Operasi Pasar Cabai Rawit di Cirebon Sepi Peminat
A
A
A
CIREBON - Operasi pasar cabai rawit merah yang digelar Bulog Cirebon kurang diminati warga. Bahkan warga lebih memilih membeli komoditas berupa sembako.
Kepala Sub Divisi Bulog Cirebon Titov Agus S menyebutkan, operasi pasar sudah digelar sejak Selasa (17/1). Selain cabai rawit merah, dalam operasi pasar itu, komoditas lain yang dijual berupa beras, gula pasir, dan minyak goreng.
"Tapi dari dua kali operasi pasar, cabai rawit merah malah kurang diminati warga. Padahal, kami menjualnya dalam ukuran ons," paparnya di Cirebon, Rabu (18/1/2017).
Dalam operasi pasar itu, pihaknya menjual cabai rawit merah seharga Rp6 ribu/ons. Harga ini jauh lebih murah dibanding harga pasaran dengan minimal Rp100 ribu/kg.
Penjualan dalam ukuran kecil ini juga dipilih karena jarang warga yang membeli cabai dalam jumlah besar hingga mencapai 1 kg. Namun, dari dua kali operasi pasar hingga hari ini, jumlah cabai rawit merah yang terjual hanya 2 kg.
Padahal, Bulog Cirebon menyiapkan 30 kg cabai rawit merah selama pelaksanaan operasi pasar. Dia mengatakan, warga justru banyak membeli sembako daripada cabai rawit.
"Beras, minyak goreng, sampai gula pasir lebih banyak diborong warga daripada cabai rawit merah," ujar dia.
Untuk beras, pihaknya menyiapkan 4 ton dengan harga Rp7.900/kg dan Rp8.500/kg. Beras dijual dalam kemasan 2 kg, 5 kg, dan 10 kg. Untuk gula pasir dijual Rp12.500/kg dan minyak goreng dijual Rp12 ribu/liter.
Selama dua hari pelaksanaan operasi pasar, beras yang sudah terjual lebih dari setengah ton. Untuk gula setiap hari rata-rata terjual hingga 200 kg.
Operasi pasar sembako dan cabai rawit merah digelar Bulog Sub Divisi Cirebon di lima titik yang berbeda setiap hari, masing-masing di Kantor Kelurahan Drajat, Kantor Kelurahan Argasunya, Kantor Kelurahan Lemahwungkuk, Kantor Kelurahan Kejaksan, dan kawasan olahraga Stadion Bima pada.
Kepala Sub Divisi Bulog Cirebon Titov Agus S menyebutkan, operasi pasar sudah digelar sejak Selasa (17/1). Selain cabai rawit merah, dalam operasi pasar itu, komoditas lain yang dijual berupa beras, gula pasir, dan minyak goreng.
"Tapi dari dua kali operasi pasar, cabai rawit merah malah kurang diminati warga. Padahal, kami menjualnya dalam ukuran ons," paparnya di Cirebon, Rabu (18/1/2017).
Dalam operasi pasar itu, pihaknya menjual cabai rawit merah seharga Rp6 ribu/ons. Harga ini jauh lebih murah dibanding harga pasaran dengan minimal Rp100 ribu/kg.
Penjualan dalam ukuran kecil ini juga dipilih karena jarang warga yang membeli cabai dalam jumlah besar hingga mencapai 1 kg. Namun, dari dua kali operasi pasar hingga hari ini, jumlah cabai rawit merah yang terjual hanya 2 kg.
Padahal, Bulog Cirebon menyiapkan 30 kg cabai rawit merah selama pelaksanaan operasi pasar. Dia mengatakan, warga justru banyak membeli sembako daripada cabai rawit.
"Beras, minyak goreng, sampai gula pasir lebih banyak diborong warga daripada cabai rawit merah," ujar dia.
Untuk beras, pihaknya menyiapkan 4 ton dengan harga Rp7.900/kg dan Rp8.500/kg. Beras dijual dalam kemasan 2 kg, 5 kg, dan 10 kg. Untuk gula pasir dijual Rp12.500/kg dan minyak goreng dijual Rp12 ribu/liter.
Selama dua hari pelaksanaan operasi pasar, beras yang sudah terjual lebih dari setengah ton. Untuk gula setiap hari rata-rata terjual hingga 200 kg.
Operasi pasar sembako dan cabai rawit merah digelar Bulog Sub Divisi Cirebon di lima titik yang berbeda setiap hari, masing-masing di Kantor Kelurahan Drajat, Kantor Kelurahan Argasunya, Kantor Kelurahan Lemahwungkuk, Kantor Kelurahan Kejaksan, dan kawasan olahraga Stadion Bima pada.
(izz)