Bantu Perekonomian, Thamrin City Fokuskan ke UMKM
A
A
A
JAKARTA - Jumlah pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia kian menunjukkan tren meningkat. Keberadaan pusat perbelanjaan yang memberi wadah bagi pelaku UMKM pun sangat dibutuhkan guna menunjang perkembangan bisnis ini.
Salah satu pusat perbelanjaan yang fokus pada UMKM adalah TM Thamrin City. Mereka banyak membuka kios bagi pelaku usaha UMKM yang umumnya perempuan. Sebelumnya kebanyakan mereka bekerja sebagai karyawati.
"Pedagang bagi kami mitra yang sangat penting. Mereka kami bina dan dukung dengan berbagai promosi dan mendatangkan disainer kondang untuk konsultasi. Awalnya mereka coba-coba, akhirnya memilih berjualan di sini daripada menjadi karyawati," ujar AVP Marketing Trade TM Agung Podomoro Ho Mely Surjani yang membawahi TM Thamrin City di Jakarta Selasa (18/10/2016).
Contoh sukses tersebut salah satunya Dewi Yuniarti, yang sudah bergabung di TM Thamrin City sejak 2010. Dirinya memilih resign dari perusahaannya untuk fokus pada fashion modern yaitu menjual brokat yang umumnya digunakan untuk acara acara resmi seperti pernikahan, di zona Ladies Market.
Wanita yang biasa dipanggil Noni menggunakan namanya untuk memperkenalkan kiosnya yaitu Butik Noni. Salah satu kiosnya terletak di Lantai D TM Thamrin City. Dia mengungkapkan, awalnya dia hanya memiliki satu unit kios, saat ini sudah memiliki empat butik dan berencana menambah satu butik dalam waktu dekat. Dengan karyawan mencapai 15 orang, dia melayani rata-rata 100 pengunjung per hari. Dia mengungkapkan kebanyakan pengunjung yang datang berusia 25 hingga 40 tahun.
Secara nasional, jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014. Diperkirakan tahun 2016, jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus tumbuh. Saat ini populasi penduduk dengan usia produktif lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia. Hal ini memicu khususnya para pemuda untuk menciptakan peluangnya sendiri dengan membuka bisnis. Sebagian besar tergolong sebagai pelaku usaha sektor UMKM.
Pemerintah menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu menopang perekonomian negara. Bahkan sudah terbukti saat terjadi krisis moneter 1998 dan krisis global. UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 51,7-97,2%. Oleh karena itu, kerja sama untuk pengembangan dan ketahanan UMKM perlu diutamakan.
Salah satu pusat perbelanjaan yang fokus pada UMKM adalah TM Thamrin City. Mereka banyak membuka kios bagi pelaku usaha UMKM yang umumnya perempuan. Sebelumnya kebanyakan mereka bekerja sebagai karyawati.
"Pedagang bagi kami mitra yang sangat penting. Mereka kami bina dan dukung dengan berbagai promosi dan mendatangkan disainer kondang untuk konsultasi. Awalnya mereka coba-coba, akhirnya memilih berjualan di sini daripada menjadi karyawati," ujar AVP Marketing Trade TM Agung Podomoro Ho Mely Surjani yang membawahi TM Thamrin City di Jakarta Selasa (18/10/2016).
Contoh sukses tersebut salah satunya Dewi Yuniarti, yang sudah bergabung di TM Thamrin City sejak 2010. Dirinya memilih resign dari perusahaannya untuk fokus pada fashion modern yaitu menjual brokat yang umumnya digunakan untuk acara acara resmi seperti pernikahan, di zona Ladies Market.
Wanita yang biasa dipanggil Noni menggunakan namanya untuk memperkenalkan kiosnya yaitu Butik Noni. Salah satu kiosnya terletak di Lantai D TM Thamrin City. Dia mengungkapkan, awalnya dia hanya memiliki satu unit kios, saat ini sudah memiliki empat butik dan berencana menambah satu butik dalam waktu dekat. Dengan karyawan mencapai 15 orang, dia melayani rata-rata 100 pengunjung per hari. Dia mengungkapkan kebanyakan pengunjung yang datang berusia 25 hingga 40 tahun.
Secara nasional, jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014. Diperkirakan tahun 2016, jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus tumbuh. Saat ini populasi penduduk dengan usia produktif lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia. Hal ini memicu khususnya para pemuda untuk menciptakan peluangnya sendiri dengan membuka bisnis. Sebagian besar tergolong sebagai pelaku usaha sektor UMKM.
Pemerintah menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu menopang perekonomian negara. Bahkan sudah terbukti saat terjadi krisis moneter 1998 dan krisis global. UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Sekitar 88,8-99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 51,7-97,2%. Oleh karena itu, kerja sama untuk pengembangan dan ketahanan UMKM perlu diutamakan.
(ven)