Gubernur Bank Sentral Inggris Umumkan Pengunduran Diri

Selasa, 01 November 2016 - 13:47 WIB
Gubernur Bank Sentral Inggris Umumkan Pengunduran Diri
Gubernur Bank Sentral Inggris Umumkan Pengunduran Diri
A A A
LONDON - Gubernur Bank Of England (BoE) Mark Carney mengatakan bakal meninggalkan jabatannya pada tahun 2019, mendatang. Sebelumnya Carney berencana mengundurkan diri pada 2018 atau tetap bertahan hingga akhir masa jabatan di 2021.

Namun seperti dilansir Reuters, Selasa (1/11/2016) Carney memperpanjang rencana pengunduran dirinya dalam tiga tahun ke depan. Dia menegaskan sangat penting untuk membantu transisi berjalan mulus hingga tercipta hubungan baru dengan Eropa setelah Inggris memutuskan untuk meninggalkan keanggotaan Uni Eropa (UE) alias Brexit.

Sementara Ketua Komite Andrew Tyrie menerangkan keputusan untuk melayani selama enam tahun membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Di sisi lain Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, keputusan memperpanjang waktu untuk tetap bertahan dinilai akan memberikan kontinuitas dan stabilitas dalam negosiasi keluar dari Uni Eropa.

Menteri Keuangan Philip Hammond juga menambahkan bahwa dirinya menyambut baik keputusan Carney agar tetap bertahan setidaknya memberi tambahan satu tahun lagi. Lanjut dia kemungkinan peran Carney akan sangat penting dalam beberapa tahun ke depan.

"Kepemimpinanya di bank sangat efektif untuk melalui masa-masa kritis bagi perekonomian Inggris. Apalagi kita kini sedang melakukan negosiasi untuk keluar dari Uni Eropa," papar Philip.

Ketua Komite Tyrie kembali menekankan sangat diperlukan klarifikasi terkait berapa lama Carney akan tinggal di pucuk pimpinan Bank. Tapi dia mengkritik keputusan Carney untuk mengakhiri masa jabatannya yang baru lima tahun, tidak seperti biasanya Gubernur BoE selama delapan tahun.

Sebelumnya Carney dikritik terkait dukungannya atas Inggris keluar dari persekutuan negara-negara Eropa yang dikhawatirkan mendorong ekonomi Inggris memburuk. Selanjutnya dituding membuat Inggris terpuruk setelah referendum Brexit pertengahan tahun ini. Dibawah kepemimpinannya, bahkan mata uang poundsterling anjlok 19% sejak referendum untuk membuat beberapa pihak mendesaknya untuk mundur.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6514 seconds (0.1#10.140)