Cabai Rawit Merah di Cirebon Rp200.000/Kg

Kamis, 12 Januari 2017 - 21:31 WIB
Cabai Rawit Merah di...
Cabai Rawit Merah di Cirebon Rp200.000/Kg
A A A
CIREBON - Harga cabai rawit merah (cabai setan) di Cirebon, Jawa Barat, tembus hingga Rp200.000 per kilogram (kg). Kenaikan harga cabai memicu turunnya daya beli masyarakat.

Kemarin, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Cirebon menggelar sidak ke tiga pasar tradisional di Kota Cirebon, menyikapi kenaikan harga sejumlah komoditas, khususnya cabai. Ketiga pasar yang disidak masing-masing Pasar Perumnas, Pasar Pagi, dan Pasar Kanoman.

Di Pasar Pagi, tim menemukan harga cabai rawit merah tembus hingga Rp200 ribu per kg dari sebelumnya Rp60 ribu per kg. Kenaikan harga yang tergolong luar biasa itu dikeluhkan pedagang telah mengurangi jumlah pembeli dari biasanya.

"Sudah sekitar seminggu ini harga cabai rawit setan Rp200 ribu. Pembeli jadi berkurang, malah hampir tak ada yang membeli," keluh seorang pedagang, Sarah, Kamis (12/1/2017).

Selain cabai rawit merah, kenaikan harga juga terjadi pada cabai merah keriting dari normal Rp40.000 per kg menjadi Rp70.000 per kg. Serupa dengan cabai rawit merah, kenaikan itu juga diakui pedagang, berlangsung selama sepekan terakhir.

Sementara, di Pasar Perumnas, cabai rawit merah dihargai Rp120.000/kg dari normal Rp60.000/kg. Rata-rata pedagang mengaku kenaikan harga cabai dipicu kegagalan panen. "Katanya musim hujan membuat banyak tanaman cabai busuk sehingga petani gagal panen," ungkap seorang pedagang di Pasar Perumnas, Ida.

Serupa dengan Sarah, Ida pun mengaku kehilangan banyak pembelinya. Bahkan para pedagang lebih memilih tidak menjual cabai.

"Awalnya saya juga jualan cabai rawit merah. Tapi setelah harganya terus naik dan tak ada pembeli, saya tidak menyetoknya lagi," ungkap seorang pedagang di Pasar Pagi, Marfuah.

Menurutnya, para pembeli rata-rata akhirnya memilih membeli cabai jenis lain. Menurutnya, dibanding bulan lalu, harga cabai rawit merah terus mengalami peningkatan tajam.

Sementara itu, seorang petani cabai yang berhasil ditemui di Pasar Pagi, Sunardi tak menampik banyak cabai yang dipanen cepat membusuk. Tidak hanya itu, tanaman cabai pun banyak yang rusak akibat tingginya intensitas hujan belakangan ini.

"Dalam cuaca seperti sekarang, hasil panen cabai lebih cepat membusuk. Apalagi kalau hujan deras, cabai juga lebih rentan terjangkit penyakit bahkan mati," ujarnya.

Menurutnya, kenaikan harga cabai sendiri tak terlalu dirasakan petani. Sekalipun harganya mahal, penghasilan para petani menurun drastis lantaran banyak pohon cabai yang rusak ataupun mati.

"Dari petani, harga cabai dijual Rp60 ribu sampai Rp70 ribu per kilogram kepada bandar. Biasanya, bandar langsung datang ke rumah petani untuk mengambil cabai," tutur petani asal Kabupaten Kuningan ini.

Imbas tingginya intensitas hujan turut mengganggu masa panen cabai, mengingat biasanya cabai bisa dipanen dalam waktu 15-20 hari. Namun kini, cabai baru bisa dipanen dalam waktu 30 hari.

Asisten Daerah Perekonomian dan Pembangunan Kota Cirebon Yoyon Indrayana mengakui, harga cabai saat ini tengah tinggi. Kondisi itu telah membuat daya beli masyarakat turun. "Mereka akhirnya beli ketengan (eceran)," ujarnya.

TPID sendiri akan mengkaji situasi itu untuk memastikan penyebabnya. Bila pedagang mengakui cuaca menyebabkan gagal panen cabai, pihaknya akan melihat kemungkinan lain. Menurutnya, kemungkinan lain bisa saja menjadi penyebab kenaikan harga sejumlah komoditas, khususnya cabai, seperti kenaikan harga bahan bakar yang mempengaruhi distribusi ataupun permainan pedagang grosir.

Sidak sendiri disebutnya sebagai antisipasi melonjaknya inflasi Kota Cirebon atas kenaikan sejumlah komoditas, khususnya cabai. Tahun lalu, inflasi Kota Cirebon masuk lima terendah di Indonesia.

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Cirebon Abdul Madjid Ikram menyebut, dalam sidak hari itu dipantau kondisi sepuluh komoditas di pasar tradisional Kota Cirebon seperti cabai, bawang, daging ayam, daging sapi, minyak goreng, dan lainnya. Dia mengklaim, dari sepuluh komoditas itu, fluktuasi harga tak terlalu melonjak.

"Rata-rata harga seluruh komoditas itu tak terlalu melonjak. Yang fluktuatif terutama cabai rawit merah," cetusnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0754 seconds (0.1#10.140)