Rupiah Ditutup Berbalik Menguat 22 Poin

Senin, 21 November 2016 - 17:16 WIB
Rupiah Ditutup Berbalik Menguat 22 Poin
Rupiah Ditutup Berbalik Menguat 22 Poin
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan Senin (21/11/2016) berbalik rebound. Mata uang Garuda di pasar spot Bloomberg, ditutup naik 22 poin atau 0,16% ke level Rp13.406/USD.

Sebelumnya, pagi tadi, rupiah dibuka pada posisi Rp13.436 per USD. Dan sepanjang hari ini, mata uang rupiah bergerak di range Rp13.381-Rp13.461/USD.

Data Yahoo Finance, Senin (21/11), rupiah juga ditutup menguat 49 poin atau 0,37% ke posisi Rp13.374/USD. Pagi tadi, rupiah dibuka di level Rp13.425/USD dan sepanjang hari ini, rupiah bergerak di range Rp13.130-Rp13.448/USD.

Sementara data SINDOnews yang bersumber dari Limas, pada sore ini rupiah ditutup melemah 40 poin ke level Rp13.455/USD. Pagi tadi, rupiah dibuka berada di level Rp13.415/USD.

Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah hari ini dipatok di level Rp13.438/USD, alias terdepresiasi 30 poin dari posisi akhir pekan kemarin di level Rp13.408/USD.

Menguatnya rupiah disinyalir akibat campur tangan bank sentral. Belum lama ini, Bank Indonesia menegaskan siap menjaga stabilitas rupiah agar tidak menguat atau melemah secara tajam. Selanjutnya, rupiah menanti data inflasi dalam negeri yang baru dirilis pada awal bulan depan.

Adapun indeks USD pada Senin ini ditutup di level tertinggi dalam 13 tahun terhadap sekeranjang mata uang di perdagangan Asia. Melansir dari Reuters, Senin (21/11/2016), meningkatnya greenback karena investor mengalihkan pandangan ke pemerintahan Presiden AS terpilih Donald Trump, yang akan mengadopsi kebijakan fiskal ekspansif yang akan menyebabkan kenaikan bunga yang lebih tinggi.

Indeks USD terhadap sekeranjang enam mata uang rival ditutup naik 0,1% ke 101,31, merupakan yang tertinggi sejak April 2003. Dolar AS naik menjadi ¥111,190, tertinggi sejak awal Juni.

Kebijakan Presiden AS terpilih Trump yang ekspansif menyebabkan Federal Reserve lebih cepat untuk menaikkan suku bunga dan telah membantu kekuatan mata yang AS. Dolar melonjak karena imbal hasil obligasi yang jatuh tempo, ditandai dua pekan keuntungan terbesar dalam lebih dari lima tahun karena investor membuang utang pemerintah AS setelah pemilihan Presiden AS pada 8 November.

“Pasar sedang membeli dolar dan menjual US Treasuries, dan tampaknya kecenderungan ini dapat terus karena kita tidak tahu rincian Trumponomics,” kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities di Tokyo.

Kuatnya dolar membuat Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan pada panel kongres bahwa kenaikan suku bunga cenderung “relatif segera”. Kuatnya dolar membuat Euro beringsut ke 1,0593, lebih rendah pada penutupan Jumat di posisi 1,0569. Dolar Australia turun 0,2% menjadi 0,7324, setelah menyentuh titik nadir lima bulan di 0,7311.

Sedangkan yuan China melemah mendekati level terendah dalam 8 ½ tahun. Bank Rakyat China menetapkan mata uangnya untuk tetap lemah secara berturut-turut di 6,8985 per USD. Pelemahan mata uang ini sengaja dilakukan untuk meningkatkan daya saing ekspor, sebagai bagian perang dagang China melawan Amerika Serikat.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5659 seconds (0.1#10.140)