CEO Starbucks Siap Pekerjakan 10.000 Pengungsi yang Diusir Trump

Senin, 30 Januari 2017 - 11:47 WIB
CEO Starbucks Siap Pekerjakan...
CEO Starbucks Siap Pekerjakan 10.000 Pengungsi yang Diusir Trump
A A A
SEATTLE - Chief Executive Officer Starbucks Corp (SBUX.O) Howard Schultz mengatakan, pada akhir pekan kemarin bahwa perusahaan berencana untuk memperkerjakan 10.000 pengungsi selama lima tahun di 75 negara. Pernyataan ini dilontarkan hanya berselang dua hari setelah perintah eksekutif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melarang pengungsi danmembatasi kedatangan dari tujuh negara mayoritas muslim.

Seperti dilansir Reuters, Senin (30/1/2017) Trump pada Jumat, kemarin menangguhkan seluruh penerimaan pengungsi dan sementara melarang wisatawan dari Syria dan enam negara mayoritas musim lainnya. Pengusaha eksentrik itu beralasan kebijakan tersebut untuk membantu melindungi Amerika dari serangan teroris. Sontak keputusan Trump itu langsung memicu kritik luas secara internasional, serta amarah dari aktivis hak-hak sipil dan pegiat dan kelompok HAM.

Lewat sebuah surat edaran, pemimpin Starbucks Schultz mengatakan kepada karyawannya bakal melakukan segala kemungkinan untuk membantu para pekerja yang terkena pengaruh dari kebijakan Trump tersebut. "Upaya perekrutan diumumkan pada hari Minggi kemarin, bakal dimulai di Amerika Serikat dengan fokus kepada orang-orang yang telah melayani pasukan AS sebagai peterjemah dan personal pendukung di berbagai negara yang telah meminta dukungan tersebut," ujar Schultz.

Seperti diketahui Schultz sendiri telah berbicara mengenai berbagai isu dan menempatkan Starbucks dalam sorotan nasional. Salah satunya adalah meminta pelanggan untuk tidak membawa senjata ke dalam toko-toko Starbuck, dan melarang percakapan rasisme. Sementara Schultz juga menerangkan bahwa karyawan yang kehilangan hak kesehatan mereka setelah dicabutnya Undang-undang (UU) kesehatan oleh Trump, bisa kembali ke asuransi kesehatan Starbucks.

Sebelumnya Trump dan legislatif yang dikuasai oleh Partai Republik berusaha untuk membatalkan bantuan kesehatan atau yang lebih dikenal sebagai Obamacare. Schultz sendiri akan memilih mengundurkan diri dari jabatannya tahun depan, setelah membesarkan perusahaan kopi dan jaringan kedai kopi global asal AS tersebut. Dijadwalkan Kevin Johnson bakal menggantikan Schultz sebagai bos baru Starbucks pada April, mendatang. Schultz juga menegaskan komitmen perusahaan untuk tetap menjalin perdagangan dengan Meksiko, meski negara tersebut sedang berseteru dengan Trump.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0849 seconds (0.1#10.140)