BI Perkirakan Neraca Perdagangan Agustus Surplus
A
A
A
JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjio mengatakan, neraca perdagangan pada Agustus tahun ini akan terus mengalami tren surplus, meski tidak terlalu besar. Namun, pihaknya masih menunggu data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS).
"Kita harus tunggu data-data BPS untuk neraca perdagangan, jelas angka resminya ada di sana. Tapi angka-angka sementara yang kita perkirakan neraca dagangnya masih surplus kurang lebih sekitar Rp150 juta-an," kata dia di Jakarta, Selasa (13/9/2016) malam.
Eskpor meningkat cukup tinggi dan impor mengalami peningkatan di beberapa sektor komoditi. "Tidak hanya konsumsi, tapi impor bahan baku sudah mulai mengalami peningkatan, berarti itu tanda-tanda produksi dalam negeri mengalami peningkatan. Itu beberapa indikator yang ada," imbuhnya
Untuk ekspor, terutama ditopangan dari komoditas tidak hanya masalah beberapa barang komoditas, beberapa barang manufaktur juga diprediksi akan cukup bagus.
"Itu terlihat dari ekspor mesin, produk-produk kimia mengalami peningkatan, ini suatu tanda-tanda kalau ekspor manufaktur kita baik," pungkas Perry.
Di sisi lain, impor nonmigas juga mengalami peningkatan. Namun, tidak perlu dilihat dari sisi negatifnya untuk peningkatakan impor.
"Jangan dilihat secara buruk kenaikan impor khususnya bahan baku pertanda bahwa kegiatan produksi mengalami peningkatan produksi dalam negeri, menunjukkan dari sisi dunia usaha mulai meningkatkan produksinya. Sebagian bahan baku yang tidak bisa dipenuhi di dalam negeri, mereka kan impor, tidak mungkin pengusaha melakukan impor kalau tidak mempunyai ekspetasi permintaan itu akan meningkat," kata dia.
Maka, lanjut Perry, kenaikan impor nonmigas ini pertanda baik, lantaran dunia usaha juga sedang berkembang dan membutuhkan banyak impor nonmigas.
"Ini yang saya ingin tekankan, kenaikan impor nonmigas khususnya bahan baku merupakan petanda baik bahwa kegiatan produksi dalam negeri mengalami peningkatan karena dunia usaha melihat ada peningkatan permintaan," pungkasnya.
"Kita harus tunggu data-data BPS untuk neraca perdagangan, jelas angka resminya ada di sana. Tapi angka-angka sementara yang kita perkirakan neraca dagangnya masih surplus kurang lebih sekitar Rp150 juta-an," kata dia di Jakarta, Selasa (13/9/2016) malam.
Eskpor meningkat cukup tinggi dan impor mengalami peningkatan di beberapa sektor komoditi. "Tidak hanya konsumsi, tapi impor bahan baku sudah mulai mengalami peningkatan, berarti itu tanda-tanda produksi dalam negeri mengalami peningkatan. Itu beberapa indikator yang ada," imbuhnya
Untuk ekspor, terutama ditopangan dari komoditas tidak hanya masalah beberapa barang komoditas, beberapa barang manufaktur juga diprediksi akan cukup bagus.
"Itu terlihat dari ekspor mesin, produk-produk kimia mengalami peningkatan, ini suatu tanda-tanda kalau ekspor manufaktur kita baik," pungkas Perry.
Di sisi lain, impor nonmigas juga mengalami peningkatan. Namun, tidak perlu dilihat dari sisi negatifnya untuk peningkatakan impor.
"Jangan dilihat secara buruk kenaikan impor khususnya bahan baku pertanda bahwa kegiatan produksi mengalami peningkatan produksi dalam negeri, menunjukkan dari sisi dunia usaha mulai meningkatkan produksinya. Sebagian bahan baku yang tidak bisa dipenuhi di dalam negeri, mereka kan impor, tidak mungkin pengusaha melakukan impor kalau tidak mempunyai ekspetasi permintaan itu akan meningkat," kata dia.
Maka, lanjut Perry, kenaikan impor nonmigas ini pertanda baik, lantaran dunia usaha juga sedang berkembang dan membutuhkan banyak impor nonmigas.
"Ini yang saya ingin tekankan, kenaikan impor nonmigas khususnya bahan baku merupakan petanda baik bahwa kegiatan produksi dalam negeri mengalami peningkatan karena dunia usaha melihat ada peningkatan permintaan," pungkasnya.
(izz)