Pemilu AS Jadi Penentu Masa Depan Indonesia di TPP
A
A
A
JAKARTA - Presiden US-ASEAN Business Council Alexander Feldman menyatakan, pemilihan umum (pemilu) yang akan berlangsung di Amerika Serikat (AS) akan menjadi salah satu penentu masa depan Indonesia di Trans Pacific Partnership (TPP). Hal ini dikatakannya usai melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
Dia mengatakan, Indonesia sejak beberapa waktu lalu memang telah menyatakan minat untuk bergabung dalam kerja sama lintas pasifik tersebut. Pada Oktober 2015, Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama, dan menyatakan bahwa Indonesia berminat bergabung dalam kerja sama tersebut.
"TPP memang akan terpengaruh dengan pemilihan umum di AS. Indonesia pun sudah pernah membahasnya saat pertemuan dengan Presiden AS dalam jamuan makan malam Oktober lalu," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Kendati demikian, dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi hari ini, Alex mengaku pihaknya sama sekali tidak mendiskusikan mengenai TPP. Pertemuannya kali ini hanya difokuskan mengenai potensi kerja sama Indonesia dengan Negeri Paman Sam tersebut.
"Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, (kerja sama) maritim adalah hal penting. Kami tidak bisa berkomentar dengan lebih spesifik soal maritim, tapi kami tertarik dengan apa yang terjadi di perairan Indonesia. Kami mendukung Presiden soal menegaskan kedaulatan perairan mereka," imbuh dia.
Selain itu, sambung Alex, pihaknya juga menjajaki kemungkinan kerja sama dalam sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Menurutnya, UKM akan dapat berkembang pesat jika didukung teknologi mumpuni dari AS.
"Kami tadi membahas dengan Presiden bagaimana kami bisa membantu upaya memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kami sangat mendukung, perusahaan-perusahaan Amerika sudah berinvestasi di Indonesia, beberapa lebih dari 90 tahun dan beberapa baru, dan US ASEAN Business Council mewakil bisnis-bisnis Amerika tidak hanya di Indonesia tetapi juga di ASEAN," pungkasnya.
Dia mengatakan, Indonesia sejak beberapa waktu lalu memang telah menyatakan minat untuk bergabung dalam kerja sama lintas pasifik tersebut. Pada Oktober 2015, Presiden Jokowi melakukan pertemuan dengan Presiden AS Barack Obama, dan menyatakan bahwa Indonesia berminat bergabung dalam kerja sama tersebut.
"TPP memang akan terpengaruh dengan pemilihan umum di AS. Indonesia pun sudah pernah membahasnya saat pertemuan dengan Presiden AS dalam jamuan makan malam Oktober lalu," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/10/2016).
Kendati demikian, dalam pertemuannya dengan Presiden Jokowi hari ini, Alex mengaku pihaknya sama sekali tidak mendiskusikan mengenai TPP. Pertemuannya kali ini hanya difokuskan mengenai potensi kerja sama Indonesia dengan Negeri Paman Sam tersebut.
"Mengingat Indonesia adalah negara kepulauan, (kerja sama) maritim adalah hal penting. Kami tidak bisa berkomentar dengan lebih spesifik soal maritim, tapi kami tertarik dengan apa yang terjadi di perairan Indonesia. Kami mendukung Presiden soal menegaskan kedaulatan perairan mereka," imbuh dia.
Selain itu, sambung Alex, pihaknya juga menjajaki kemungkinan kerja sama dalam sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Menurutnya, UKM akan dapat berkembang pesat jika didukung teknologi mumpuni dari AS.
"Kami tadi membahas dengan Presiden bagaimana kami bisa membantu upaya memicu pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kami sangat mendukung, perusahaan-perusahaan Amerika sudah berinvestasi di Indonesia, beberapa lebih dari 90 tahun dan beberapa baru, dan US ASEAN Business Council mewakil bisnis-bisnis Amerika tidak hanya di Indonesia tetapi juga di ASEAN," pungkasnya.
(izz)