Inggris Bakal Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi

Kamis, 24 November 2016 - 15:25 WIB
Inggris Bakal Pangkas...
Inggris Bakal Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
A A A
LONDON - Inggris diyakini bakal meningkatkan pinjaman setelah pengamat menilai keputusan meninggalkan keanggotaan Uni Eropa alias Brexit akan memberi tekanan terhadap ekonomi Negeri Ratu Elizabeth -julukan Inggris- tersebut. Kondisi ini juga diyakini akan membuat pemerintah mempunyai sedikit ruang untuk menghapus beban tersebut.

Menteri Keuangan (Menkeu) Inggris Philip Hammond mengatakan, hasil referendum Brexit pada Juni lalu telah mendesak untuk meningkatkan investasi dalam upaya mengatasi pelemahan jangka panjang. "Tugas kami sekarang adalah mempersiapkan perekonomian kita menjadi lebih tangguh ketika keluar dari Uni Eropa," terangnya seperti dilansir Reuters, Kamis (24/11/2016).

(Baca Juga: IMF Potong Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Inggris)

"Kami akan mempertahankan komitmen kami untuk lebih disiplin fiskal. Kebutuhan investasi perlu untuk mendorong produktivitas dan ruang kepala fiskal guna mendukung perekonomian," sambung Hammond.

Mempersiapkan efek Brexit, dia mengadopsi pendekatan untuk menurunkan defisit ketika mengumumkan dana investasi sebesar 23 miliar pounds di sektor kereta api, telekomunikasi dan infrastruktur perumahan selama lima tahun ke depan. Keuangan publik telah memberikan Hammond ruang kecil untuk meningkatkan belanja publik atau melakukan pemotongan pajak yang cukup besar.

Sejauh ini, pemerintah Inggris terus berupaya agar laju perekonomian tidak bergerak lemah dan terus memacu ekonomi tumbuh lebih maksimal di masa mendatang. Diprediksi Inggris telah memangkas proyeksi resmi pertumbuhan ekonomi untuk dua tahun ke depan.

Hammond juga tidak membantahkan kabar yang menyatakan Inggris perlu meminjam dana mencapai 122 miliar poundsterling selama lima tahun mendatang. Ditambah perkiraan utang sektor publik bersih mengalami kenaikan ke posisi puncak di 90,2% pada 2017-2018, atau mengalami kenaikan dari proyeksi sebelumnya sebesar 81,3% pada Maret lalu.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4465 seconds (0.1#10.140)