Konversi BBM ke Elpiji, Pemerintah Tingkatkan Ekonomi Nelayan
A
A
A
KARANGASEM - Pemerintah terus berupaya meningkatkan taraf ekonomi masyarakat pesisir yang mayoritas nelayan dengan menggulirkan program pengadaan paket konversi bahan bakar minyak (BBM) ke elpiji.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun ini akan dibagikan 24.000 paket konversi akan dibagikan di 26 Kabupaten/Kota, di antaranya Bali, Lombok, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan
“Progam konversi BBM ke elpiji ini bertujuan membantu nelayan menghemat bahan bakar sehingga dapat meningkatkan produksi ikan tangkap mereka,” ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan, saat meninjau penerimaan manfaat program konversi BBM ke elpiji nelayan di Karangasem, Bali, Minggu (29/1/2017).
Menurut Jonan, penghematan menggunakan gas elpiji cukup signifikan dibanding menggunakan BBM. Dia merinci penghematan biaya nelayan jika menggunakan elpiji subsidi 3 kilogram dengan harga Rp17.000 dapat mencapai 62,35% atau setara Rp28.150 per hari.
“Tentunya program ini sesuai dengan harapan kami yaitu memberikan dampak meningkatkan taraf ekonomi nelayan tradisional karena penerimaan kapasitas ikan tangkapnya akan lebih besar,” kata Jonan.
Dia mengatakan bahwa paket konversi terdiri dari mesin, tabung elpiji 3 kg, long tail dan konverter kit dengan biaya rata-rata Rp7-12 juta per paket. Sementara penyebaran paket konversi elpiji tahun ini akan dilakukan bertahap mulai bulan Maret-Desember dengan kriteria penerima manfaat untuk nelayan kecil yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 gross tonnage dengan daya mesin di bawah 13 horse power.
“Kami khususkan bagi nelayan dengan menggunakan mesin motor tempel yang beroperasi harian,” katanya.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun ini akan dibagikan 24.000 paket konversi akan dibagikan di 26 Kabupaten/Kota, di antaranya Bali, Lombok, Sulawesi, Sumatera dan Kalimantan
“Progam konversi BBM ke elpiji ini bertujuan membantu nelayan menghemat bahan bakar sehingga dapat meningkatkan produksi ikan tangkap mereka,” ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan, saat meninjau penerimaan manfaat program konversi BBM ke elpiji nelayan di Karangasem, Bali, Minggu (29/1/2017).
Menurut Jonan, penghematan menggunakan gas elpiji cukup signifikan dibanding menggunakan BBM. Dia merinci penghematan biaya nelayan jika menggunakan elpiji subsidi 3 kilogram dengan harga Rp17.000 dapat mencapai 62,35% atau setara Rp28.150 per hari.
“Tentunya program ini sesuai dengan harapan kami yaitu memberikan dampak meningkatkan taraf ekonomi nelayan tradisional karena penerimaan kapasitas ikan tangkapnya akan lebih besar,” kata Jonan.
Dia mengatakan bahwa paket konversi terdiri dari mesin, tabung elpiji 3 kg, long tail dan konverter kit dengan biaya rata-rata Rp7-12 juta per paket. Sementara penyebaran paket konversi elpiji tahun ini akan dilakukan bertahap mulai bulan Maret-Desember dengan kriteria penerima manfaat untuk nelayan kecil yang memiliki kapal ukuran di bawah 5 gross tonnage dengan daya mesin di bawah 13 horse power.
“Kami khususkan bagi nelayan dengan menggunakan mesin motor tempel yang beroperasi harian,” katanya.
(dmd)