IHSG Diprediksi Lanjutkan Penguatan
IHSG Diprediksi Lanjutkan Penguatan
A
A
A
JAKARTA - Analis Reliance Securities Lanjar Nafi memperkirakan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini akan melanjutkan penguatannya dengan range pergerakan di level 5.375-5.480.
Menurut dia, secara teknikal IHSG mengkonfirmasi pola rebound pada support dengan mencoba kembali break out resistance dari harga tertingginya tahun ini. "Indikator stochastic sebagai pendeteksi pergerakan berhasil terkonfirmasi bergerak menguat pascagolden-cross di area jenuh jual," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/10/2016).
Sementara, IHSG kemarin berhasil ditutup naik 10,42 poin atau sebesar 0,19% di level 5.410,30 dengan volume yang cenderung moderate. Indeks sektor pertanian dan pertambangan berhasil mengimbangi dengan memimpin penguatan.
Sentimen harga komoditas seperti CPO dan harga tambang menjadi faktor utama menjelang musim dingin di area nontropis dan musim hujan di area tropis. Data neraca perdagangan dan aktivitas eksport dan import Indonesia pun terlihat cukup membaik.
Di mana aktivitas eksport turun, namun berkurang dari periode sebelumnya sebesar -0,59% vs -0,74% pada periode sebelumnya. Sehingga terjadi surplus USF1,2 miliar vs USD360 juta pada periode sebelumnya.
"Meskipun demikian aksi jual investor asing masih terus terlihat seiring melemahnya mayoritas bursa di Asia. Pada awal pekan perdagangan ini aksi jual investor asing secatat sebesar Rp483,94 miliar," pungkas Lanjar.
Menurut dia, secara teknikal IHSG mengkonfirmasi pola rebound pada support dengan mencoba kembali break out resistance dari harga tertingginya tahun ini. "Indikator stochastic sebagai pendeteksi pergerakan berhasil terkonfirmasi bergerak menguat pascagolden-cross di area jenuh jual," ujarnya di Jakarta, Selasa (18/10/2016).
Sementara, IHSG kemarin berhasil ditutup naik 10,42 poin atau sebesar 0,19% di level 5.410,30 dengan volume yang cenderung moderate. Indeks sektor pertanian dan pertambangan berhasil mengimbangi dengan memimpin penguatan.
Sentimen harga komoditas seperti CPO dan harga tambang menjadi faktor utama menjelang musim dingin di area nontropis dan musim hujan di area tropis. Data neraca perdagangan dan aktivitas eksport dan import Indonesia pun terlihat cukup membaik.
Di mana aktivitas eksport turun, namun berkurang dari periode sebelumnya sebesar -0,59% vs -0,74% pada periode sebelumnya. Sehingga terjadi surplus USF1,2 miliar vs USD360 juta pada periode sebelumnya.
"Meskipun demikian aksi jual investor asing masih terus terlihat seiring melemahnya mayoritas bursa di Asia. Pada awal pekan perdagangan ini aksi jual investor asing secatat sebesar Rp483,94 miliar," pungkas Lanjar.
(izz)
Explore More