Bayer Setuju Membeli Monsanto USD65 Miliar
A
A
A
FRANKFURT - Industri kimia dan farmasi asal Jerman, Bayer Aktiengesellschaft (AG) dikabarkan sepakat membeli perusahaan agrokimia dari Amerika Serikat, Monsanto senilai USD65 miliar atau setara Rp858 triliun (estimasi kurs Rp13.211/USD).
Melansir Financial Times, Rabu (14/9/2016), keduanya segera mengumumkan akuisisi pada Rabu ini. Menurut sang sumber, pembelian sebesar USD65 miliar mencakup pembayaran utang dan saham sebesar USD130 per saham. Nilai ini meningkat dari penawaran Selasa kemarin, yaitu USD127,50 per saham.
“Dewan pengawas Bayer sedang mengadakan pertemuan Rabu ini dan diharapkan segera melakukan pengambilalihan,” bisik si sumber, seperti dikutip Financial Times.
Keinginan Bayer mencaplok Monsanto datang pada Mei lalu. Ketika itu, Chief Executive Bayer, Werner Baumann berniat melakukan ekspansi pasar. Secara tidak terduga, Baumann langsung menawar Monsanto sebesar USD122 per saham.
Sejak itu, Bayer terus memompa tawarannya, termasuk revisi pada pekan ini agar akuisisi Monsanto tidak kandas di tengah jalan.
Bahkan Baumann menghabiskan banyak waktu selama musim panas dengan meyakinkan investor akan kesepakatan di atas. Beberapa pemegang saham sendiri mempertanyakan langkah Bayer membeli Monsanto, termasuk pembayaran utang mereka yang mencapai USD19,71 miliar alias Rp260 triliun.
Namun, kesepakatan dengan Monsanto secara signifikan akan membentuk kembali portofolio Bayer. Bahkan meluaskan operasi bisnis intinya ke bisnis agrokimia. Apalagi divisi agrokimia mereka sebelumnya mengalami kenaikan penjualan hingga 30% pada 2015 kemarin.
Wall Street Journal, Rabu (14/9/2016) melansir divisi agrokimia Bayer membukukan pendapatan USD11,67 miliar alias Rp154 triliun. Sementara penjualan Monsanto pada tahun 2015 kemarin mencapai USD15 miliar atau Rp198 triliun.
Kalkulasi demikian, membuat analis DZ Bank mengatakan bahwa kesepakatan Bayer-Monsanto tinggal mendekati akhir. “Kami berpikir bahwa bayer tidak suka basa-basi, mereka akan membayar lebih signifikan,” tulis DZ Bank.
Para analis mencatat bahwa usaha pertanian Bayer dan Monsanto akan saling melengkapi. Bayer kuat dalam bahan kimia tanaman, sedangkan Monsanto adalah pemimpin dunia dalam hal benih tanaman. Kesepakatan di atas bakal menciptakan satu bisnis agrokimia terbesar di dunia, dan menjadi konsolidasi tercepat dalam industri pertanian.
Hanya saja, kedua petinggi perusahaan Bayer di Leverkusen dan Monsanto di St. Louis, Missouri, Amerika masih menolak berkomentar soal akuisisi tersebut. Di tengah ketidakpastian kapan kesepakatan terjadi, Reuters, Rabu (14/9/2016) mengabarkan saham Monsanto berakhir lebih rendah 0,8% pada level USD106,10 pada penutupan perdagangan. Begitu pula dengan saham Bayer yang berakhir diperdagangkan di Frankfurt turun 0,3% menjadi 93,3 euro.
Melansir Financial Times, Rabu (14/9/2016), keduanya segera mengumumkan akuisisi pada Rabu ini. Menurut sang sumber, pembelian sebesar USD65 miliar mencakup pembayaran utang dan saham sebesar USD130 per saham. Nilai ini meningkat dari penawaran Selasa kemarin, yaitu USD127,50 per saham.
“Dewan pengawas Bayer sedang mengadakan pertemuan Rabu ini dan diharapkan segera melakukan pengambilalihan,” bisik si sumber, seperti dikutip Financial Times.
Keinginan Bayer mencaplok Monsanto datang pada Mei lalu. Ketika itu, Chief Executive Bayer, Werner Baumann berniat melakukan ekspansi pasar. Secara tidak terduga, Baumann langsung menawar Monsanto sebesar USD122 per saham.
Sejak itu, Bayer terus memompa tawarannya, termasuk revisi pada pekan ini agar akuisisi Monsanto tidak kandas di tengah jalan.
Bahkan Baumann menghabiskan banyak waktu selama musim panas dengan meyakinkan investor akan kesepakatan di atas. Beberapa pemegang saham sendiri mempertanyakan langkah Bayer membeli Monsanto, termasuk pembayaran utang mereka yang mencapai USD19,71 miliar alias Rp260 triliun.
Namun, kesepakatan dengan Monsanto secara signifikan akan membentuk kembali portofolio Bayer. Bahkan meluaskan operasi bisnis intinya ke bisnis agrokimia. Apalagi divisi agrokimia mereka sebelumnya mengalami kenaikan penjualan hingga 30% pada 2015 kemarin.
Wall Street Journal, Rabu (14/9/2016) melansir divisi agrokimia Bayer membukukan pendapatan USD11,67 miliar alias Rp154 triliun. Sementara penjualan Monsanto pada tahun 2015 kemarin mencapai USD15 miliar atau Rp198 triliun.
Kalkulasi demikian, membuat analis DZ Bank mengatakan bahwa kesepakatan Bayer-Monsanto tinggal mendekati akhir. “Kami berpikir bahwa bayer tidak suka basa-basi, mereka akan membayar lebih signifikan,” tulis DZ Bank.
Para analis mencatat bahwa usaha pertanian Bayer dan Monsanto akan saling melengkapi. Bayer kuat dalam bahan kimia tanaman, sedangkan Monsanto adalah pemimpin dunia dalam hal benih tanaman. Kesepakatan di atas bakal menciptakan satu bisnis agrokimia terbesar di dunia, dan menjadi konsolidasi tercepat dalam industri pertanian.
Hanya saja, kedua petinggi perusahaan Bayer di Leverkusen dan Monsanto di St. Louis, Missouri, Amerika masih menolak berkomentar soal akuisisi tersebut. Di tengah ketidakpastian kapan kesepakatan terjadi, Reuters, Rabu (14/9/2016) mengabarkan saham Monsanto berakhir lebih rendah 0,8% pada level USD106,10 pada penutupan perdagangan. Begitu pula dengan saham Bayer yang berakhir diperdagangkan di Frankfurt turun 0,3% menjadi 93,3 euro.
(ven)