Harga Minyak Asal Moskow Dipatok, Zelensky Ragu Beri Kerusakan Serius ke Ekonomi Rusia

Selasa, 06 Desember 2022 - 21:12 WIB
loading...
Harga Minyak Asal Moskow Dipatok, Zelensky Ragu Beri Kerusakan Serius ke Ekonomi Rusia
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky melayangkan kritik terhadap sanksi terbaru yang diterapkan oleh sekutu Barat-nya kepada ekspor minyak mentah Rusia. Foto/Dok
A A A
KIEV - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky melayangkan kritik terhadap sanksi terbaru yang diterapkan oleh sekutu Barat-nya kepada ekspor minyak mentah Rusia . Ia menyebutkan, pembatasan harga minyak Rusia hanya akan berdampak lemah terhadap Moskow.

Seperti diketahui sanksi terbaru pembatasan harga yang disepakati pada akhir pekan kemarin, bertujuan membuat negara-negara agar menghentikan membayar lebih dari USD60 per barel untuk minyak mentah Rusia yang dikirimkan melalui laut. Rusia memberikan respons, tidak akan menerima pembatasan harga untuk ekspor minyaknya.



Sanksi terbaru yang digagas negara G7 itu resmi berlaku sejak awal pekan, untuk membuat tekanan Barat semakin berat terhadap Rusia sebagai respons atas invasinya ke Ukraina.

Akan tetapi Zelensky menyebut batas harga mempunyai "posisi yang lemah" dan tidak cukup memberikan efek "serius" untuk bisa merusak ekonomi Rusia. "Rusia telah menyebabkan kerugian besar bagi semua negara di dunia dengan sengaja mendestabilisasi pasar energi," ucap Zelensky dalam pidatonya.

"Hanya masalah waktu ketika alat yang lebih kuat harus digunakan," tambahnya.

Batas harga diajukan sejak bulan September 2022 oleh kelompok negara-negara industri G7 (Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, dan UE (Uni Eropa)) dalam upaya untuk memukul kemampuan Moskow dalam membiayai perang di Ukraina.

Dalam pernyataan bersama, G7 dengan Uni Eropa dan Australia mengatakan, keputusan itu diambil untuk "mencegah Rusia mengambil untung dari perang melawan Ukraina".



Pada hari Sabtu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, bahwa Moskow telah mempersiapkan langkah untuk menghadapinya, dan menekankan "tidak akan menerima" pembatasan tersebut.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1031 seconds (0.1#10.140)