Indonesia Belum Memiliki Konsep Supply Chain Produk Halal

Kamis, 24 November 2016 - 04:37 WIB
Indonesia Belum Memiliki...
Indonesia Belum Memiliki Konsep Supply Chain Produk Halal
A A A
JAKARTA - Indonesia sangat membutuhkan peta biru (blue map) konsep supply chain (rantai pasokan) untuk industri halal. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, hal ini sangat krusial dibutuhkan.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengatakan, saat ini konsumen muslim di Indonesia belum mendapatkan jaminan halal produk dalam supply chain. Dia mencontohkan, produk daging setelah dipotong dengan halal belum memiliki standar halal untuk urusan logistik ke tangan konsumen.

"Produk halal khususnya dalam cold chain sangat diperlukan. Saat ini kita belum ada konsep supply chain yang jelas. Produk halal belum bisa dikontrol sampai ke konsumen, kita perlu belajar konsep supply chain halal dari Australia yang telah mempelajarinya. Kita adalah konsumen terbesar produk halal dan butuh edukasi," ujar Mahendra dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (23/11/2016).

Dia menjelaskan, hal ini salah satu isu yang akan dibahas dalam gelaran CeMAT Southeast/TransAsia Jakarta/ColdChain Indonesia dari 2-4 Maret 2017 di ICE BSD City. Penyelenggaraan CeMAT merupakan serial pameran intralogistik terbesar dunia dari Hannover Jerman, Shanghai China, Moscow Russia, Mumbai India dan Melbourne Australia.

Kini, Deutsche Messe sebagai penyelenggara bersiap ekspansi ke kawasan Asia Tenggara dan memilih Indonesia yang menempati posisi sentral di kawasan tersebut. Tidak tanggung-tanggung, untuk dapat menampilkan cakupan komprehensif solusi intralogistik dan eksternal logistik di satu atap, perusahaan penyelenggara pameran asal Jerman itu menggandeng ITE Group Plc dari Inggris melalui PT Debindo-ITE untuk menyelenggarakannya.

"Kami ingin acara ini tempat belajar kita dengan pengusaha logistik dari luar negeri. Negara Indonesia sangat menarik untuk pengembangan industri logistik, khususnya untuk efisiensi," ujarnya.

Indonesia menjadi pilihan untuk penyelenggaraan CeMAT kawasan Asia Tenggara dan TransAsia
Jakarta bertepatan dengan momentum integrasi pasar tunggal Masyarakat Ekonomi ASEAN
yang tengah berkembang pesat menjadi salah satu logistic hub terpenting di dunia.

Tidak heran, jika Deutsche Messed an ITE Group tertarik menghadirkan CeMAT. "Kawasan ini menawarkan peluang bisnis yang luar biasa bagi perusahaan logistik," kata Krister Sandvoss dari Deutsche Messe.

"Kami ingin menunjukkan seluruh rangkaian nilai logistic. Ini pertama kalinya kami menampilkan event CeMAT bersamaan dengan pameran logistik penunjang yakni TransAsia Jakarta dan ColdChain Indonesia," tambahnya.

CeMAT Southeast Asia, TransAsia Jakarta, dan ColdChain Indonesia 2017 diperkirakan akan menarik peserta pameran dari dalam dan luar negeri seperti China, Jepang, Italai, Singapura, Taiwan, Malaysia, dan India.

Pameran akan melibatkan berbagai produk, truk industri, sistem logistik lengkap, rack, dan sistem pergudangan, crane dan lifting equipment, access platform, auto ID system, solusi logistik menggunakan robot, dan teknologi pengepakan dan jasa logistik seperti freight forwarding, pengoperasian terminal, infrastruktur transpor, kendaraan transpor dan jasa CEP.

Pengunjung diharapkan akan datang dari seluruh kawasan Asia Tenggara. "Deutsche Messe menyelenggarakan CeMAT SOUTHEAST ASIA, TransAsia Jakarta dan ColdChain Indonesia, berpartner dengan perusahaan pameran yang berkedudukan di Inggris, yaitu ITE. Kami sudah bekerja sama dengan ITE pada CeMAT Rusia yang berjalan dengan baik dan kami senang sekarang melanjutkan kerja sama sampai Indonesia," Tambah Sandvoss.

Laurent Noel, Direktur Industri, Transport dan Logistik dari ITE Group Pte mengaku senang bisa menyatukan dua organisasi pameran dagang yang memimpin di dunia, yaitu ITE di sektor logistik transportasi dan Deutsche Messe di sektor handling material dan intralogistik.

"Sekarang saat paling tepat untuk menggelar eksibisi ini, mengingat 2017 pemerintah Indonesia akan menyelesaikan bagian pertama dari proyek infrastruktur baru di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan yang akan merangsang pertumbuhan perekonomian setempat," ujar Noel.

Ketua Kadin Rosan Roeslani menyambut positif kerja sama CeMAT Southeast Asia, TransAsia
Jakarta, dan ColdChain Indonesia. Menurutnya, event ini akan menampilkan solusi dan produk
mutakhir untuk mengubah Indonesia menjadi salah satu hub logistik di Asia.

"Selama ini logistik ada ekonomi biaya tinggi yang bisa mencapai 24% dari GDP dan menjadi hambatan utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab itu, jika ada upaya untuk mengatasinya tentu Kadin menyambut baik," jelasnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Indonesia, M Basuki Hadimuljono juga mengungkapkan dukungannya. Menurutnya, keberadaan ASEAN membuktikan bahwa pasar regional yang terintegrasi secara positif akan memengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan perdagangan.

Logistik memainkan peran krusial di masa arus bebas barang dan jasa seperti saat ini. "Karena itu gabungan CeMAT Southeast ASIA, TransAsia Jakarta, dan ColdChain Indonesia menyediakan wacana agar industri logistik di Asia Tenggara bisa mengembangkan trend, jaringan dan melakukan bisnis," katanya.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6929 seconds (0.1#10.140)