Mentan Jamin Pasokan Tiga Komoditas Ini Aman
A
A
A
YOGYAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin pasokan tiga komoditas yakni bawang merah, cabai dan jagung di Indonesia terbilang aman, meski di tengah anomali cuaca yang mengganggu produktivitas. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menerangkan alasannya karena luas lahan tanaman komditas itu mengalami kenaikan signifikan.
Oleh karenanya, dia mengaku berani menjamin pasokan bawang merah dan cabai akan tetap stabil meskipun cuaca sedang tidak bersahabat. Bahkan kemungkinan besar menurutnya Indonesia akan surplus dari komoditas tersebut.
"Kita lihat, strategi memperluas tanaman bawang telah berhasil. Dulu kita impor, sekarang justru surplus. Dan ini akan kita terapkan di tanaman cabai ataupun jagung," paparnya saat turut membuka pameran produk dan pangan regional 2016 di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (7/10/2016).
Lebih lanjut dia menerangkan logikanya akan terjadi peningkatan pada Juli, Agustus dan September dengan tingkat produksi hanya 500 ribu hektare perbulan. Selama 70 menurutnya angka produksi selalu mentok di 500 ribu hektare perbulan.
Dengan luas lahan sekitar 500 ribu hektare perbulan tersebut, pihaknya menghitung produktivitas paling banyak di angka 1,5 juta ton pertahun. Jumlah tersebut tentu saja tidak mampu memenuhi kebutuhan di Tanah Air, yang mencapai 2,6 juta ton pertahunnya. Akibatnya untuk mencukupi kebutuhan bawang merah, langkah impor diambil.
Sementara itu kini Amran mengklain luas lahan tanaman bawang merah sudah naik dua kali lipat dari 500.000 hektare menjadi 1 juta hektar. Sehingga menurutnya produktivitas tanaman bawang merah juga naik dua kali lipat dari 1,5 juta ton menjadi 3 juta ton.
"Artinyadengan produktivitas sebanyak itu maka Indonesia akan surplus bawang merah karena kebutuhannya telah terpenuhi. Kita surplus 400 ribu ton. Dan itu bisa kita ekspor," jelas dia.
Kondisi serupa juga terjadi pada cabai, karena dia mengklaim juga berhasil menyiasati musim tanam komoditas ini. Menurutnya Kementan telah berhasil membuat para petani menanam cabai di luar musim tanam biasanya.
Sehingga meskipun terjadi anomali cuaca seperti sekarang ini, pihaknya memastikan pasokan cabai di pasaran akan stabil. Dan nanti tidak akan ada gejolak harga cabai lagi kendati musim hujan cukup lama.
Pada saat bulan-bulan surviks supaya tanaman terus stabil. Sehingga tidak ada bulan-bulan off season. Saat ini pihaknya telah menyiapkan luas lahan 15.000 hektare untuk tanam di luar musim. Dan kebijakan tersebut sebelumnya memang belum pernah dilakukan. Sehingga dia menjamin tidak akan ada paceklik cabai lagi tahun ini.
"Ini juga kita lakukan pada jagung. Jagung peningkatannya luar biasa,"klaimnya.
Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta Hilman Tisnawan mengatakan, sebagai salah satu bagian dari Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID), pihaknya mewaspadai gejolak harga cabai mengingat musim penghujan sudah datang dan kemungkinan akan berlangsung lama. Biasanya, ketika cabai langka maka harga akan melambung dan inflasi akan terkerek.
"Yogyakarta komoditas pangan juga sangat mempengaruhi inflasi," tuturnya.
Oleh karenanya, dia mengaku berani menjamin pasokan bawang merah dan cabai akan tetap stabil meskipun cuaca sedang tidak bersahabat. Bahkan kemungkinan besar menurutnya Indonesia akan surplus dari komoditas tersebut.
"Kita lihat, strategi memperluas tanaman bawang telah berhasil. Dulu kita impor, sekarang justru surplus. Dan ini akan kita terapkan di tanaman cabai ataupun jagung," paparnya saat turut membuka pameran produk dan pangan regional 2016 di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Jumat (7/10/2016).
Lebih lanjut dia menerangkan logikanya akan terjadi peningkatan pada Juli, Agustus dan September dengan tingkat produksi hanya 500 ribu hektare perbulan. Selama 70 menurutnya angka produksi selalu mentok di 500 ribu hektare perbulan.
Dengan luas lahan sekitar 500 ribu hektare perbulan tersebut, pihaknya menghitung produktivitas paling banyak di angka 1,5 juta ton pertahun. Jumlah tersebut tentu saja tidak mampu memenuhi kebutuhan di Tanah Air, yang mencapai 2,6 juta ton pertahunnya. Akibatnya untuk mencukupi kebutuhan bawang merah, langkah impor diambil.
Sementara itu kini Amran mengklain luas lahan tanaman bawang merah sudah naik dua kali lipat dari 500.000 hektare menjadi 1 juta hektar. Sehingga menurutnya produktivitas tanaman bawang merah juga naik dua kali lipat dari 1,5 juta ton menjadi 3 juta ton.
"Artinyadengan produktivitas sebanyak itu maka Indonesia akan surplus bawang merah karena kebutuhannya telah terpenuhi. Kita surplus 400 ribu ton. Dan itu bisa kita ekspor," jelas dia.
Kondisi serupa juga terjadi pada cabai, karena dia mengklaim juga berhasil menyiasati musim tanam komoditas ini. Menurutnya Kementan telah berhasil membuat para petani menanam cabai di luar musim tanam biasanya.
Sehingga meskipun terjadi anomali cuaca seperti sekarang ini, pihaknya memastikan pasokan cabai di pasaran akan stabil. Dan nanti tidak akan ada gejolak harga cabai lagi kendati musim hujan cukup lama.
Pada saat bulan-bulan surviks supaya tanaman terus stabil. Sehingga tidak ada bulan-bulan off season. Saat ini pihaknya telah menyiapkan luas lahan 15.000 hektare untuk tanam di luar musim. Dan kebijakan tersebut sebelumnya memang belum pernah dilakukan. Sehingga dia menjamin tidak akan ada paceklik cabai lagi tahun ini.
"Ini juga kita lakukan pada jagung. Jagung peningkatannya luar biasa,"klaimnya.
Sebelumnya, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Yogyakarta Hilman Tisnawan mengatakan, sebagai salah satu bagian dari Tim Pengendali Inflasi daerah (TPID), pihaknya mewaspadai gejolak harga cabai mengingat musim penghujan sudah datang dan kemungkinan akan berlangsung lama. Biasanya, ketika cabai langka maka harga akan melambung dan inflasi akan terkerek.
"Yogyakarta komoditas pangan juga sangat mempengaruhi inflasi," tuturnya.
(akr)