Perekonomian Masih Lemah, Ekspor RI 2016 Turun 3,95%

Senin, 16 Januari 2017 - 13:19 WIB
Perekonomian Masih Lemah,...
Perekonomian Masih Lemah, Ekspor RI 2016 Turun 3,95%
A A A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara kumulatif nilai ekspor Indonesia periode Januari-Desember 2016 mencapai USD144,43 miliar atau turun 3,95% dibanding periode yang sama tahun 2015. Penurunan ini disebabkan kondisi perekonomian nasional yang masih lemah.

"Perubahan pada Januari sampai Desember 2016 terhadap Januari sampai Desember 2015 dari total ekspor USD150,4 miliar 2015, pada 2016 ini menjadi USD144,4 miliar. Masih lebih rendah 3,95%," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (16/1/2017).

(Baca Juga: Neraca Perdagangan RI Desember 2016 Tercatat Surplus USD990 Juta)

Lebih lanjut dia menjelaskan, ekspor nonmigas mencapai USD131,34 miliar atau menurun 0,34%. "Ekspor nonmigas sekitar 91% secara persentase. Untuk ekspor nonmigas USD131,8 miliar pada 2015 menjadi USD131,34 miliar pada 2016. Minus 0,34%," terang dia.

Sementara, ekspor Indonesia pada Desember 2016 meningkat 1,99% dibanding November 2016, yaitu dari USD13,5 miliar menjadi USD13,77 miliar. Demikian juga dibandingkan dengan Desember 2015, ada peningkatan ekspor mencapai 15,57%.

Peningkatan ekspor Desember 2016, diterangkan Suhariyanto karena bertambahnya ekspor nonmigas 1,13% dari USD12.4 miliar menjadi USD12,54 miliar. Ekspor migas juga naik 11,66%, yaitu dari USD1,1 miliar menjadi USD1,23 miliar.

Dia menambahkan lonjakan ekspor migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah 10,67% menjadi USD443,9 juta. Demikian juga ekspor hasil minyak naik 30,69% menjadi USD91,4 juta dan ekspor gas naik 10,18% menjadi USD696,4 juta.

Sementara itu volume ekspor migas Desember 2016 terhadap November 2016 untuk minyak mentah naik 16,21% dan hasil minyak naik 0,22% dan gas naik 6,83%. Selanjutnya, harga minyak mentah Indonesia di pasar dunia naik dari USD43,25 per barel pada November 2016 menjadi USD51,09 per barel pada Desember 2016.

"Kenaikan dari migas ini karena harga komoditas naik. Utamanya minyak dan gas," paparnya.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1010 seconds (0.1#10.140)