Laba Perusahaan Minyak Terbesar Rusia Terjun Bebas

Jum'at, 11 November 2016 - 23:11 WIB
Laba Perusahaan Minyak Terbesar Rusia Terjun Bebas
Laba Perusahaan Minyak Terbesar Rusia Terjun Bebas
A A A
MOSKOW - Perusahaan minyak terbesar Rusia yakni Rosneft telah melaporkan penurunan laba sebesar 77% yang mayoritas dipengaruhi anjloknya harga minyak mentah dunia. Pendapatan bersih pada kuartal ketiga tahun ini adalah sebesar 26 miliar rubel (RUB) atau setara dengan USD400.7 juta, atau jauh lebih rendah dari yang diharapkan sebelumnya.

(Baca Juga: Laba Perusahaan Raksasa Minyak BP Anjlok Hampir 50%)

Seperti dilansir BBC, Jumat (11/11/2016) perusahaan raksasa minyak Inggris BP memiliki sekitar 20% saham di Rosneft. Awal pekan ini pemerintah Rusia yang mempunyai tiga perempat kepemilikan Rosneft, diyakini akan menjual 20% saham mereka di perusahaan. Penjualan saham ini diharapkan dapat meningkatkan kas pemerintah Rusia mencapai 9 miliar pounds.

Kabarnya Rusia mengalami tekanan cukup besar, lantaran jatuhnya harga komoditas. Direktur Eksekutif Rosneft Igor Sechin mengatakan, kondisi pasar komoditas hingga kuartal ketiga tahun ini masih sangat sulit. Tercatat banyak perusahaan minyak dunia telah melaporkan keuntungan mereka tergerus di tengah perjuangan saat harga minyak dunia masih berada dalam tren penurunan.

Perusahaan raksasa minyak asal Inggris, BP belum lama ini juga melaporkan keuntungan mereka lebih rendah pada kuartal ketiga. Sementara produsen minyak dunia AS yakni Exxon melihat pendapat mereka semakin tenggelam hampir mencapai 40%. Hal ini disebabkan harga minyak yang sempat berada pada level tertinggi di kisaran USD115 per barel pada musim panas 2014, telah mengalami kejatuhan diakibatkan kombinasi antara peningkatan pasokan serta melambatnya permintaan.

Pada Oktober lalu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) telah sepakat untuk membatasi produksi dalam upaya menaikkan harga minyak di pasar. Isu itu menjadi sentimen positif hingga mampu mengangkat harga minyak Brent melonjak hingga di atas level USD53 per barel. Namun keraguan atas konsisten OPEC terkait pembekuan produksi baru-baru ini telah membuat harga kembali tergelincir. Akhir pekan ini Brent berada pada posisi USD45,77 per barel.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8014 seconds (0.1#10.140)