dilakukan secara organik. Gapoktan Simpatik silakan nanti bisa menjadi konsultan dan lainnya sehingga program ini benar-benar bisa berjalan lancar," ujarnya.
(ven)