Asian Agri Bangun Dua Lagi Pembangkit Listrik Tenaga Biogas
A
A
A
RIAU - Asian Agri terus mengembangkan pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) sebagai bentuk komitmennya terhadap kelestarian lingkungan. Saat ini Asian Agri sedang membangun lagi dua pembangkit sejenis untuk memenuhi target 20 unit pada 2020.
Dua pembangkit listrik tenaga biogas tersebut sedang dibangun di Langgam, Riau dan Tungkal Ulo, Jambi.
Menurut Direktur Asian Agri, Freddy Widjaya perusahaannya mendirikan pabrik Biogas sebagai salah satu solusi unggul dalam pengelolaan limbah pabrik sawit, yang diproses menjadi alternatif energi hijau dalam mendukung kebutuhan listrik rakyat.
"Pabrik Biogas yang didirikan Asian Agri merupakan bentuk tanggung jawab kami terhadap kelestarian lingkungan. Tidak hanya sekadar menjalankan bisnis perusahaan, kami berusaha agar limbah dari pengolahan sawit dapat menjadi sebuah hal yang memberikan manfaat bagi lingkungan dan juga masyarakat," ujar Freddy Widjaya di Riau, Selasa (15/11/2016).
Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam pengoperasian pabrik, listrik yang dihasilkan pabrik Biogas milik Asian Agri juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang ada di sekitar lingkungan pabrik.
Kemarin, KORAN SINDO dan SINDOnews berkesempatan melihat langsung salah satu power plant pembangkit listrik tenaga biogas di PMKS (Pabrik Minyak Kelapa Sawit) Buatan Satu milik PT Inti Indosawit Subur, salah satu lini usaha Asian Agri.
Hingga saat ini, Asian Agri telah membangun lima pembangkit listrik tenaga biogas di Riau, Jambi dan Sumatra Utara, yang masing-masing PLTBg mampu menghasilkan 2 MW listrik. Untuk kebutuhan operasional pabrik, listrik yang dibutuhkan adalah sekitar 700 KW, sehingga masih ada sisa listrik (excess power) sebesar 1,3 MW.
Seandainya 1 rumah sederhana membutuhkan 900 watt, maka kelebihan listrik Asian Agri ini dapat dimanfaatkan oleh lebih dari 7.000 rumah, yang berarti akan ada begitu banyak kebutuhan listrik perumahan rakyat yang dapat didukung oleh pabrik Biogas Asian Agri.
Manager Pabrik Buatan Satu Asian Agri, Parnel Saragih, PLTBg yang dikelolanya sudah mulai dibangun tahun 2015. Dan sejauh ini PLTGs buatan satu telah mampu mengaliri listrik kawasan areal Asian Agri. Untuk meningkatkan daya listriknya, pihaknya akan menambah satu mesin PLTBg lagi. "Sudah ada. Kita tinggal memasangnya saja," katanya.
Dengan penambahan ini akan menambah jumlah mesin menjadi dua. Dan terkait kelebihan daya listrik, Asian Agri sedang melakukan penjajakan untuk menjualnya ke PLN. "Masih belum deal. Tapi kita berencana untuk menjual kelebihan listrik kami ke PLN," jelasnya.
Perusahaan kelapa sawit yang didirikan oleh Sukanto Tanoto ini menargetkan akan membangun hingga 20 unit sampai tahun 2020. Dengan demikian, pada tahun tersebut akan ada sekitar 28.000 rumah akan dapat menikmati tenaga listrik ini. Bayangkan jika seluruh pelaku industri kelapa sawit mengambil peran melakukan inisiatif serupa.
Masalah kelangkaan listrik nasional akan terpecahkan tanpa perlu investasi dari pemerintah, dan masyarakat tidak perlu menunggu terlalu lama dalam kegelapan.
Untuk diketahui, Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979 dan mempekerjakan sekitar 25.000 orang saat ini. Sejak tahun 1987, Asian Agri telah menjadi perintis program pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR Trans).
Saat ini, perusahaan mengelola 100.000 Ha lahan dan bermitra dengan 29.000 keluarga petani di Riau dan Jambi yang mengoperasikan 60.000 Ha perkebunan kelapa sawit.
Dua pembangkit listrik tenaga biogas tersebut sedang dibangun di Langgam, Riau dan Tungkal Ulo, Jambi.
Menurut Direktur Asian Agri, Freddy Widjaya perusahaannya mendirikan pabrik Biogas sebagai salah satu solusi unggul dalam pengelolaan limbah pabrik sawit, yang diproses menjadi alternatif energi hijau dalam mendukung kebutuhan listrik rakyat.
"Pabrik Biogas yang didirikan Asian Agri merupakan bentuk tanggung jawab kami terhadap kelestarian lingkungan. Tidak hanya sekadar menjalankan bisnis perusahaan, kami berusaha agar limbah dari pengolahan sawit dapat menjadi sebuah hal yang memberikan manfaat bagi lingkungan dan juga masyarakat," ujar Freddy Widjaya di Riau, Selasa (15/11/2016).
Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi dalam pengoperasian pabrik, listrik yang dihasilkan pabrik Biogas milik Asian Agri juga dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat yang ada di sekitar lingkungan pabrik.
Kemarin, KORAN SINDO dan SINDOnews berkesempatan melihat langsung salah satu power plant pembangkit listrik tenaga biogas di PMKS (Pabrik Minyak Kelapa Sawit) Buatan Satu milik PT Inti Indosawit Subur, salah satu lini usaha Asian Agri.
Hingga saat ini, Asian Agri telah membangun lima pembangkit listrik tenaga biogas di Riau, Jambi dan Sumatra Utara, yang masing-masing PLTBg mampu menghasilkan 2 MW listrik. Untuk kebutuhan operasional pabrik, listrik yang dibutuhkan adalah sekitar 700 KW, sehingga masih ada sisa listrik (excess power) sebesar 1,3 MW.
Seandainya 1 rumah sederhana membutuhkan 900 watt, maka kelebihan listrik Asian Agri ini dapat dimanfaatkan oleh lebih dari 7.000 rumah, yang berarti akan ada begitu banyak kebutuhan listrik perumahan rakyat yang dapat didukung oleh pabrik Biogas Asian Agri.
Manager Pabrik Buatan Satu Asian Agri, Parnel Saragih, PLTBg yang dikelolanya sudah mulai dibangun tahun 2015. Dan sejauh ini PLTGs buatan satu telah mampu mengaliri listrik kawasan areal Asian Agri. Untuk meningkatkan daya listriknya, pihaknya akan menambah satu mesin PLTBg lagi. "Sudah ada. Kita tinggal memasangnya saja," katanya.
Dengan penambahan ini akan menambah jumlah mesin menjadi dua. Dan terkait kelebihan daya listrik, Asian Agri sedang melakukan penjajakan untuk menjualnya ke PLN. "Masih belum deal. Tapi kita berencana untuk menjual kelebihan listrik kami ke PLN," jelasnya.
Perusahaan kelapa sawit yang didirikan oleh Sukanto Tanoto ini menargetkan akan membangun hingga 20 unit sampai tahun 2020. Dengan demikian, pada tahun tersebut akan ada sekitar 28.000 rumah akan dapat menikmati tenaga listrik ini. Bayangkan jika seluruh pelaku industri kelapa sawit mengambil peran melakukan inisiatif serupa.
Masalah kelangkaan listrik nasional akan terpecahkan tanpa perlu investasi dari pemerintah, dan masyarakat tidak perlu menunggu terlalu lama dalam kegelapan.
Untuk diketahui, Asian Agri merupakan salah satu perusahaan swasta terkemuka di Indonesia yang memproduksi minyak sawit mentah (CPO) sejak tahun 1979 dan mempekerjakan sekitar 25.000 orang saat ini. Sejak tahun 1987, Asian Agri telah menjadi perintis program pemerintah Indonesia Perkebunan Inti Rakyat Transmigrasi (PIR Trans).
Saat ini, perusahaan mengelola 100.000 Ha lahan dan bermitra dengan 29.000 keluarga petani di Riau dan Jambi yang mengoperasikan 60.000 Ha perkebunan kelapa sawit.
(izz)