Penurunan Angka Kemiskinan RI Diapresiasi Bank Dunia
A
A
A
JAKARTA - World Bank mengapresiasi langkah Indonesia terkait penurunan angka kemiskinan sebesar 0,4 poin pada triwulan I tahun 2016. Pasalnya, penurunan secara year on year (yoy) ini merupakan yang terbesar dalam 3 tahun terakhir.
Lebih lanjut Bank Dunia menyoroti, stabilnya harga pangan terutama untuk beras yang dinilai menjadi salah satu pendongkrak pengurangan angka kemiskinan tahun ini. "Harga pangan, memberikan kontribusi besar bagi pengentasan kemiskinan," ujar Practice Manager Bank Dunia untuk Makro Ekonomi dan Manajemen Fiskal di kawasan Asia Tenggara serta Pasifik Ndiame Diop di Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Secara khusus, dia menerangkan perbaikan manajemen impor beras dan operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Bulog (Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik) pada akhir 2015 dan awal tahun 2016 mampu menahan inflasi untuk harga beras. Terutama pada saat yang biasanya harga tersebut bergejolak dalam 1 tahun.
Selain itu Diop menambahkan, perluasan dalam program bantuan sosial juga mungkin telah mendorong pengurangan kemiskinan. "Sebagai contoh, program bantuan tunai bersyarat, program keluarga harapan (PKH), diperluas dari 2,8 juta rumah tangga menjadi 3,5 juta rumah tangga pada akhir tahun 2015," sambungnya.
Perluasan ini menurut pria asal Senegal itu, memberikan kontribusi sebanyak 0,1 poin persentase pengurangan kemiskinan, atau hampir sepertiga dari total penurunan yang diamati. Sedangkan untuk koefisien gini, turun 1,1 poin menjadi 39,7 di bulan Maret 2016. "Penurunan ini, terbesar sejak terjadinya krisis keuangan Asia. Dan salah satu dari tiga penurunan yang substansial dalam 15 tahun terakhir," imbuh dia.
Pendorong utama diterangkan yakni, realokasi dari total konsumsi nasional adalah 20% rumah tangga di kelompok bagian atas, 40% rumah tangga di kelompok tengah. "Namun konsumsi dari 40% rumah tangga di kelompok bagian bawah tidak meningkat," pungkasnya.
Lebih lanjut Bank Dunia menyoroti, stabilnya harga pangan terutama untuk beras yang dinilai menjadi salah satu pendongkrak pengurangan angka kemiskinan tahun ini. "Harga pangan, memberikan kontribusi besar bagi pengentasan kemiskinan," ujar Practice Manager Bank Dunia untuk Makro Ekonomi dan Manajemen Fiskal di kawasan Asia Tenggara serta Pasifik Ndiame Diop di Jakarta, Selasa (25/10/2016).
Secara khusus, dia menerangkan perbaikan manajemen impor beras dan operasi pasar yang dilakukan oleh Perum Bulog (Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik) pada akhir 2015 dan awal tahun 2016 mampu menahan inflasi untuk harga beras. Terutama pada saat yang biasanya harga tersebut bergejolak dalam 1 tahun.
Selain itu Diop menambahkan, perluasan dalam program bantuan sosial juga mungkin telah mendorong pengurangan kemiskinan. "Sebagai contoh, program bantuan tunai bersyarat, program keluarga harapan (PKH), diperluas dari 2,8 juta rumah tangga menjadi 3,5 juta rumah tangga pada akhir tahun 2015," sambungnya.
Perluasan ini menurut pria asal Senegal itu, memberikan kontribusi sebanyak 0,1 poin persentase pengurangan kemiskinan, atau hampir sepertiga dari total penurunan yang diamati. Sedangkan untuk koefisien gini, turun 1,1 poin menjadi 39,7 di bulan Maret 2016. "Penurunan ini, terbesar sejak terjadinya krisis keuangan Asia. Dan salah satu dari tiga penurunan yang substansial dalam 15 tahun terakhir," imbuh dia.
Pendorong utama diterangkan yakni, realokasi dari total konsumsi nasional adalah 20% rumah tangga di kelompok bagian atas, 40% rumah tangga di kelompok tengah. "Namun konsumsi dari 40% rumah tangga di kelompok bagian bawah tidak meningkat," pungkasnya.
(akr)