Jokowi Sebut AS Contek RI Soal Tax Amnesty dan Infrastruktur
Kamis, 24 November 2016 - 13:26 WIB

Jokowi Sebut AS Contek RI Soal Tax Amnesty dan Infrastruktur
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) telah meniru Indonesia, dengan berencana meluncurkan program pengampunan pajak atau tax amnesty dan pengembangan infrastruktur. Rencana Negeri Paman Sam -julukan AS- tersebut sejatinya dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump.
(Baca Juga: Keyakinan Jokowi kepada Kebijakan Donald Trump)
Dia mengatakan, rencana AS untuk meluncurkan program amnesti pajak adalah karena banyak perusahaan AS yang menyimpan uang di luar negeri. Setidaknya dana sebesar USD2,5 triliun dari perusahaan-perusahaan AS yang berada di luar negeri.
"Begitu Donald Trump terpilih langsung muncul wacana dia mau melakukan program pengembangan infrastruktur besar-besaran, kedua meluncurkan program tax amnesty. Karena diperkirakan perusahaan AS menyimpan sampai USD2,5 triliun di luar negeri. Angka yang sangat besar sekali. Saya kadang berpikir membangun infra besar-besaran, tax amnesty. Kok sepertinya niru-niru kita," katanya dalam acara CEO Forum di JCC, Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Terlepas dari hal tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menganggap bahwa hal tersebut menjadi kesempatan besar untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke AS. Saat ini saja, ekspor Indonesia ke AS sekitar 11% dari total ekspor Indonesia.
"Jangan sampai kita melihat waktu Trump terpilih semua pesimis. Ini justru kesempatan kita. memandangnya kok selalu pesimis. Kita balik, mana kesempatan dan peluang yang bisa kita ambil," imbuh dia.
Menurutnya, perkembangan apapun yang terjadi di perekonomian global bisa menjadi masalah atau peluang untuk Indonesia. Jika stimulus fiskal dan tax amnesty yang dikeluarkan Trump akan membuat ekonominya semakin kuat, nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) semakin kuat maka daya beli masyarakatnya pun akan semakin tinggi.
"Bersiaplah, entah tekstil, furnitur, komoditasnya, karena jelas bahwa penghasilan konsumen AS naik kalau USD semakin kuat, barang impor akan terasa semakin murah. Ini lah yang harus kita garap, manfaatkan," tandasnya.
(Baca Juga: Keyakinan Jokowi kepada Kebijakan Donald Trump)
Dia mengatakan, rencana AS untuk meluncurkan program amnesti pajak adalah karena banyak perusahaan AS yang menyimpan uang di luar negeri. Setidaknya dana sebesar USD2,5 triliun dari perusahaan-perusahaan AS yang berada di luar negeri.
"Begitu Donald Trump terpilih langsung muncul wacana dia mau melakukan program pengembangan infrastruktur besar-besaran, kedua meluncurkan program tax amnesty. Karena diperkirakan perusahaan AS menyimpan sampai USD2,5 triliun di luar negeri. Angka yang sangat besar sekali. Saya kadang berpikir membangun infra besar-besaran, tax amnesty. Kok sepertinya niru-niru kita," katanya dalam acara CEO Forum di JCC, Jakarta, Kamis (24/11/2016).
Terlepas dari hal tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta ini menganggap bahwa hal tersebut menjadi kesempatan besar untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke AS. Saat ini saja, ekspor Indonesia ke AS sekitar 11% dari total ekspor Indonesia.
"Jangan sampai kita melihat waktu Trump terpilih semua pesimis. Ini justru kesempatan kita. memandangnya kok selalu pesimis. Kita balik, mana kesempatan dan peluang yang bisa kita ambil," imbuh dia.
Menurutnya, perkembangan apapun yang terjadi di perekonomian global bisa menjadi masalah atau peluang untuk Indonesia. Jika stimulus fiskal dan tax amnesty yang dikeluarkan Trump akan membuat ekonominya semakin kuat, nilai tukar dolar Amerika Serikat (USD) semakin kuat maka daya beli masyarakatnya pun akan semakin tinggi.
"Bersiaplah, entah tekstil, furnitur, komoditasnya, karena jelas bahwa penghasilan konsumen AS naik kalau USD semakin kuat, barang impor akan terasa semakin murah. Ini lah yang harus kita garap, manfaatkan," tandasnya.
(akr)