Pertemuan OPEC Hasilkan Lima Poin Kesepakatan
A
A
A
WINA - Organisasi Negara Eksportir Minyak (Organization of Petroleum Exporting Countries/OPEC) baru saja menggelar pertemuan tahunan di Wina, Austria. Salah satu yang dibahas adalah kondisi pasar minyak global yang tengah menghadapi tantangan serius.
Kondisi pasar minyak global tengah mengalami ketidakseimbangan dan tekanan volatilitas dari sisi penawaran, akibat menurunnya harga minyak dunia. Hal ini yang menyebabkan pemotongan investasi signifikan dalam industri minyak yang kemudian memberikan dampak langsung ke penurunan alami produksi reservoar dan terjaminnya keamanan pasokan minyak produsen.
Kondisi pasar saat ini kontraproduktif serta merusak produsen dan konsumen menjadi ancaman perekonomian bagi negara produsen. Termasuk menghambat investasi industri, dan membahayakan keamanan energi dalam memenuhi permintaan energi dunia.
Terdapat landasan kuat dan umum bahwa upaya kolaborasi terus dilakukan antara produsen baik di dalam maupun di luar OPEC. Upaya ini dipercaya akan melengkapi pasar dalam memulihkan permintaan minyak dan menjaga keseimbangan global.
Pada keadaan seperti ini, OPEC kembali menegaskan komitmennya untuk terus menstabilkan pasar bersama produsen dan konsumen. Pemulihan keseimbangan pasar minyak dapat diatasi melalui dilaog kerja sama antara negara produsen.
Berdasarkan keterangan tertulis OPEC yang diterima SINDOnews di Jakarta, Kamis (1/12/2016), negara-negara yang berpartisipasi dalam pertemuan OPEC di Wina telah menyepakati beberapa komitmen tindakan berikut:
Pertama, dalam memenuhi kesepakatan Algeria, telah diputuskan untuk mengurangi produksi sekitar 1,2 juta barel per hari agar membawanya pada plafon 32,5 juta barel per hari. Keputusan ini berlaku efektif 1 Januari 2016.
Kedua, perjanjian tersebut dilakukan selama enam bulan. Diperpanjang selama enam bulan untuk memperhitungkan kondisi pasar kedepannya. Ketiga, perjanjian ini dilakukan tanpa mengurangi perjanjian di masa depan.
Keempat, terdapat komite pemantau terdiri dari Aljazair, Kuwait, dan Venezuela. Adapun dua negara non-OPEC akan dipimpin oleh Kuwait dibantu dengan sekretariat OPEC. Mereka akan memonitor pelaksanaan perjanjian dan melaporkan ke konferensi.
Kelima, perjanjian ini akan tercapai melalui konsultasi yang ekstensif dan pemahaman pencapaian bersama negara non-OPEC, seperti Rusia yang berkontribusi menurunkan produksi 600 ribu barel per hari.
Kesepakatan tersebut telah dipahami dan ditandatangani masing-masing pemerintah.
Kondisi pasar minyak global tengah mengalami ketidakseimbangan dan tekanan volatilitas dari sisi penawaran, akibat menurunnya harga minyak dunia. Hal ini yang menyebabkan pemotongan investasi signifikan dalam industri minyak yang kemudian memberikan dampak langsung ke penurunan alami produksi reservoar dan terjaminnya keamanan pasokan minyak produsen.
Kondisi pasar saat ini kontraproduktif serta merusak produsen dan konsumen menjadi ancaman perekonomian bagi negara produsen. Termasuk menghambat investasi industri, dan membahayakan keamanan energi dalam memenuhi permintaan energi dunia.
Terdapat landasan kuat dan umum bahwa upaya kolaborasi terus dilakukan antara produsen baik di dalam maupun di luar OPEC. Upaya ini dipercaya akan melengkapi pasar dalam memulihkan permintaan minyak dan menjaga keseimbangan global.
Pada keadaan seperti ini, OPEC kembali menegaskan komitmennya untuk terus menstabilkan pasar bersama produsen dan konsumen. Pemulihan keseimbangan pasar minyak dapat diatasi melalui dilaog kerja sama antara negara produsen.
Berdasarkan keterangan tertulis OPEC yang diterima SINDOnews di Jakarta, Kamis (1/12/2016), negara-negara yang berpartisipasi dalam pertemuan OPEC di Wina telah menyepakati beberapa komitmen tindakan berikut:
Pertama, dalam memenuhi kesepakatan Algeria, telah diputuskan untuk mengurangi produksi sekitar 1,2 juta barel per hari agar membawanya pada plafon 32,5 juta barel per hari. Keputusan ini berlaku efektif 1 Januari 2016.
Kedua, perjanjian tersebut dilakukan selama enam bulan. Diperpanjang selama enam bulan untuk memperhitungkan kondisi pasar kedepannya. Ketiga, perjanjian ini dilakukan tanpa mengurangi perjanjian di masa depan.
Keempat, terdapat komite pemantau terdiri dari Aljazair, Kuwait, dan Venezuela. Adapun dua negara non-OPEC akan dipimpin oleh Kuwait dibantu dengan sekretariat OPEC. Mereka akan memonitor pelaksanaan perjanjian dan melaporkan ke konferensi.
Kelima, perjanjian ini akan tercapai melalui konsultasi yang ekstensif dan pemahaman pencapaian bersama negara non-OPEC, seperti Rusia yang berkontribusi menurunkan produksi 600 ribu barel per hari.
Kesepakatan tersebut telah dipahami dan ditandatangani masing-masing pemerintah.
(izz)