15 Emiten Baru di 2016 Jadi Paling Rendah dalam 7 Tahun

Jum'at, 30 Desember 2016 - 20:02 WIB
15 Emiten Baru di 2016...
15 Emiten Baru di 2016 Jadi Paling Rendah dalam 7 Tahun
A A A
JAKARTA - Perusahaan yang mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) pada 2016 menjadi yang terendah selama 7 tahun terakhir, dimana hingga tutup tahun hanya ada 15 emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Darmin Nasution menerangkan kualitas Good Corporate Governance (GCG) dari perusahaan terbuka di BEI juga masih tertinggal.

"Kita juga harus berani baca berita tidak bagusnya adalah jumlah IPO. Catatan saya menunjukkan ada 15 emiten dan itu terendah selama tujuh tahun terakhir," ujarnya di Gedung BEI di Jakarta, Jumat (30/12/2016).

Lebih lanjut dia menyoroti lemahnya kualitas Good Corporate Governance (GCG) dari perusahaan terbuka di BEI yang menurutnya hal itu menjadi tolak ukur integritas pasar modal Indonesia. "Kemudian keluar dari aspek kuantitas, kalau kita lihat kualitas GCG kita masih tertinggal. Itu segi yg menentukan integritas pasar modal kita," katanya.

Di sisi lain, mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini menyampaikan, kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 15,32% pada penutupan tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya merupakan pencapaian bagus. Terlebih saat kondisi perekonomian global yang penuh gejolak.

"Saya kira apa yang kita capai tahun ini dalam situasi ekonomi dunia yang penuh kejutan menciptakan kekhawatiran di belahan dunia. Apa yang kita capai kenaikan 15,32% patut kita banggakan," tutur dia.

Menurutnya, pencapaian itu menjadikan indeks saham Indonesia tertinggi nomor 2 di kawasan Asia Pasifik. Ini mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar modal Tanah Air. "Tadi sudah disampaikan capaian itu nomor dua di Asia Pasifik dan nomor satu di emerging country," ungkapnya.

"Surat utang sudah tembus Rp113 triliun kapitalisasinya. Bahkan Surat Utang Negara (SUN) Rp470 triliun, itu menunjukkan bahwa pasar modal kita, bursa efek kita tak hanya dukung pembiayaan korporat perusahaan tapi pemerintah negara. Tentu itu berita bagusnya," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5580 seconds (0.1#10.140)