Harga Minyak Naik 2% Berkat Kesepakatan OPEC
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak dunia naik sekitar 2% pada penutupan perdagangan Jumat (10/2/2017), setelah kabar kesepakatan OPEC untuk memperpanjang pemangkasan produksi.
Melansir dari Reuters, Sabtu (11/2/2017), harga minyak mentah Brent International naik USD1,04 atau 1,9% ke level USD56,67 per barel pada pukul 15:49 GMT.
Sementara itu, harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) bertambah 95 sen atau 1,8% ke level USD53,95 per barel.
Sebanyak 11 anggota OPEC kembali bersepakat untuk memangkas produksi si emas hitam, sebagaimana yang dilakukan pada Januari kemarin. Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan pada Jumat bahwa pemotongan produksi dari anggota OPEC sepanjang Januari lewat mencapai 90% dari volume yang disepakati.
“Beberapa produsen, terutama Arab Saudi memimpin pemotongan produksi lebih dari yang disepakati,” ujar lembaga tersebut.
IEA lantas menyarankan negara-negara industri untuk bijak dalam kebijakan energinya. Pasalnya, bila OPEC terus mempertahankan program pemotongan produksi, maka pasokan minyak global bisa turun sekitar 600.000 barel per hari dalam enam bulan ke depan.
Meski demikian, IEA berharap pemotongan produksi tidak menganggu permintaan minyak global pada tahun 2017, yang diperkirakan naik hingga 100.000 barel per hari.
Sementara itu, perusahaan bidang energi Baker Hughes mempublikasikan bahwa data jumlah rig AS terus meningkatkan aktivitasnya. Kepala Analisa Komoditas di SEB, Bjarne Schieldrop mengatakan 198 rig minyak baru AS akan datang pada tahun ini, bertambah 51 dari tahun sebelumnya.
"Kami menghitung bahwa satu rig tambahan akan menyebabkan aliran sumur baru yang secara kumulatif akan menghasilkan 5,3 juta barel pada akhir 2019," katanya.
Melansir dari Reuters, Sabtu (11/2/2017), harga minyak mentah Brent International naik USD1,04 atau 1,9% ke level USD56,67 per barel pada pukul 15:49 GMT.
Sementara itu, harga minyak mentah Amerika Serikat, West Texas Intermediate (WTI) bertambah 95 sen atau 1,8% ke level USD53,95 per barel.
Sebanyak 11 anggota OPEC kembali bersepakat untuk memangkas produksi si emas hitam, sebagaimana yang dilakukan pada Januari kemarin. Badan Energi Internasional (IEA) melaporkan pada Jumat bahwa pemotongan produksi dari anggota OPEC sepanjang Januari lewat mencapai 90% dari volume yang disepakati.
“Beberapa produsen, terutama Arab Saudi memimpin pemotongan produksi lebih dari yang disepakati,” ujar lembaga tersebut.
IEA lantas menyarankan negara-negara industri untuk bijak dalam kebijakan energinya. Pasalnya, bila OPEC terus mempertahankan program pemotongan produksi, maka pasokan minyak global bisa turun sekitar 600.000 barel per hari dalam enam bulan ke depan.
Meski demikian, IEA berharap pemotongan produksi tidak menganggu permintaan minyak global pada tahun 2017, yang diperkirakan naik hingga 100.000 barel per hari.
Sementara itu, perusahaan bidang energi Baker Hughes mempublikasikan bahwa data jumlah rig AS terus meningkatkan aktivitasnya. Kepala Analisa Komoditas di SEB, Bjarne Schieldrop mengatakan 198 rig minyak baru AS akan datang pada tahun ini, bertambah 51 dari tahun sebelumnya.
"Kami menghitung bahwa satu rig tambahan akan menyebabkan aliran sumur baru yang secara kumulatif akan menghasilkan 5,3 juta barel pada akhir 2019," katanya.
(ven)