Warga Sumedang Keluhkan Hilangnya Premium
A
A
A
SUMEDANG - Masyarakat di Kabupaten Sumedang, khususnya sopir angkutan pedesaan (angdes) mengeluhkan tidak dijualnya BBM jenis premium di sejumlah SPBU di Sumedang. Sopir angdes di Kecamatan Darmaraja, Aceng Sugandi, 38, mengaku terpaksa membeli BBM jenis pertalite karena di SPBU Darmaraja dan Wado tidak menjual BBM jenis premium.
Meski beda harga premium dengan pertalite hanya Rp300, namun ini cukup memberatkan para awak sopir angdes. "Bagi kami beda Rp300 saja sudah lumayan. Yang kami pertanyakan kenapa premium menghilang?" ujarnya, Rabu (9/11/2016).
Dengan kondisi ini, kata dia, awak sopir angdes harus mengeluarkan ongkos operasional lebih, sementara ongkos penumpang tidak bisa dinaikan. "Kalau dinaikan ongkos, apa alasannya. Yang jelas pengeluaran kami jadi bertambah," tuturnya.
Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Sumedang, Eli Suliasih mengatakan, sejumlah SPBU di Sumedang memang sudah tidak lagi menjual BBM jenis premium. Hal ini merupakan bagian dari program Pertamina. Alasannya, kata dia, hanya menimbang kualitas. Karena secara kualitas, jenis premium di bawah jenis pertalite. Sehingga pertamina menyarankan konsumen untuk membeli jenis pertalite atau pertamax.
"Ya karena jenis pertailte dan pertamax dinilai cukup ramah lingkungan. Juga imbas positifnya, kendaraan juga akan awet jika menggunakan jenis pertalite atau pertamax tersebut. Memang ada perbedaan harga tapi kan tidak besar," sebutnya.
Saat ini, lanjut dia, sejumlah SPBU di Sumedang memang sudah tidak menjual lagi jenis premium. Bahkan di pedagang tingkat eceran pun banyak dijual jenis pertalite.
"Pihak pertamina sudah koordinasi ke pihak kami (Diskoperindag) terkait pengurangan penjaualan jenis premium ini. Memang saat ini kami belum melakukan sosialisasi secara masif, tapi nanti kami juga akan sosialisasi agar tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan," katanya.
Meski beda harga premium dengan pertalite hanya Rp300, namun ini cukup memberatkan para awak sopir angdes. "Bagi kami beda Rp300 saja sudah lumayan. Yang kami pertanyakan kenapa premium menghilang?" ujarnya, Rabu (9/11/2016).
Dengan kondisi ini, kata dia, awak sopir angdes harus mengeluarkan ongkos operasional lebih, sementara ongkos penumpang tidak bisa dinaikan. "Kalau dinaikan ongkos, apa alasannya. Yang jelas pengeluaran kami jadi bertambah," tuturnya.
Kepala Bidang Perdagangan Diskoperindag Kabupaten Sumedang, Eli Suliasih mengatakan, sejumlah SPBU di Sumedang memang sudah tidak lagi menjual BBM jenis premium. Hal ini merupakan bagian dari program Pertamina. Alasannya, kata dia, hanya menimbang kualitas. Karena secara kualitas, jenis premium di bawah jenis pertalite. Sehingga pertamina menyarankan konsumen untuk membeli jenis pertalite atau pertamax.
"Ya karena jenis pertailte dan pertamax dinilai cukup ramah lingkungan. Juga imbas positifnya, kendaraan juga akan awet jika menggunakan jenis pertalite atau pertamax tersebut. Memang ada perbedaan harga tapi kan tidak besar," sebutnya.
Saat ini, lanjut dia, sejumlah SPBU di Sumedang memang sudah tidak menjual lagi jenis premium. Bahkan di pedagang tingkat eceran pun banyak dijual jenis pertalite.
"Pihak pertamina sudah koordinasi ke pihak kami (Diskoperindag) terkait pengurangan penjaualan jenis premium ini. Memang saat ini kami belum melakukan sosialisasi secara masif, tapi nanti kami juga akan sosialisasi agar tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan," katanya.
(ven)