Chatib Basri Prediksi BI Tak Akan Turunkan Suku Bunga Tahun Ini
A
A
A
JAKARTA - Mantan Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri memprediksi, Bank Indonesia (BI) tahun ini tidak akan melonggarkan tingkat suku bunga acuannya (BI 7-days Reverse Repo Rate). Pasalnya, BI masih mengantisipasi kenaikan tingkat suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed rate pada 2017.
(Baca Juga: BI Dinilai Tak Bisa Bergerak karena The Fed)
Dia menilai, tahun ini ruang untuk BI melonggarkan kebijakan moneternya sangat tipis. Bahkan, bank sentral diperkirakan justru akan menaikkan tingkat suku bunganya merespon kenaikan suku bunga oleh The Fed.
"Dengan The Fed menaikkan bunga, maka BI gak punya ruang untuk menaikkan suku bunganya, kalau The Fed terus menaikkan suku bunganya, bukan tidak mungkin bagi pak Agus Marto (Gubernur BI) untuk naikkan suku bunganya 25 bps," katanya dalam Diskusi Kadin di Jakarta.
Terlepas dari hal itu, Chatib menilai kebijakan yang akan diambil Donald Trump (Presiden AS) ke depannya tidak akan sepenuhnya sama dengan apa yang dikatakannya saat kampanye dulu. Biasanya, seorang Presiden hanya bersikap realistis pada masa enam hingga sembilan bulan pertama menjabat.
"Saya selalu percaya 6-9 bulan presiden akan realistis dan akan ikut tren ekonomi dan politik. Jadi logika saya adalah yang ada di kampanye ya, dikampanye nanti kalau sudah berkuasa lain lagi. Tapi saya masih punya harapan dia akan berubah karena dia pengusaha. Pengusaha itu pragmatis," tegasnya.
(Baca Juga: BI Dinilai Tak Bisa Bergerak karena The Fed)
Dia menilai, tahun ini ruang untuk BI melonggarkan kebijakan moneternya sangat tipis. Bahkan, bank sentral diperkirakan justru akan menaikkan tingkat suku bunganya merespon kenaikan suku bunga oleh The Fed.
"Dengan The Fed menaikkan bunga, maka BI gak punya ruang untuk menaikkan suku bunganya, kalau The Fed terus menaikkan suku bunganya, bukan tidak mungkin bagi pak Agus Marto (Gubernur BI) untuk naikkan suku bunganya 25 bps," katanya dalam Diskusi Kadin di Jakarta.
Terlepas dari hal itu, Chatib menilai kebijakan yang akan diambil Donald Trump (Presiden AS) ke depannya tidak akan sepenuhnya sama dengan apa yang dikatakannya saat kampanye dulu. Biasanya, seorang Presiden hanya bersikap realistis pada masa enam hingga sembilan bulan pertama menjabat.
"Saya selalu percaya 6-9 bulan presiden akan realistis dan akan ikut tren ekonomi dan politik. Jadi logika saya adalah yang ada di kampanye ya, dikampanye nanti kalau sudah berkuasa lain lagi. Tapi saya masih punya harapan dia akan berubah karena dia pengusaha. Pengusaha itu pragmatis," tegasnya.
(akr)