Pertumbuhan KPR di Yogyakarta Melambat
A
A
A
YOGYAKARTA - Kondisi perekonomian yang belum pulih dan masih menunjukkan perlambatan berdampak pada penjualan rumah di Yogyakarta. Penetrasi produk kredit pemilikan rumah (KPR) di wilayah ini mengalami perlambatan pada 2016, daya beli masyarakat yang belum pulih mengakibatkan pencairan KPR juga melambat.
Bank Indonesia (BI) Yogyakarta menyebutkan, secara keseluruhan KPR tumbuh melambat dari tahun sebelumnya. Bank Indonesia menyebutkan, KPR tumbuh melambat 1,69% (year of year/yoy) menjadi 1,43%. Penurunan kredit KPR terutama terjadi pada rumah tipe kecil (21) dan tipe besar (70).
"Penurunan ini seiring dengan belum pulihnya daya beli konsumen pada sektor properti," tutur Kepala Perwakilan BI Yogyakarta, Budi Hanoto di Yogyakarta, Jumat (20/1/2017).
Belum pulihnya daya beli konsumen tersebut diindikasikan terjadi karena konsumen masih memprioritaskan kebutuhan utama. Sementara, porsi belanja barang maupun aset lainnya sedikit dikurangi.
Hal ini terkonfirmasi dari penurunan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama. Berdasarkan survei Konsumen yang mereka lakukan, Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama menurun dari 109,83 di triwulan II/2016 menjadi 104,17. Karena penurunan indeks tersebut menunjukkan adanya penurunan daya beli masyarakat.
Bank Indonesia (BI) Yogyakarta menyebutkan, secara keseluruhan KPR tumbuh melambat dari tahun sebelumnya. Bank Indonesia menyebutkan, KPR tumbuh melambat 1,69% (year of year/yoy) menjadi 1,43%. Penurunan kredit KPR terutama terjadi pada rumah tipe kecil (21) dan tipe besar (70).
"Penurunan ini seiring dengan belum pulihnya daya beli konsumen pada sektor properti," tutur Kepala Perwakilan BI Yogyakarta, Budi Hanoto di Yogyakarta, Jumat (20/1/2017).
Belum pulihnya daya beli konsumen tersebut diindikasikan terjadi karena konsumen masih memprioritaskan kebutuhan utama. Sementara, porsi belanja barang maupun aset lainnya sedikit dikurangi.
Hal ini terkonfirmasi dari penurunan Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama. Berdasarkan survei Konsumen yang mereka lakukan, Indeks Ketepatan Waktu Pembelian Barang Tahan Lama menurun dari 109,83 di triwulan II/2016 menjadi 104,17. Karena penurunan indeks tersebut menunjukkan adanya penurunan daya beli masyarakat.
(izz)