Akom Sebut Kegaduhan Politik Hambat Pertumbuhan Ekonomi

Minggu, 25 Desember 2016 - 19:36 WIB
Akom Sebut Kegaduhan...
Akom Sebut Kegaduhan Politik Hambat Pertumbuhan Ekonomi
A A A
JAKARTA - Pemerintah terus menggenjot pertumbuhan ekonomi agar tumbuh lebih tinggi, melalui berbagai program yang mendukung pertumbuhan, seperti percepatan infrastruktur dan program tax amnesty.

Namun, mantan Ketua DPR Ade Komarudin atau yang akarb disapa Akom mengimbau pemerintah tetap mengedepankan kegiatan UMKM yang selama ini sudah teruji dari berbagai macam krisis ekonomi.

"Di saat perekonomian dunia mengalami perlambatan, posisi mendekati pertumbuhan 5% saja sudah cukup bagus, kalau mau di atas 5% tetap genjot UMKM, genjot dana-dana BUMN, kejar tax amnesty dan kurangi kegaduhan politik," ujar dia saat media gathering pada refleksi 2016 dan pandangan 2017 di Kompleks Widya Chandra, Jakarta, Minggu (25/12/2016).

Menurut politisi Golkar tersebut, pemerintah memiliki modal cukup untuk mengejar pertumbuhan ekonomi tinggi, ditunjang komposisi kabinet kerja yang diapresiasi pasar terutama para menteri Bidang ekonomi yang diisi para professional seperti Menkeu Sri mulyani serta Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution.

Akom menuturkan, sepanjang 2016 lebih dikedepankan berita-berita mengenai kegaduhan politik yang tentunya sangat mengganggu sektor lain seperti ekonomi.

"Misalnya Kegaduhan politik bisa mengurungkan niat orang (investor) untuk mengikuti program tax amnesty serta program-program lain yang dikedepankan pemerintah," kata dia.

Selain mengurangi kegaduhan politik, Akom juga meminta pemerintah menegakkan kepastian hukum yang selama ini menjadi sorotan para investor.

Sebelumnya, pemerintah dan DPR menyepakati sementara target pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 5,1%. Target tersebut lebih rendah dari usulan awal pemerintah 5,3% dalam RAPBN 2017.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan target baru pertumbuhan 2017 merupakan yang paling realistis dibanding prediksi sebelumnya. "Ini suatu proyeksi yang dianggap realistis agar kemudian tidak menimbulkan spekulasi dari postur RAPBN 2017," kata Sri mulyani.
(izz)
Berita Terkait
Indonesia Butuh Rp47.587,3...
Indonesia Butuh Rp47.587,3 Triliun untuk Pertumbuhan Ekonomi 8%
Bahaya! Deflasi Hantam...
Bahaya! Deflasi Hantam Ekonomi RI 5 Bulan Beruntun
Pertumbuhan Ekonomi...
Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan Kuartal I Tahun 2024
Dorong Industri Event...
Dorong Industri Event untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional
Prabowo Sering Diejek...
Prabowo Sering Diejek karena Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
Prospek Bisnis Seiring...
Prospek Bisnis Seiring Pertumbuhan Ekonomi RI
Berita Terkini
Prediksi Harga Emas...
Prediksi Harga Emas Bakal Dekati Rp2 Juta per Gram
2 jam yang lalu
Kolaborasi Pelaku Industri,...
Kolaborasi Pelaku Industri, Mitra Bisnis dan Konsumen Perkuat Ekosistem Otomotif
2 jam yang lalu
Kadin Indonesia Siap...
Kadin Indonesia Siap Bangun Sistem Digital Pendataan Pekerja Migran
3 jam yang lalu
Kereta Lebaran Jarak...
Kereta Lebaran Jarak Jauh Masih Tersedia 1,4 Juta Kursi
5 jam yang lalu
Efek Perang Dagang,...
Efek Perang Dagang, Harga Emas Ukir Sejarah Baru Tembus Level USD3.000
6 jam yang lalu
PBJT atas Jasa Parkir...
PBJT atas Jasa Parkir di Jakarta, Ini Ketentuan Baru yang Perlu Diketahui
9 jam yang lalu
Infografis
Korea Selatan Krisis...
Korea Selatan Krisis Politik, Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved