Jokowi Apresiasi Alfamart Turut Tingkatkan Kualitas Pendidikan
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi upaya sektor industri swasta untuk turut mengembangkan sektor pendidikan Indonesia. Khususnya kerja sama yang dilakukan dengan pihak sekolah.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat meninjau Laboratorium Ritel yang dihibahkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart dan Alfamidi) untuk dikelola pihak sekolah SMKN 1 Tempel, Sleman, Yogyakarta, hari ini.
"Saya kira ini Alfamart Class bagus. Kita memang butuh program besar untuk merombak program kejuruan kita. Hal seperti itu yang kita inginkan. Kita bekerja sama dengan industri swasta seperti ini jadi bisa dilakukan training. Mulai dari penataan barang, melayani konsumen dan cara memasarkan produk," katanya usai berbincang dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy dan Corporate Affair Director Alfamart Solihin.
Selain meninjau laboratorium ritel Alfamart Class tersebut, kedatangan presiden ini juga dalam rangka membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada ribuan siswa di Yogyakarta.
Solihin mendukung pernyataan Jokowi bahwa peran swasta sangat dibutuhkan untuk menyiapkan kemampuan SDM generasi muda bangsa khususnya di bidang pendidikan. Sebagai perusahaan ritel yang hadir di tengah masyarakat, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk selalu menjalankan program tanggung jawab sosial berkelanjutan, salah satunya melalui program pendidikan ritel bagi siswa SMK, Alfamart Class.
"Program yang telah berjalan sejak 2011 ini diharapkan dapat menciptakan lulusan SMK yang memiliki daya saing tinggi, terampil, dan siap bekerja di lingkungan perusahaan. Khususnya di industri ritel, dengan berbagai kompetensi yang telah dimiliki," jelas Solihin.
Melalui program tersebut, Alfamart bekerja sama dengan SMK yang memiliki jurusan bisnis atau manajemen pemasaran. Perusahaan lalu melakukan sinkronisasi kurikulum pendidikan ritel, memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar dan siswa.
Selain itu, perusahaan juga menghibahkan Laboratorium Ritel sebagai media praktik belajar siswa di sekolah. Hingga akhir 2016, sudah ada 144 Alfamart Class di 67 wilayah Indonesia.
"Ini salah satu upaya perusahaan menciptakan keselarasan program pendidikan dengan kebutuhan industri ritel melalui transfer knowledge dan praktik pembelajaran yang komprehensif. Apalagi kebutuhan tenaga kerja di industri ritel terbilang besar. Setiap tahunnya, Alfamart banyak menerima lulusan dari jenjang pendidikan SMA/SMK," papar dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, program Alfamart Class ini sebagai contoh bahwa pendidikan di SMK saat ini butuh lebih banyak praktik langsung.
"Ini contohnya. Bagus kalau langsung dimasukkan ke kurikulum. Jadi pendidikan nantinya sebagian besar akan praktik langsung. Sedikit teori. Kerja sama di dunia usaha akan kita perbanyak," katanya.
Mereka yang mengikuti program Alfamart Class dapat langsung bekerja di Alfamart. Selain itu, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, lulusan Alfamart Class juga bisa membuka usaha ritel secara mandiri.
Kepala SMKN 1 Tempel, Sleman, Nunung Sulastri menyambut baik kerja sama program Alfamart Class ini. Menurutnya, sinkronisasi kurikulum pendidikan di jenjang SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan industri sangat diperlukan.
Para siswa program ini dibekali dengan berbagai kompetensi seperti pengetahuan produk, transaksi dan administrasi penjualan, ketersediaan produk, prosedur kerja, kerja sama tim hingga pelayanan pelanggan.
Hal itu diungkapkan Jokowi saat meninjau Laboratorium Ritel yang dihibahkan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart dan Alfamidi) untuk dikelola pihak sekolah SMKN 1 Tempel, Sleman, Yogyakarta, hari ini.
"Saya kira ini Alfamart Class bagus. Kita memang butuh program besar untuk merombak program kejuruan kita. Hal seperti itu yang kita inginkan. Kita bekerja sama dengan industri swasta seperti ini jadi bisa dilakukan training. Mulai dari penataan barang, melayani konsumen dan cara memasarkan produk," katanya usai berbincang dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy dan Corporate Affair Director Alfamart Solihin.
Selain meninjau laboratorium ritel Alfamart Class tersebut, kedatangan presiden ini juga dalam rangka membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) kepada ribuan siswa di Yogyakarta.
Solihin mendukung pernyataan Jokowi bahwa peran swasta sangat dibutuhkan untuk menyiapkan kemampuan SDM generasi muda bangsa khususnya di bidang pendidikan. Sebagai perusahaan ritel yang hadir di tengah masyarakat, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk selalu menjalankan program tanggung jawab sosial berkelanjutan, salah satunya melalui program pendidikan ritel bagi siswa SMK, Alfamart Class.
"Program yang telah berjalan sejak 2011 ini diharapkan dapat menciptakan lulusan SMK yang memiliki daya saing tinggi, terampil, dan siap bekerja di lingkungan perusahaan. Khususnya di industri ritel, dengan berbagai kompetensi yang telah dimiliki," jelas Solihin.
Melalui program tersebut, Alfamart bekerja sama dengan SMK yang memiliki jurusan bisnis atau manajemen pemasaran. Perusahaan lalu melakukan sinkronisasi kurikulum pendidikan ritel, memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar dan siswa.
Selain itu, perusahaan juga menghibahkan Laboratorium Ritel sebagai media praktik belajar siswa di sekolah. Hingga akhir 2016, sudah ada 144 Alfamart Class di 67 wilayah Indonesia.
"Ini salah satu upaya perusahaan menciptakan keselarasan program pendidikan dengan kebutuhan industri ritel melalui transfer knowledge dan praktik pembelajaran yang komprehensif. Apalagi kebutuhan tenaga kerja di industri ritel terbilang besar. Setiap tahunnya, Alfamart banyak menerima lulusan dari jenjang pendidikan SMA/SMK," papar dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, program Alfamart Class ini sebagai contoh bahwa pendidikan di SMK saat ini butuh lebih banyak praktik langsung.
"Ini contohnya. Bagus kalau langsung dimasukkan ke kurikulum. Jadi pendidikan nantinya sebagian besar akan praktik langsung. Sedikit teori. Kerja sama di dunia usaha akan kita perbanyak," katanya.
Mereka yang mengikuti program Alfamart Class dapat langsung bekerja di Alfamart. Selain itu, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh, lulusan Alfamart Class juga bisa membuka usaha ritel secara mandiri.
Kepala SMKN 1 Tempel, Sleman, Nunung Sulastri menyambut baik kerja sama program Alfamart Class ini. Menurutnya, sinkronisasi kurikulum pendidikan di jenjang SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan industri sangat diperlukan.
Para siswa program ini dibekali dengan berbagai kompetensi seperti pengetahuan produk, transaksi dan administrasi penjualan, ketersediaan produk, prosedur kerja, kerja sama tim hingga pelayanan pelanggan.
(izz)