JK: Nasionalisme Bikin BUMN Jadi Tidak Efisien
A
A
A
JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) RI Jusuf Kalla (JK) mengemukakan bahwa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejatinya bukan lahir dari nasionalisme. Nasionalisme justru yang selama ini membuat perusahaan pelat merah menjadi tidak efisien.
Dia mengungkapkan, BUMN justru lahir karena Indonesia membuat keperintisan. Indonesia berpikir bahwa sebuah perusahaan yang besar dibutuhkan sebagai pilar ekonomi bangsa.
"Tentu dibutuhkan perusahaan besar sebagai penggerak daripada itu, dan bagian itu tentu BUMN masuk dalam bagian itu. Itulah konsep awal dari pemikiran bagaimana BUMN tetap dibutuhkan dan dipertahankan dalam kehidupan ekonomi kita," katanya dalam pembukaan Indonesia Business & Development Expo 2016 di JCC, Jakarta, Kamis (8/9/2016).
Karena itu, beberapa BUMN seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) dan PT Semen Gresik (Persero) hadir. Perusahaan tersebut didirikan 100% oleh negara jauh sebelum nasionalisasi digulirkan. "BNI, Pusri, Gresik, itu BUMN awal yang 100% didirikan pemerintah," imbuh dia.
Kemudian, lanjut JK, pada 1957 terjadilah nasionalisme secara besar-besaran. Kala itu, perusahaan negara banyak bermunculan hingga beranak cucu.
Menurutnya, akibat nasioalisme yang dilakukan secara tiba-tiba, justru timbul inefisiensi dari perusahaan-perusahaan negara tersebut. Sebab, para petingginya berasal dari kalangan yang tidak mengerti dunia bisnis secara utuh.
"Akibat nasionalisasi yang secara tiba-tiba, timbullah inefisiensi. Karena, para perwira yang tidak mengerti bisnis tiba-tiba jadi dirut, pegawai nasional ataupun apa tiba-tiba jadi pimpinan perusahaan. Semuanya uji coba," tandas JK.
Dia mengungkapkan, BUMN justru lahir karena Indonesia membuat keperintisan. Indonesia berpikir bahwa sebuah perusahaan yang besar dibutuhkan sebagai pilar ekonomi bangsa.
"Tentu dibutuhkan perusahaan besar sebagai penggerak daripada itu, dan bagian itu tentu BUMN masuk dalam bagian itu. Itulah konsep awal dari pemikiran bagaimana BUMN tetap dibutuhkan dan dipertahankan dalam kehidupan ekonomi kita," katanya dalam pembukaan Indonesia Business & Development Expo 2016 di JCC, Jakarta, Kamis (8/9/2016).
Karena itu, beberapa BUMN seperti PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Pupuk Sriwidjaja (Persero) dan PT Semen Gresik (Persero) hadir. Perusahaan tersebut didirikan 100% oleh negara jauh sebelum nasionalisasi digulirkan. "BNI, Pusri, Gresik, itu BUMN awal yang 100% didirikan pemerintah," imbuh dia.
Kemudian, lanjut JK, pada 1957 terjadilah nasionalisme secara besar-besaran. Kala itu, perusahaan negara banyak bermunculan hingga beranak cucu.
Menurutnya, akibat nasioalisme yang dilakukan secara tiba-tiba, justru timbul inefisiensi dari perusahaan-perusahaan negara tersebut. Sebab, para petingginya berasal dari kalangan yang tidak mengerti dunia bisnis secara utuh.
"Akibat nasionalisasi yang secara tiba-tiba, timbullah inefisiensi. Karena, para perwira yang tidak mengerti bisnis tiba-tiba jadi dirut, pegawai nasional ataupun apa tiba-tiba jadi pimpinan perusahaan. Semuanya uji coba," tandas JK.
(izz)