Hari Pertama September, IHSG Pulang Takluk 51,54 Poin

Kamis, 01 September 2016 - 16:21 WIB
Hari Pertama September, IHSG Pulang Takluk 51,54 Poin
Hari Pertama September, IHSG Pulang Takluk 51,54 Poin
A A A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Kamis (1/9/2016) berakhir memerah. IHSG ditutup jatuh 51,54 poin atau 0,96% ke level 5.334,55.

Saat pembukaan pagi tadi, IHSG dibuka jeblok 17,57 poin atau 0,33% ke level 5.368,52 pada pukul 08.55 WIB.

Data inflasi BPS yang melansir bahwa Agustus 2016 terjadi deflasi sebesar 0,02%, yang tertinggi sepanjang 15 tahun terakhir, ternyata belum mampu menarik indeks keluar dari zona merah.

Sentimen global tampaknya masih membebani laju IHSG, dimana Pemerintah AS pada esok hari akan mengumumkan data ketenagakerjaan AS yang diperkirakan sesuai ekspektasi.

Sembilan indeks sektoral IHSG ditutup melemah, dengan penurunan terbesar dari sektor saham infrastruktur yang negatif -1,66% dan properti -1,54%.

Komentar hawkish The Fed dan rencana pengumuman data ketenagakerjaan Amerika, membuat investor melakukan profit taking dengan aksi jual bersih asing yang mendera IHSG bak roller coaster. Dimana sebelumnya, aliran dana masuk dalam kurun waktu cukup lama mendorong IHSG untuk naik tinggi.

Hal yang sama juga terjadi di pasar Asia yang ditutup rendah pada hari pertama bulan September. Melansir CNBC, Kamis (1/9), pasar Asia tergelincir kendati data manufaktur China menunjukkan hasil positif. Lemahnya bursa Asia akibat sentimen harga minyak dan para investor yang melihat kepada data ketenagakerjaan AS yang akan diumumkan besok.

Indeks ASX 200 Australia ditutup turun 17,43 poin atau 0,32% pada 5,415.60, dengan sektor energi turun 1,64% dan sektor material off 1,65%.

Di Jepang, Nikkei 225 naik tipis 39,44 poin atau 0,23% ke 16,926.84, sementara di Selat Korea, Kospi ditutup turun 1,93 poin atau 0,09% pada 2,032.72.

Di Hong Kong, indeks Hang Seng ditutup lebih tinggi 185,46 poin atau 0,81% di 23,162.34, tingkat tertinggi sejak Agustus 2015. Pasar China daratan ditutup lebih rendah, dengan komposit Shanghai turun 22,51 poin atau 0,73% pada 3,062.97. Sedangkan komposit Shenzhen merunduk 15,40 poin atau 0,75% pada 2,017.46.

Pasar China tidak bereaksi banyak meski survei pemerintah menyatakan sektor manufaktur menunjukkan kenaikan. Indeks Manufaktur China naik menjadi 50,4 lebih tinggi dari angka Juli 49,9. Tingkat di atas 50 menunjukkan ekspansi, sementara tingkat di bawah 50 adalah kontraksi.

Analis makroekonomi CEBM Group, Zhengsheng Zhong mengatakan diabaikannya data manufaktur China oleh bursa setempat, karena hal itu lebih pada pengetatan oleh Pemerintah China sendiri. “Tekanan terhadap perekonomian China tetap terjadi,” ujarnya.

Sementara itu di bursa Indonesia, tercatat 407 saham yang diperdagangkan dimana 92 saham naik, 226 turun, dan 89 tetap. Nilai transaksi saham dari 6,18 miliar saham yang diperjualbelikan mencapai Rp5,55 triliun. Transaksi bersih asing negatif Rp354,94 miliar dengan aksi jual asing Rp2,383 triliun berbanding aksi beli asing Rp2,028 triliun.

Saham-saham yang mencetak laba antara lain PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) naik 4,39%, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) 0,94%, PT XL Axiata Tbk (EXCL) 1,40%, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) 1,59%, dan PT Astra Graphia Tbk (ASGR) meningkat 1,48%.

Saham-saham yang merugi antara lain PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang turun 2,95%, PT Panin Sekuritas Tbk (PANS) 5,30%, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) minus 6,62%, PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK) turun 9,76%, PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,53%.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5700 seconds (0.1#10.140)