Penyebab Harga Gas Industri Malaysia Lebih Murah dari Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pengamat Kebijakan Publik dan Energi Agus Pambagio mengungkap, penyebab kenapa harga gas industri Malaysia dapat lebih murah dibandingkan di Indonesia. Dia menerangkan karena pemerintah Negeri Jiran -julukan Malaysia- memberikan subsidi harga gas untuk industri melalui Petronas.
(Baca Juga: Jokowi Beri Waktu Satu Bulan Turunkan Harga Gas Industri)
Lebih lanjut dia menerangkan jumlah subsidi yang diberikan pemerintah Malaysia untuk menekan harga gas di negara tersebut terbilang cukup besar. Ditambah subsidi tersebut juga sudah dilakukan bertahun-tahun.
"Pemerintah Malaysia melalui Petronas memberikan subsidi harga gas kepada industri-industri mereka, itu sebabnya harga gas di sana bisa murah. Jumlahnya besar dan memang sudah agak lama, bertahun-tahun lalu," terang Agus di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
(Baca Juga: BPK Beberkan Penyebab Mahalnya Harga Gas RI)
Pernyataan ini menanggapi keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya yang meminta harga gas industri turun di bawah USD6 per MMBTU. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu harga gas industri di Indonesia masih terbilang tinggi dibanding negara lain di lingkungan ASEAN.
Dia mencontohkan Harga gas di Vietnam saat ini hanya USD7 per MMBTU, Malaysia dan Singapura hanya USD4 per MMBTU, sementara di Indonesia berada dikisaran USD9-USD10/MMBTU.
Terkait hal tersebut, Agus mengatakan Presiden Jokowi perlu mengetahui informasi secara utuh terkait harga gas dibeberapa negara. Menurutnya sejak 1997, untuk mengontrol agar harga gas ke sektor energi, industri dan real estate tetap rendah, pemerintah Malaysia memberikan subsidi melalui Petronas sebesar RM 230.6 miliar atau sekitar Rp776,25 triliun.
Selain itu, pemerintah Malaysia juga menjamin kontinuitas pasokan gas bumi untuk pembangkit listrik dan mengadopsi konsep delivery or pay apabila terdapat kegagalan penyaluran gas bumi. Tak hanya itu, pemerintah Malaysia juga memberikan hak khusus dalam pengusahaan kegiatan usaha hulu migas kepada Petronas.
Langkah ini merupakan kompensasi yang diberikan pemerintah kepada Petronas yang telah mengambil peran negara dalam pemberian subsidi gas bumi. "Saya kira Presiden Jokowi perlu mendapatkan informasi yang menyeluruh terkait harga gas untuk industri ini sehingga keputusan yang diambil akan baik bagi industri, pelaku usaha di bidang gas bumi dan keuangan pemerintah sendiri," tandasnya.
(Baca Juga: Jokowi Beri Waktu Satu Bulan Turunkan Harga Gas Industri)
Lebih lanjut dia menerangkan jumlah subsidi yang diberikan pemerintah Malaysia untuk menekan harga gas di negara tersebut terbilang cukup besar. Ditambah subsidi tersebut juga sudah dilakukan bertahun-tahun.
"Pemerintah Malaysia melalui Petronas memberikan subsidi harga gas kepada industri-industri mereka, itu sebabnya harga gas di sana bisa murah. Jumlahnya besar dan memang sudah agak lama, bertahun-tahun lalu," terang Agus di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
(Baca Juga: BPK Beberkan Penyebab Mahalnya Harga Gas RI)
Pernyataan ini menanggapi keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya yang meminta harga gas industri turun di bawah USD6 per MMBTU. Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta itu harga gas industri di Indonesia masih terbilang tinggi dibanding negara lain di lingkungan ASEAN.
Dia mencontohkan Harga gas di Vietnam saat ini hanya USD7 per MMBTU, Malaysia dan Singapura hanya USD4 per MMBTU, sementara di Indonesia berada dikisaran USD9-USD10/MMBTU.
Terkait hal tersebut, Agus mengatakan Presiden Jokowi perlu mengetahui informasi secara utuh terkait harga gas dibeberapa negara. Menurutnya sejak 1997, untuk mengontrol agar harga gas ke sektor energi, industri dan real estate tetap rendah, pemerintah Malaysia memberikan subsidi melalui Petronas sebesar RM 230.6 miliar atau sekitar Rp776,25 triliun.
Selain itu, pemerintah Malaysia juga menjamin kontinuitas pasokan gas bumi untuk pembangkit listrik dan mengadopsi konsep delivery or pay apabila terdapat kegagalan penyaluran gas bumi. Tak hanya itu, pemerintah Malaysia juga memberikan hak khusus dalam pengusahaan kegiatan usaha hulu migas kepada Petronas.
Langkah ini merupakan kompensasi yang diberikan pemerintah kepada Petronas yang telah mengambil peran negara dalam pemberian subsidi gas bumi. "Saya kira Presiden Jokowi perlu mendapatkan informasi yang menyeluruh terkait harga gas untuk industri ini sehingga keputusan yang diambil akan baik bagi industri, pelaku usaha di bidang gas bumi dan keuangan pemerintah sendiri," tandasnya.
(akr)