Indonesia Komitmen Terapkan Kebijakan Hilirisasi Sektor Agro
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengemukakan pemerintah berkomitmen menerapkan kebijakan hilirisasi industri yang menekankan upaya pengolahan sumber daya alam termasuk di sektor agro. Apalagi, Indonesia merupakan negara produsen produk agro utama di dunia seperti kelapa sawit, kakao, kopi, karet, kelapa, rumput laut, dan buah-buahan tropis.
“Hilirisasi dilakukan untuk menghasilkan produk-produk yang lebih beragam dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga memiliki daya saing kuat di pasar domestik dan internasional,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Haris Munandar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Haris menegaskan, strategi pembinaan dan pengembangan industri agro nasional akan berhasil dengan baik, jika dilakukan koordinasi dan sinkronisasi yang sinergis antar instansi terkait baik di pusat maupun daerah termasuk peran lembaga penelitian dan pengembangan (litbang).
“Pengembangan industri agro membawa dampak ganda pada penyediaan lapangan kerja dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh daerah,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Haris, begitu banyak tantangan yang harus dihadapi industri agro saat ini seiring dengan semakin meningkatnya persyaratan konsumen akan produk-produk yang bermutu tinggi dan aman serta semakin ketatnya persaingan pasar baik di lokal maupun global. “Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar target dapat tercapai,” katanya.
“Hilirisasi dilakukan untuk menghasilkan produk-produk yang lebih beragam dan bernilai ekonomi tinggi, sehingga memiliki daya saing kuat di pasar domestik dan internasional,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Haris Munandar dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (9/9/2016).
Haris menegaskan, strategi pembinaan dan pengembangan industri agro nasional akan berhasil dengan baik, jika dilakukan koordinasi dan sinkronisasi yang sinergis antar instansi terkait baik di pusat maupun daerah termasuk peran lembaga penelitian dan pengembangan (litbang).
“Pengembangan industri agro membawa dampak ganda pada penyediaan lapangan kerja dan pemerataan pembangunan industri ke seluruh daerah,” tuturnya.
Selain itu, lanjut Haris, begitu banyak tantangan yang harus dihadapi industri agro saat ini seiring dengan semakin meningkatnya persyaratan konsumen akan produk-produk yang bermutu tinggi dan aman serta semakin ketatnya persaingan pasar baik di lokal maupun global. “Untuk itu diperlukan strategi yang tepat agar target dapat tercapai,” katanya.
(dmd)