Goldman Sachs Pindahkan Staf dari Inggris Menuju AS

Kamis, 09 Februari 2017 - 11:37 WIB
Goldman Sachs Pindahkan...
Goldman Sachs Pindahkan Staf dari Inggris Menuju AS
A A A
LONDON - Goldman Sachs yang mempunyai operasi di London dikonfirmasi oleh pihak perusahaan bakal segera menutup aktivitas mereka dan memindahkan para staf ke New York, Amerika Serikat. Sekitar delapan anggota staf yang merupakan bagian dari tim Goldman Sachs Investment Partners (GSIP) di London diberitahukan telah memulai hijrah.

(Baca Juga: Brexit, Bank Besar Masih Wait and See Sebelum Tinggalkan Inggris
Keputusan ini diambil menyusul kepergian dari Direktur Pengelolaan Nick Advani. Meski begitu seperti dilansir BBC, Kamis (9/2/2017) pihak Goldman Sachs mengatakan bahwa langkah perpindahan tersebut tidak ada hubungannya dengan keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) alias Brexit.

"Ini adalah keputusan dengan alasan khusus untuk GSIP, salah satu tim investasi Goldman Sachs. Sehingga tidak boleh ditafsirkan sebagai sesuatu apapun itu," bunyi pernyataan pihak Goldman Sachs.

Sebelumnya Advani. mengumumkan tahun lalu bahwa ia akan melangkah dari perannya sebagai Direktur, dimana saat dia menjabat sebagai Direktur Penasehat bersama Goldman. GSIP sendiri didirkan pada tahun 2008 dengan aset mencapai USD7 miliar dimana pada saat itu menjadi salah satu yang terbesar. Mereka juga memiliki kantor di New York, Hong Kong dan Tokyo, serta London.

Tim tersebut merupakan bagian dari Goldman Sachs Asset Management, manajer investasi dengan USD1,15 triliun aset di bawah pengawasan. Berita kepindahan staf GSIP mencuat di tengah spekulasi bahwa banyak tenaga kerja sektor keuangan yang berbasis di London kemungkinan bakal bermigrasi ke kota-kota di seluruh Eropa seperti Dublin, Paris atau Frankfurt.

HSBC dan UBS telah memperingatkan bahwa mereka bakal memindahkan beberapa staf mereka dari London ke Luar Negeri ketika Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa (UE). Bulan lalu, Chief Executive Goldman Sachs Lloyd Blankfein mengatakan, bank sudah bergerak ke London, tapi saat ini menunjukkan lambatnya keputusan itu.
(akr)
Berita Terkait
Menanti Gebrakan Ekonomi...
Menanti Gebrakan Ekonomi PM Inggris Rishi Sunak
Keuangan Inggris Terburuk...
Keuangan Inggris Terburuk Sejak 1945, Menkeu Baru Rachel Reeves Salahkan Pendahulunya
Inggris Masih Resesi,...
Inggris Masih Resesi, Ekonominya Minus 9,6 Persen pada Kuartal III
5 Fakta Resesi Ekonomi...
5 Fakta Resesi Ekonomi Inggris dan Apa Saja Dampaknya
Ekonomi Inggris Jatuh...
Ekonomi Inggris Jatuh ke Dalam Resesi pada Akhir 2023
Inggris Keluar dari...
Inggris Keluar dari Resesi usai Ekonominya Tumbuh Tercepat 2 Tahun
Berita Terkini
Satu Dekade, Lionel...
Satu Dekade, Lionel Group Komit Beri Pelayanan Terbaik ke Pelanggan dan Mitra Bisnis
2 jam yang lalu
JPMorgan Bunyikan Alarm...
JPMorgan Bunyikan Alarm Resesi Amerika, Ini Biang Keroknya
2 jam yang lalu
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
3 jam yang lalu
Konsolidasi Aset BUMN...
Konsolidasi Aset BUMN Masuk Tahap Akhir, Begini Bocoran CEO Danantara
3 jam yang lalu
Arsari Group Sangkal...
Arsari Group Sangkal Hashim Jabat Preskom di PT TMS
4 jam yang lalu
Efek FCTC Bikin Pelaku...
Efek FCTC Bikin Pelaku Industri Tembakau Was-was
4 jam yang lalu
Infografis
Musuh-musuh Utama AS...
Musuh-musuh Utama AS dan NATO akan Gelar Latihan Perang
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved